Feng Ru Ai - 35

7K 605 6
                                    


Guang berbisik kepada Ai dengan mengatakan bahwa pemuda yang menyapa nona mudanya merupakan salah satu pangeran kerajaan MingQi. Ai yang mendengar penjelasan Guang sama sekali tidak terkejut. Hanya dengan melihat raut wajahnya yang angkuh, serta segala pergerakannya, Ai sudah dapat mengetahui bahwa pemuda dihadapannya kini bukanlah orang biasa. Ai mengetahui hal itu dengan cepat karena ia mengambil jurusan psikologi saat ia kuliah di masa depan. Sangat mudah bagi Ai membaca watak seseorang hanya dengan menatap wajahnya.

Ai menggeram kesal. Ia tahu posisi keluarga Feng jelas dibawah para keluarga kerajaan. Ai dengan berat hati memberi salam yang mana juga di ikuti oleh Guang dan Di Yu yang kini mulai menampilkan raut wajah datar.

Setelah memberi hormat, Ai kembali duduk tanpa melakukan basa basi dengan pangeran Rong. Sikap Ai sangat jelas menggambarkan bahwa ia terganggu dengan kehadiran pangeran Rong. Melihat sikap Ai yang acuh dan mengabaikannya membuat pangeran Rong kesal. Ia tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya kuat hingga kuku-kukunya memutih. Rahangnya mengetat, warna kulit wajahnya memerah.

Sekuat tenaga pangeran Rong mengendalikan emosinya yang hendak ingin meledak karena perlakuan Ai yang begitu lancang di matanya, ia tidak pernah di perlakukan seperti ini sebelumnya. Karena ini adalah pengalaman pertamanya mendapat hal yang demikian, pangeran Rong yang selalu menjunjung tinggi harga dirinya merasa egonya terluka.

Yu Su yang menyadari kemarahan sahabatnya lantas menarik pangeran Rong segera menuju ruangan pribadi yang telah mereka pesan yang ada di lantai dua kedai mie tersebut. Membawa pangeran Rong pergi jauh dari sumber kemarahannya adalah hal yang tepat. Walaupun tindakannya bisa menyelamatkan Ai dari amukan pangeran Rong, Yu Su tak yakin jika Ai dapat selamat lain waktu kedepannya.

Perlakuan dan perbuatan Ai jelas sulit di percaya. Apa yang ia lakukan jelas mengundang permusuhan dan masalah untuknya, terlebih lagi Yu Su sempat melihat ada beberapa nona muda yang menatap nona muda dari keluarga Feng itu dengan tatapan benci dan juga permusuhan. Ia tak yakin, kedepannya putri jendral Holing bisa selamat dari amukan para nona muda yang mengidolakan pangeran Rong.

.
.
.

Ai menikmati semangkuk mie pesanannya bersama dengan dua pengawalnya. Jika biasanya nona muda ataupun tuan muda dari kalangan setara (bangsawan) seperti Ai akan bersikap angkuh dan masa bodoh dengan bawahannya, maka berbeda dengan Ai. Ai bahkan memerintahkan kedua pengawalnya ikut makan bersamanya terlebih lagi mereka satu meja.

Jika para bangsawan lainnya, mungkin tidak akan memperlakukan keduanya seperti Ai. Bagi mereka kedudukan dan kasta akan selalu menjadi pertimbangan dan tolak ukur. Kadang kala para bangsawan akan bersikap semena - mena kepada mereka yang kastanya lebih rendah dari mereka, tapi Ai jelas memperlakukan mereka seakan mereka berada di posisi, kedudukan, dan kasta yang sama.

Bagi Ai yang bisa hanya makan sendiri di masa depan, kesepian adalah sahabat yang selalu menemaninya. Kadang kala ia selalu berkeinginan, bermimpi, bahkan menghayal jika suatu saat ada seseorang yang menemaninya makan agar rasa kesepian yang selalu membelenggunya perlahan terkikis oleh kehadiran seseorang.

Hari - harinya sangat membosankan walaupun ia tinggal dalam sebuah kediaman mewah bak istana. Namun kemewahaan yang ia dapatkan tak mampu menyembunyikan kesepian dan sendirian yang selalu ia rasakan.

Hingga suatu hari, Ai meminta para pelayan yang bekerja di rumah mewahnya memperlakukannya sebagai teman atau keluarga, bukan sebagai majikan dan bawahan. Sering kali Ai meminta kepala pelayan dan beberapa pelayan lainnya menemaninya makan, ia sudah tak peduli dengan status mereka atau kasta mereka yang lebih rendah darinya yang Ai butuhkan hanyalah seorang teman yang mampu menghilangkan rasa kesepian dan sendirian yang selama ini ia rasakan.

Disaat Ai termenung, di sisi lain tepatnya di sebrang mejanya, Di Yu menyeka air matanya yang dengan lancangnya jatuh dari pelupuk matanya. Di Yu terharu. Selama ini ia belum pernah di perlakukan seperti ini oleh siapapun kecuali dengan junjungan barunya. Pergerakan Di Yu jelas tidak lepas dari pengamatan Guang, namun Guang hanya menatap Di Yu sesaat karena kini pandangan Guang ia lempar kembali pada sosok di hadapannya. Saat ini Guang memang duduk bersisihan dengan Di Yu, sedangkan nona mudanya duduk sendiri di sebrang meja.

Guang menatap nona mudanya lekat, ia sudah mengabdi dengan keluarga Feng sejak ia berumur 8 tahun. Saat itu usia nona mudanya masih 1 tahun, namun jendral Holing sudah menugaskannya menjadi teman bermain sekaligus pengawal putri kesayangannya. 17 tahun dirinya tinggal dan mengabdikan dirinya di keluarga Feng, mereka semua jelas memperlakukannya sangat baik, bahkan jendral Holing dan nyonya Fan Hua memperlakukannya seperti anaknya sendiri karena usianya yang setara dengan tuan muda mereka.

Sedikit banyak Guang mengetahui sifat dan sikap nona mudanya, namun hari ini Guang semakin merasakan perbedaan dan perubahan nona mudanya semenjak hari dimana ia di temukan nyaris tenggelam di sebuah danau.

Apakah nona Ai mulai berubah sejak kejadian hari itu?

.
.
.
.
.

TBC

Written on Oct 31th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Where stories live. Discover now