Feng Ru Ai - 38

6.9K 603 12
                                    


"Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.

Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.

Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan  cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.

Tapi saat ini lupakan apa yang Guang rasakan, pioritasnya saat ini adalah mencari keberadaan nonanya. Akan sangat berbahaya jika nona mudanya berkeliaran sendirian. Namun mengingat kekacauan dan keribuatan yang nona mudanya lakukan beberapa menit yang lalu, Guang mulai ragu jika nonanya akan berada dalam bahanya. Guang berpikiran seperti itu karena nyatanya, nona mudanya bisa menjaga dirinya dengan baik disaat mereka berdua tidak ada.

"Bukankah itu nona Ai?" Tanya Di Yu memastikan penglihatannya tidak salah.

Guang tersentak dari lamunan dan pikirannya, ia lantas menatap objek yang sama yang kini berada di hadapan mereka. Disana nampak nona muda yang mereka yakini adalah nona muda mereka walaupun hanya sekilas melihat punggungnya, Guang sangat percayai adalah nona mudanya.

"Tidak salah lagi!" Jawabnya

Guang dan Di Yu lantas mempercepat larinya, saat Guang dan Di Yu telah berhasil mengejar nona muda mereka, Guang lantas mengerutu pada Ai yang masih berjalan dengan santai.

"Nona muda Ai, bagaimana bisa ada dengan begitu kejam meninggalkan kami?" Gerutu Guang.

"Itu karena kalian terlalu lambat!" Balas Ai

"Guang, bagaimana bisa kaki kecil dan pendek seperti itu membuat kita tertinggal sejauh ini?" Bisik Di Yu dengan nafas yang masih putus - putus. Terkutuklah dirinya yang jarang berolah raga. Walaupun Di Yu pandai bela diri, namun ia merupakan pemuda yang malas berolah raga. Mungkin setelah ini, ia harus membuang rasa malasnya dan mulai berolah raga mengingat hari ini, ia tertinggal jauh oleh nona mudanya yang ternyata begitu lincah dan sangat cepat.

"Di Yu, aku mendengarmu!" Seru Ai yang langsung membuat Di Yu pucat pasi

"Ampun nona Ai"

.
.
.

Marahari baru saja terbenam di ufuk barat, suasana di hutan lebat mulai menggelap. Para prajurit asuhan putra mahkota Rui mulai berbondong - bondong menyalakan penerang berupa lampion dari lampu minyak dan juga lilin di segala penjuru bangunan dan juga ruangan yang ada.

Disisi lain, tepatnya di bangunan utama. Pangeran Rui tengah kedatangan tamu dari kerjaan MingQi. Siapa lagi kalau bukan Lie yang datang memberi laporan juga perintah dari kaisar Wei yang semakin hari terus mendesaknya segera kembali ke istana MingQi.

"Yang mulia putra mahkota, yang mulia kaisar meminta ada segera kembali keistana saat ini. Suasana di istana dalam semakin panas sebab kondisi yang mulia kaisar yang semakin membaik membuat para pendukung pangeran Rong panik dan khawatir, terlebih lagi permaisuri Lien mulai menjalankan sebuah rencana dimana permaisuri Lien meminta para perdana mentri dan pejabat mendesak kaisar Wei agar segera turun tahkta" jelas Lie panjang lebar.

"Lalu apa masalahnya? Ayahanda cukup membalikan keadaan dengan menyudukan mereka sebagai para pemberontak dan penghianat. Tak perlu meminta Ben Gong untuk lekas kembali ke istana, cara ini sudah cukup mampu membungkam mereka -- putra mahkota Rui menjeda -- Beng Gong sudah meminta orang - orangku untuk menyelidiki semua yang terjadi di istana dalam, kakak Lie hanya perlu menunggu laporan dari mereka sebelum menyerahkan bukti yang mereka bawa. Apabila mereka memang melakukan pemberontakan dan penghianatan, ayahanda cukup mengambil tindak pemusnahan satu keluarga" tambah putra mahkota Rui dingin dan juga kejam.

"Jika yang mulia kaisar tak sekeras kepala itu, bawahannya ini mungkin tak perlu datang kemari menyampaikan permintaan dan juga perintahnya" balas Lie

"Terlebih lagi, yang mulia kaisar mengatakan usianya tidak lagi muda. Ia takut sewaktu - waktu Sang pencipta memanggilnya sebelum anda naik tahkta dan mengangkat permaisuri. Bawahan ini meminta anda mempertimbangkan permintaan dan juga perintah yang mulia, apa yang ia pinta hanya karena yang mulia begitu sayang dan mencintai anda sehingga yang mulia menginginkan yang terbaik untuk anda" tambah Lie berusaha membujuk.

"Tks, kakak Lie dan ayahanda tidak beda jauh. Kalian selalu akan menyerangku dengan kalimat sentimental" decak putra mahkota Rui

"Apa boleh buat. Katakan pada ayahanda bahwa Ben Gong akan kembali, tapi --" kata putra mahkota Rui menggantung di udara

"Yang mulia!" Tegur Yong yang mulai merasakan firasat buruk dengan rencana junjungannya

"Tapi dengan satu syarat" tambahnya tak lupa menyeringai kejam

Baik Lie maupun adiknya Yong meneguk salivanya dengan susah payah. Entah mengapa firasat mereka mulai buruk dan semakin buruk dan tak enak setelah tak sengaja melihat senyum menyeringai putra mahkota Rui yang nampak menyeramkan.

.
.
.
.
.

TBC

Written on 6th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat