Feng Ru Ai - 7

16K 1.1K 7
                                    

Buat kalian yang belum baca cerita saya yang lain tapi udah keburu dihapus, tenang aja say semuanya udah ada versi ebooknya 🤗

Kalian cuma perlu beli ebooknya di aplikasi google play yang ada di ponsel pintar kalian 😉, tenang aja versi ebook jelas beda dengan versi wattpad karena versi ebook lengkap dengan extra part dan epilog 😘 . Sebelum beli, saya kasih WARNING buat yang dibawah umur, jangan pada coba - coba beli yah 😅 karena ada beberapa part yang mengandung unsur dewasa di beberapa cerita saya.

Buat kalian yang bingung bagaimana cara menemukan cerita saya di google play, kalian tinggal ketik 'Baekhyun_G' dikolom pencarian 😂 semua buku saya pasti akan muncul seperti gambar yang di bawah;

Buat kalian yang bingung bagaimana cara menemukan cerita saya di google play, kalian tinggal ketik 'Baekhyun_G' dikolom pencarian 😂 semua buku saya pasti akan muncul seperti gambar yang di bawah;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















Finally, tetap santai yah say 😚 sesantai saya update cerita ini perlahan - lahan ❤

.

Entah apa yang sebenarnya yang terjadi pada kediaman mereka, mereka jelas - jelas baru saja membawa Feng Ru Ai pulang beberapa waktu yang lalu. Lantas bagaimana bisa putri bungsu jendral Holing itu tiba - tiba menghilang?

Ini aneh. Bagaimana tidak? Kediaman Feng merupakan kediaman seorang jendral besar, bagaimana bisa gadis berusia 16 tahun hilang dari pengawasan para penjaga dan prajurit yang sudah di perketat oleh jendral besar Holing dan wakil jendral Qiang.

Terlebih lagi Feng Ru Ai bukanlah anak kecil yang keberadaannya sulit dicari, ia adalah seorang nona muda yang telah memasuki usia yang pantas untuk menikah. Jika Feng Ru Ai menghilang disaat kondisinya masih lemah seperti yang dokter kerajaan BoQing katakan, lantas bagaimana ia bisa bertahan di kondisi yang masih lemah dan rapuh seperti itu?

Mungkin saja mereka kurang teliti mencari putri bungsu kediaman keluarga Feng, tidak mungkin Ai pergi jauh dari kediaman kecuali jika putri bungsu kediaman keluarga Feng di culik.

Memikirkan hal itu lantas membuat Qiang bergerak cepat, sebelum ia keluar melalui pintu ruang kerja ayahnya, Qiang sempat menoleh dan berkata "Kurasa ayah harusnya segera meminta bantuan yang mulia kaisar, jika tak ingin terjadi apa - apa dengan mei mei" kata Qiang memperingati jendral Holing untuk lekas bertindak.

Jendral Holing dengan sigap lantas menyambar lencana identitas militer khusus untuk para petinggi militer, ia berniat meminta bantuan pada yang mulia kaisar Wei sore ini juga. Jendral Holing tak ingin menunda - nunda, pasalnya ini menyangkut keselamatan putrinya juga menyangkut mengenai dalang dari pelaku penculikan putra mahkota Rui.

"Keistana sekarang!" Perintah jendral Holing pada para prajuritnya.

.
.
.

Ai tidak tahu mengapa ketika ia bangun dari tidurnya, ia sudah berada di tengah hutan yang nampak sangat gelap padahal hari masih sore.

Mungkin karena pepohonan yang tumbuh tinggi dan rindang yang membuat pencahayaan di dalam hutan tersebut minim, sehingga Ai yang berada di tengah hutan merasakan aura dingin ketakutan yang mencekam.

Ai tidak tahu, mengapa kakinya membawanya melangkah pergi dari kediaman keluarga Feng menuju hutan yang tidak jauh dari belakang kediaman besar tersebut. Ai tidak tahu, mengapa hatinya seakan terpanggil untuk menuju suatu tempat yang ada di tengah hutan yang nampak sangat menyeramkan tersebut.

Semilir angin akhir musim gugur tak mampu mematahkan keinginan Ai menyusuri jalan setapak penuh bebatuan tanpa alas kaki menuju tempat yang membuat hatinya terasa di panggil, bajunya yang tersibak angin kencang pun tak menjadi penghalang baginya untuk tetap terus melangkahkan kaki walaupun tiupan angin akhir musim gugur cukup kencang dan mampu menerbangkan ataupun menghempaskan tubuh kecil dan mungilnya kapan saja.

Sayang tekat yang ada dalam diri serta rasa penasaran Ai akan tempat yang ia tuju terlalu kuat dan besar, hal itulah yang membuatnya tetap nekat melangkah meneruskan perjalanan menasuki hutan pertama dan juga yang merupakan hutan yang untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya ia masuki seorang diri.

Langkah Ai terhenti ketika menemukan sebuah bangunan mewah di tengah hutan yang nampak seperti sebuah rumah terpencil. Ai melangkah mendekat, hatinya dan tubuhnya seakan bergerak sendiri seperti ada sebuah sihir yang memanggilnya memasuki bangunan yang nampak terawat tersebut.

Tanpa Ai bisa cegah, tubuhnya melangkah menghampiri bangunan yang penuh penerangan tersebut. Ia melewati gerbang utama tersebut dan melangkah dengan pandangan kosong menatap kedepan seakan - akan ada roh lain yang merasuki dirinya.

Seharusnya Ai tidak masuk, seharusnya ia pergi ketika mengetahui ada bangunan asing dipedalaman hutan yang berada di belakang kediaman besar Feng, seharusnya Ai tidak tinggal dan menyusuri bangunan yang entah mengapa nampak femiliar baginya.

Air mata Ai seketika luruh dari pelupuk matanya, ia tak tahu sejak kapan air matanya mengenang di pelupuk dan kini telah berhasil membasahi pipinya yang mulus.

Ai menunduk dan menyeka air matanya, saat ia mendongak dan kembali memfokuskan pandangannya kedepan, ia tertengun. Di hadapannya kini berdiri seorang pemuda dengan aura kebangsawanan dan keangunan yang begitu kental tengah menatap Ai dengan tatapan tajam dan dingin.

Seharusnya Ai merasa takut dan gemetar saat mendapati tatapan penuh intimidasi yang di lemparkan pemuda itu, sayangnya hati, tubuh dan pikiran Ai berkhianat. Ia justrul merasakan hatinya berdebat, rasa rindu yang entah ada sejak kapan ada pada dirinya seketika membunyah dan mencuak di permukaan.

Lagi, Ai menjatuhkan air matanya hanya karena melihat sosok pemuda yang entah mengapa sangat ia rindukan.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Oct 10th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang