Feng Ru Ai - 54

7.2K 602 36
                                    


Saat hendak menanyakan informasi yang Guang sampaikan padanya, Ai malah menghentikan langkahnya secara mendadak saat melihat sosok pemuda yang dirindukannya berdiri dibelakang kedua orang tuanya.

"Putra mahkota Rui"

Bukan hanya Ai yang terkejut dengan calon pewaris takhta kerajaan MingQi yang bertandang di kediaman mereka. Tapi juga dengan jendral Holing dan Fan Hua. Saat keduanya berbalik, mereka cukup terkejut dengan kehadiran putra mahkota Rui yang merupakan kandidat calon pengantin pria yang akan di nikahkan dengan Ai melalui dikrit.

Jendral Holing mengerjap beberapa saat, ia lantas mengumpulkan kesadarannya sebelum menghampiri putra mahkota Rui dan mengajaknya masuk dan berbincang di pavilium utama kediaman Feng. Sedangkan Ai masih tertengun di tempatnya, ia sangat terkejut hingga tak menyadari jika jendral Holing dan putra mahkota Rui telah berlalu melewatinya menuju pavilium utama. Namun suara ibunya berhasil menyentaknya sehingga kesadarannya terkumpul secara paksa.

"Kembalilah ke kediaman Lan terlebih dahulu Ai'er. Ibu dan ayah akan memberi tahumu keputusan kami nantinya, tapi tentu saja kami akan berusaha mendiskusikannya denganmu terlebih dahulu" kata Fan Hua sambil lalu.

Ai mengerjap beberapa kali sebelum menghembuskan nafas berat. Ia lantas berbalik melangkah kembali menuju kediamanannya seperti perintah ibunya.

.
.
.

Disisi lain, tepatnya di pavilium utama kediaman Feng. Nampak Jendral Holing mengajak putra mahkota Rui untuk mengobrol di gasebo tengah pavilium utama.  Pavilium utama milik keluarga Feng berbentuk segi empat dengan taman kecil yang berada di tengah.

Bangunan depan pavilium depan merupakan aula utama keluarga Feng, sedangkan untuk bangunan sisi kanan merupakan ruang kerja jendral Holing, bangunan sisi belakang merupakan kamar tidur jendral Holing dan Fan Hua dan untuk bangunan di sisi kiri merupakan ruang makan.

"Seharusnya jendral ini menjamu anda dengan layak dan benar. Bukan seperti sekarang ini" ucap jendral Holing yang merasa kurang nyaman dan juga menyesal karena menyambut sang pewaris takhta kerajaan MingQi dengan begitu sederhana.

"Jendral Holing tak perlu merasa bersalah. Ini salah Ben Gong yang datang tanpa pemberitahuan lebih dahulu" balas putra mahkota Rui seraya menghibur jendral Holing

Setelah apa yang dikatakan putra mahkota Rui, baik jendral Holing maupun putra mahkota Rui sama - sama bungkam. Suasana hening kini menyelimuti mereka berdua. Sebab keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing - masing.

Waktu terus berlalu, namun keheningan masih menyilimuti mereka. Tak ada yang bersuara, bahkan tak ada yang lebih dulu ingin memulai. Jendral Holing sibuk berpikir dan terus menduga - duga alasan dan tujuan kedatangan putra mahkota Rui, sedangkan putra mahkota Rui tengah berpikir keras mencari kata dan menyusun kalimat yang baik sebelum mengungkapakan tujuannya ke kediaman Feng.

Telalu lama mereka saling berdiam diri. Terlalu banyak pula waktu yang terbuang sia - sia. Putra mahkota Rui awalnya ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat. Namun setelah berhadapan dengan jendral Holing, semua kalimat dan kata yang telah ia susun dengan baik seketika lenyap. Kepercayaan dirinya kini hilang tergantikan dengan perasaan gugup luar biasa.

Ini adalah kali pertamanya ia datang secara langsung menghadap pada ayah dari gadis yang ia sukai. Ini kali pertamanya ia merasakan gugup dan khawatir apabila melakukan hal salah dan membuat citra dan kesan pertama dihadapan calon mertuanya kelak buruk. Ini juga kali pertamannya ia berhadapan dengan jendral besar yang di segani di ibukota MingQi secara pribadi.

Hembusan nafas berat jendral Holing menyentak putra mahkota Rui yang terlalu berlarut dalam pikirannya. Perhatiannya kini teralih sepenuhnya pada wajah tegas jendral Holing yang seketika membuatnya merasa haus.

Putra mahkota Rui segera menyambar cangkir porselen berisi teh bunga krisan seraya membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Segala pergerakannya tak pernah lepas dari pengamatan jendral Holing yang berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa. Melihat kegugupan dan ketakutan yang putra mahkota Rui pancarkan mengingatkannya saat pertama kali datang melamar Fan Hua pada kedua orang tua istrinya. Segala tindakan dan gerak gerik yang di perlihatkan putra mahkota Rui mengingatkan tentang dirinya di saat muda.

Jendral Holing segera mengenyahkan pikirannya yang kembali bernostalgia ke masa muda, ia menyadarkan dirinya untuk segera membahas alasan dan tujuan putra mahkota Rui datang ke kediamannya.

"Jendral ini tidak tahu ada alasan apa sehingga yang mulia putra mahkota Rui bahkan datang menginjakan kakinya kemari" ucap jendral Holing terus terang yang membuat putra mahkota Rui merasa tersindir karena memang sebelum - sebelumnya ia tidak pernah dekat dengan pejabat manapun di kerajaan MingQi.

Putra mahkota Rui jelas merasa kesal. Namun kekesalannya ia tahan karena tak ingin merusak penilaian dan kesan pertama jendral Holing tentangnya, juga karena pada dasarnya apa yang dikatakan jendral Holing memang benar.

"Ben Gong rasa anda bahkan sudah tahu maksud dan tujuan Ben Gong datang ke kediaman jendral" jawab putra mahkota Rui berusaha tenang walaupun jantungnya kini berdegup cukup kencang "Ben Gong kemari ingin meluruskan dan memberitahukan alasan mengapa Ben Gong meminta ayahanda untuk menurunkan dikrit pernikahan dengan Feng Ru Ai tanpa melakukan banyak proses seperti pertukaran tanggal lahir, pencocokan dan mengecek keberuntungan dan lainnya -- putra mahkota Rui menjeda beberapa saat sebelum melanjutkan -- Ben Gong tidak perlu melakukan hal itu sebab orang pernah berkata, pasangan jiwamu adalah cerminan dirimu sendiri. Ben Gong melihat diri Beng Gong ada pada diri Feng Ru Ai. Dan Ben Gong percaya bahwa putri anda adalah takdir Ben Gong" tambah putra mahkota Rui dengan nada suara yang tegas dan juga serius.

"Anda pasti tau sendiri jika jendral ini tidak akan melepaskan putrinya dengan mudah pada pemuda manapun. Lalu apa yang bisa anda janjikan bahwa apa yang anda katakan adalah hal yang benar dan dapat di percaya?"

.
.
.
.
.

TBC

Written on Des 21th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang