Feng Ru Ai - 43

6.8K 571 10
                                    


Seminggu telah berlalu, namun masalah antara putri jendral Holing dan para putri pejabat pemerintah kerajaan MingQi tak kunjung surut diperbincankan para penduduk di ibukota MingQi. Permasalahan mereka bahkan semakin memanas dikarenakan pihak para pejabat tak kunjung meminta maaf atas masalah yang putri mereka ciptakan. Sedangkan untuk pihak jendral Holing, mereka kini seakan menutup akses menerima tamu terlebih untuk para pejabat yang memiliki urusan dan masalah dengan kediaman Feng.

Selama seminggu pula, Ai tak diberi izin keluar dari kediaman. Selama itu pula, Ai terus merengek dan menggerutu karena merasa bosan seminggu berada di pavilium Lan dan melakukan kegiatan yang berulang.

"Ayah..., aku ingin keluar. Aku bosan dirumah terus!" Rengek Ai

Jendral Holing dengan tegas menggeleng "Ayah akan mengizinkan Ai'er keluar menghirup udara segar jika masalah antara kediaman Feng dan para putri pejabat pemerintahan selesai. Ayah takut, akan ada beberapa orang lagi yang akan mencelakai Ai'er. Terlebih lagi saat ini masalah dan urusan kita antara para pejabat pemerintah tak kunjung surut di perbincangkan khalayak ramai. Apakah Ai'er sanggup menjadi bahan perbincangan mereka?" Tanya jendral Holing yang langsung mendapat gelengan dari Ai.

"Tentu saja aku tidak suka!"

"Nah, maka dari itu mei mei tetap tinggal dirumah saja" sahut Qiang yang langsung membuat Ai cemberut.

"Ini tidak adil. Mengapa aku harus dikurung hanya karena kesalahan mereka?" Gerutu Ai tidak terima dengan apa yang ia alami.

Ai benci dengan para pejabat pemerintah yang tak kunjung datang meminta maaf pada kediaman Feng, ia juga benci dengan sikap keluarganya yang terus memperpanjang masalah ini. Menurut Ai, jika mereka tak ingin meminta maaf, tak perlu berurusan dengan meraka lagi dimasa depan. Tak perlu memperpanjang masalah ini hingga berlarut - larut. Sebab, terlalu banyak hal yang membuat keluarganya rugi, terlebih lagi dirinya.

Keluarganya telah rugi waktu, sedangkan Ai harus merasakan terkurung dalam sebuah sangkar emas dengan penjagaan ketat untuk kesekian kalinya. Ai tak tahu, mengapa hatinya begitu menginginkan terjebak dan tinggal selama - lamanya di masa lalu. Padahal baik di masa depan ataupun masa lalu, Ai tak pernah lepas dengan apa rasanya harus terbelenggu dan terkurung dalam sebuah sangkar emas. Ini memuakan. Sangat memuakan. Tak bisakah ia bebas melakukan apa yang ingin ia lakukan? Jika tau pada akhirnya ia akan mengalami hal yang sama, mengapa harus membawa dirinya ke masa lalu jika di masa depan tidak jauh berbeda dengan apa yang ia rasakan sekarang.

.
.
.

Disisi lain, tepanya aula utama di istana MingQi. Para mentri dan pejabat tengah berkumpul membentuk sebuah barisan sesuai dengan posisi dan kedudukannya masing - masing.

Siang ini, mereka kembali gencar mengajukan permohonan pengangkatan kaisar baru. Mereka dengan kulit tebal mereka memohon untuk pengunduran diri kaisar Wei. Apa yang mereka lakukan jelas menunjukan mereka berada di jalur yang berlawanan dengan pendirian kaisar Wei saat ini.

Dalam hati, kaisar Wei berdecih. Raut wajah tidak suka masih nampak di wajah tuanya yang penuh dengan keriput. Ini adalah sebuah penghinaan. Bagaimana bisa para mentri dan pejabat memintanya turun dari takhtanya? Bukankah mereka tengah melakukan aksi 'penggulingan' terhadapnya? Apa yang mereka lakukan jelas adalah sebuah kudeta! Jika saja bukan putra kesayangannya yang meminta, tentu saja kaisar Wei tak akan memberikan takhtanya pada seorang pangeran yang lahir dari seorang selir tingkat dua yang kini telah merangkak menjadi permaisuri karena harus mengisi kekosongan yang terjadi untuk posisi permaisuri selama bertahun - tahun.

Jika bukan permintaan putra kesayangannya, kaisar Wei jelas tidak akan tinggal diam diperlakukan seperti ini. Dulu mereka menyanjung dan memujinya, sekarang mereka seakan berada di atasnya dan meminta dirinya untuk mundur dan menyerahkan takhtanya.

Apakah hal ini nampak seperti sebuah candaan bagi mereka? Ketamakan akan harta dan kekuasaan membuat mereka buta sehingga memilih memasukan diri mereka pada bahaya. Tidakah mereka tahu, apabila mereka salah mendukung sang pewaris takhta yang tengah bertarung memperebutkan kursi kekaisaran, bukan hanya nyawa mereka yang lenyap, tapi seluruh keluarganya akan ikut terseret dengan pilihan mereka.

"Zhen akan menerima permintaan kalian!" Putus kaisar Wei yang membuat seluruh penghuni ruangan terkejut.

'Ayahanda sudah melakukan permintaanmu, sekarang ayah serahkan semuanya padamu'

.
.
.
.
.

TBC

Written on Nov 26th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Where stories live. Discover now