[vol. 1] 43. Masalalu Angkasa

5.1K 747 131
                                    

Cuma karena kita sahabatan dari kecil, bukan berarti lo tau segala-galanya yang berkaitan dengan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuma karena kita sahabatan dari kecil, bukan berarti lo tau segala-galanya yang berkaitan dengan gue.

***

Di sebuah kafe yang tidak jauh dari perumahan rumah mereka, Angkasa dan Galen duduk di satu meja yang bernuansa dingin. Bukan seperti dua orang sahabat kecil yang sedang menghabiskan waktu bersama, keduanya justru bersikap seperti dua orang asing yang bermusuhan atas konflik yang tak terselesaikan.

"Lo suka sama Sakura?" tembak Angkasa yang memang pada dasarnya tidak suka basa-basi, atau apapun hal yang sifatnya bertele-tele.

Di luar prediksi Angkasa, Galen nampak tenang menanggapi, "Kalau iya emang kenapa?"

"Hubungan lo sama Viola belum resmi berakhir. Jadi jangan sakiti Sakura," tandas Angkasa.

Galen tersenyum miring. "Kalau begitu apa kabarnya sama hubungan lo dan Raya?"

Angkasa diam sesaat. Bisa sekali Galen bicara soal Raya, menyebut nama gadis itu bahkan di saat dia belum pernah melihatnya. "Tahu apa lo soal Raya?"

"Gue ini sahabat lo, Sa. Kita kenal udah dari kecil. Lo tahu semua hal yang berkaitan dengan gue. Begitupun gue. Gue tahu apapun yang berkaitan dengan lo, walau sekalipun lo nggak pernah cerita ke gue," terang Galen.

Angkasa memalingkan matanya. "Lo nggak tahu apa-apa."

Tanpa banyak berkata, Galen langsung memperlihatkan foto Raya yang diambilnya dari dalam dompet. "Lo nggak perlu ngelak lagi, karena gue udah punya buktinya."

Angkasa merampas foto itu. Sorot matanya yang nanar sarat akan kebencian, benar-benar menusuk bola mata Galen, sementara tangannya yang lain mengepal menahan emosi.

"Gue tahu Raya adalah seseorang yang spesial dalam hidup lo, dan sampai saat ini lo masih sayang kan sama dia?" tebak Galen.

Alih-alih menjawab, susah payah Angkasa menahan emosinya yang tertampung dalam kepalan tangannya dan mengatur deru napasnya yang memburu.

"Kalau lo udah punya seseorang yang spesial dalam hidup lo, terus buat apalagi lo ngedeketin Sakura? Buat ngasih dia harapan, terus lo sakitin dia?"

"Lo bener. Raya emang spesial dalam hidup gue. Gue sayang sama dia," jujur Angkasa, yang kemudian menekan lagi, "Tapi kenyataannya sekarang dia udah nggak ada. Apa lo tahu itu?" tanyanya kini, dengan sorot dan intonasi yang tegas.

Kali ini giliran Galen yang dibungkam oleh kata-kata Angkasa. "Nggak ada, maksudnya?"

"Cuma karena kita sahabatan dari kecil, bukan berarti lo tau segala-galanya yang berkaitan dengan gue, Len. Apalagi soal Raya." Setelahnya Angkasa pergi acuh tak acuh, menyisakan Galen yang masih diam tak bergeming di pijakannya.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang