Feng Ru Ai - 57

6.7K 517 0
                                    


Perkataan putra mahkota Rui terus saja berputar dalam pikirannya. Jujur saja gadis yang telah memasuki usia pantas menikah di masa lalu itu terus saja kepikiran dengan perkataan putra mahkota Rui, sehingga tak terasa hari - hari telah berlalu begitu cepat.

Feng Ru Ai adalah gadis yang tengah menatap langit - langit kamarnya dengan pikiran yang berkecamuk. Ia terus memikirkan dengan rasa penasaran siapa pria ataupun pemuda yang akan ia nikahi.

Saat ia hendak menanyakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya. Baik ayahnya, ibunya atau pun gegenya seakan menghindar darinya. Entah itu karena memang sibuk akhir - akhir ini, atau mereka hanya sedang berpura - pura menyibukan diri sehingga pertanyaan itu tak pernah ia lontarkan dan jawaban akan sosok yang akan ia nikahi tetap menjadi teka teki yang semakin hari membuatnya semakin penasaran.

Ai lantas bangun dan mendudukan dirinya di atas peraduan. Sedari tadi ia hanya menyibukan diri dengan rebahan dan mempelototi langit - langit kamarnya. Otaknya sedari tadi bekerja cukup keras saat memikirkan mengenai sosok pengantin prianya. Merasa pusing dengan hal itu akhirnya Ai memilih bangun.

Ai mendesah nafas berat. Hari ini adalah hari kelima setelah kedatangan putra mahkota Rui yang meninggalkan tanda tanya besar di benaknya. Hanya tinggal sehari lagi. Hari pernikahannya di selenggarakan dan hal itu semakin hari membuat Ai terus kepikiran.

"Kakak Guang.. aku tidak mungkin menikah dengan yang mulia kaisar Wei bukan?" Tanya Ai pada Guang yang sedari tadi menemaninya di dalam kamarnya.

Hari ini hanya ada Guang. Di Yu sedang menemani Qiang di kantor urusan kemiliteran. Akhir - akhir ini pengawalnya yang satu itu terus menerus mengikuti gegenya. Hal itu tentu saja karena permintan dan perintah Qiang langsung. Sedangkan Di Yu menerima semuanya dan memilih menuruti dan mengikuti Qiang kemanapun ia pergi. Maklum saja, Di Yu memiliki sikap bebas. Ia sangat muda bosan hanya untuk tinggal di satu tempat. Maka dari itu, ketika gegenya mengajaknya keluar. Ia dengan semangat pergi setelah mendapat izin darinya.

Berbanding terbalik dengan Guang. Ia bukan tipe pria yang suka keluyuran seperti Di Yu. Ia cenderung pendiam juga sangat penurut. Menurutnya berdiam diri di kediaman Feng lebih menyenangkan di banding mengelilingi ibukota MingQi bersama Qiang yang akhirnya membuatnya lelah. Kadang Ai selalu bertanya, apakah ia tidak bosan terus berada di kediaman Feng? Jika itu adalah ia, dapat dipastikan jika Ai pasti sudah kabur tanpa izin kedua orang tuanya ketika tak mampu lagi menahan rasa bosan yang seakan - akan membunuhnya ketika ia hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun.

"Pengawal ini tidak yakin" jawab Guang pada akhirnya.

Seharusnya Ai tahu jika pada akhirnya Guang akan menjawab hal itu. Tidak ada alasan untuk Guang menjawab 'tidak'. Kemungkinan ia akan menikah dengan kaisar Wei atau dengan putranya terlalu besar. Empat puluh persen kemungkinan ia menikah dengan kaisar Wei, tiga puluh persen kemungkinan ia menikah dengan putra mahkota Rui dan tiga puluh persen lagi kemungkinan untuk menikah dengan pangeran Yan. Diantara ketiga kandidat itu, Ai berharap jika dia adalah putra mahkota Rui. Setidaknya ia sudah memiliki perasaan mendalam dengan pemuda itu. Masalah saling mencintai atau tidak, biarlah menjadi urusan nanti. Setidaknya ia akan berusaha memperjuangkan perasaannya. Namun jika itu bukan putra mahkota Rui, Ai tak yakin jika dirinya bisa ataupun mampu menerima kenyataan dengan muda.

"Nona"

Panggilan Guang berhasil menarik perhatian Ai sepenuhnya. Guang yang tahu jika nona mudanya sedang dalam suasana hati buruk ingin membantu mengembalikan suasana hati nonanya.

"Apakah anda tak ingin kesuatu tempat? Pengawal ini akan menemani anda, kemanapun anda ingin pergi" kata Guang berusaha mengajak nonanya untuk keluar dan mencari udara segar seraya berharap itu dapat membantu mengembalikan suasana hatinya.

Ai lantas menggeleng. Ia tak ingin pergi kemanapun. Tubuh dan pikirannya cukup lelah, ia sangat lelah memikirkan sosok pengantin prianya yang masih menjadi teka teki besar untuknya. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah istirahat. Ia ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya dari semua ini.

"Mengucapkan terima kasih atas pengertian kakak Guang. Tapi hari ini aku tak ingin pergi kemana pun. Aku hanya akan tinggal dikamarku dan beristirahat. Kakak Guang dapat keluar dan beristirahat juga" balas Ai yang di maklumi Guang.

Guang sadar. Selain mencari udara segar untuk menghibur diri dari masalah yang menerjang. Kadang kita juga butuh waktu sendiri untuk istirahat.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Des 25th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Where stories live. Discover now