Feng Ru Ai - 26

8K 648 21
                                    


"Hal apa yang membuatmu berteriak dan menimbulkan keributan malam - malam begini Yong?" Tanya putra mahkota Rui dengan wajah ditekuk tidak suka dengan suara teriakan Yong yang menganggu waktu istirahatnya. Karena teriakan Yong, putra mahkota Rui yang sudah terlelap dalam tidurnya lantas harus terbangun. Suara teriakan Yong sungguh keras dan nyaring, putra mahkota Rui bahkan merasakan telinganya berdengung. Dengan kesal putra mahkota Rui beranjak bangun dari tidurnya dan keluar dari peraduannya untuk memarahi siapa saja yang menganggu jam istirahatnya.

Yong yang masih terkejut dengan perkataan Gui lantas menoleh menatap kearah pintu kamar putra mahkota Rui dimana sahabatnya itu kini bersidekap dengan mata yang menghunus menatapnya tajam.

Jika ada tatapan yang mampu membunuh seseorang, Yong saat ini mungkin telah bertemu dengan orang tuanya yang telah meninggal saking tajamnya tatapan yang putra mahkota Rui berikan.

"Beri Ben Gong alasan yang masuk akal untuk tidak memukulmu saat ini juga karena keributan yang kau ciptakan" tekan putra mahkota Rui dengan nada suara yang terdengar sangat kesal.

"Gu.. gui, baru saja memberi laporan mengenai pergerakan pangeran Rong dan juga permaisuri Lien di istana dalam -- jeda Yong berusaha memilah kata yang baik dan benar agar sahabatnya sedikit melunak dan mulai melembutkan tatapannya.

"Lalu?"

"Gui berkata, suasana hati pangeran Rong hari ini buruk setelah bertemu dengan seorang nona muda yang begitu menganggu dan mengusiknya" lanjut Yong hati - hati

Putra mahkota Rui nampak tertarik dengan topik suasana hati pangeran Rong yang memburuk hanya karena seorang nona muda "siapa nona muda yang berhasil membuat kakak pertama Rong merasa tak nyaman?" Tanya putra mahkota Rui penasaran.

"Anda pasti akan sama terkejutnya denganku, jika aku mengatakannya!" Balas Yong

"Tks, kau tidak usah mengulur - ulur waktu, sekarang katakan nona muda mana yang begitu berani dan mengusik harga diri kakak pertama Rong yang begitu tinggi?" Desak putra mahkota Rui.

"No-na muda itu.., nona muda itu ---  Yong takut melanjutkan kalimatnya, sebab Yong tahu ini akan menjadi masalah yang besar

"Kau ingin Ben Gong pukul, hah?" Kata putra mahkota Rui berang. Jika boleh jujur, ia ingin memukul sahabatnya itu karena membuatnya semakin penasaran. Dan seharusnya Yong tahu kalau ia bukanlah orang yang sabaran.

"Nona muda itu adalah nona muda Feng Ru Ai" kata Yong cepat sebelum putra mahkota Rui benar - benar memukulnya.

"A-apa!"

.
.
.

Pangeran Rong tidak bisa tinggal diam, ia terus saja kepikiran dengan nona muda yang ia tabrak siang tadi. Rasa penasaran dan rasa tidak nyaman yang ia rasakan sangat mengusik pikirannya. Alhasil pangeran Rong tidak dapat melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik.

Permaisuri Lien menatap putranya yang terus saja melamun, ia sudah di manor putranya sejak jamuan makan malam yang dihidangkan para kasim dan dayang, tentu saja itu sudah berlalu beberapa jam yang lalu. Namun putranya seakan sibuk memikirkan sesuatu hingga keberadaannya terabaikan.

"Katakan, hal apa lagi yang mengganggu pikiranmu? Bukankah ibu sudah katakan untuk menjaga kesehatanmu dan menyerahkan semua masalah istana dalam dan juga masalah dukungan para pejabat pemerintahan pada ibu, lalu apa yang membuatmu seperti ini Rong'er?" Tanya permaisuri Lien mulai gatal ingin mencerca putranya yang sedari tadi diam dan mengabaikan keberadaannya.

"Ibunda tidak perlu memberitahu Ben Wang untuk menjaga kesehatan Ben Wang. Ben Wang pasti akan menjaga kesehatan Ben Wang karena itu sudah pasti akan Ben Wang lakukan" gertak pangeran Rong yang mengejutkan permaisuri Lien.

Ini adalah kali pertamanya pangeran Rong menggertak permaisuri Lien. Selama hidupnya, pangeran Rong belum pernah menunjukan kemarahannya kepada siapapun, ia akan selalu memendam kemarahannya tersebut untuk dirinya sendiri. Namun apabila ia tak mampu menampung semua kemarahannya lagi, ia akan bersikap sangat mengerikan.

"Mengapa kau menggertak ibu?" Teriak permaisuri Lien tidak terima diperlakukan selancang itu oleh pangeran Rong

"Itu karena ibu terus saja menganggu dan marah tidak jelas" tukas pangeran Rong menatap permaisuri Lien tajam.

"Bisakah ibunda pergi saja, Ben Wang butuh sendiri dan tidak ingin diganggu!" Usir pangeran Rong yang membuat permaisuri Lien yang sedari tadi menahan amarahnya berasa kembali ingin meledak karena tingkah pangeran Rong yang kurang ajar dan jauh dari kebiasaannya.

Permaisuri Lien meninggalkan manor pangeran Rong dengan kaki dihentakan dengan kesal, sepanjang perjalanan menyusuri lorong koridor permaisuri Lien terus saja mengerutu dan mendumel akan tingkah pangeran Rong yang membuatnya sangat marah.

"Apa-apaan anak itu, seharusnya ia bersyukur Ben Gong membawanya masuk ke istana dan hidup enak"

"Dia pikir dia siapa? Dia bahkan sama sekali tidak pantas menempati posisinya saat ini tanpa dorongan, bantuan dan usaha Ben Gong selama ini, berani - beraninya ia melawan Ben Gong. Orang yang membawanya dari kubangan lumpur ke kolam air suci penuh bunga"

Permaisuri Lien terus menguak rahasia - rahasia yang selama ini ia sembunyikan dihadapan kaisar dan para penduduk kerajaan MingQi tanpa ia sadari. Walaupun koridor manor pengeran Rong nampak sepi, tapi dibalik kegelapan yang tak mampu ia capai, beberapa pria berpakaian hitam nampak menyeringai.

"Kurasa, kita tak perlu susah payah membongkar kejahatan yang selama ini mereka sembunyikan dihadapan banyak orang. Nampaknya Sang pencipta mulai lelah membutakan mata para penduduk MingQi dengan sandiwara dan tipu muslihat mereka.

Lihatlah, bahkan saat kita belum bergerak memperdalam pencarian bukti, permaisuri Lien sendirilah yang memberi tahu kita beberapa informasi dari mulutnya sendiri" Kata Gui yang diangguki para rekan prajurit khusus lainnya.

"Ah, ini sama sekali tidak menarik!" Keluh Di Yu yang merupakan rekan prajurit khusus yang usianya sepentara dengan Gui yang berusia 22 tahun.

"Tks, mengapa kau terus saja mengeluh. Dan kenapa kau masih saja disini, bukankah saat ini kau ditugaskan menjadi pengawal nona muda Feng?" Tanya Gui yang langsung membuat Di Yu memukul keningnya keras.

"Astaga, aku lupa. Pasti aku sudah sangat terlambat!"

.
.
.
.
.

TBC

Written on Oct 16th, 2019

My Destiny : Feng Ru Ai (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora