#18 - Apa Adanya

362 71 5
                                    

Setelah kemarin Chandra membawa serta Ibam dan Lisa agar bisa jalan berdua dengan Rosé. Hari ini Chandra bahkan menjemputnya bersama dua orang laki-laki. Yang satu seusia Hanin sedang satunya lebih dewasa mungkin hampir kepala tiga. Mereka bertiga dengan lantang berseru 'The Bagaskara's Crew' ketika Rosé duduk di jok belakang bersama adik Chandra. Sepertinya Rosé paham dari mana sifat enerjik dan ceria Chandra berasal. Tentu saja dari gen Bagaskara. Farhan dan Om Rendra tidak jauh berbeda sifatnya dengan Chandra membuat Rosé yang sulit beradaptasi dengan orang baru secara alami bisa berbaur tanpa rasa sungkan terlebih dengan Farhan yang menggemaskan.

Melupakan sejenak om dan ponakannya. Rosé kali ini fokus pada pertandingan Chandra. Hari ini adalah pertandingan kejurda bagi Chandra di mana jika ia berhasil lolos di posisi pertama secara otomatis akan berlanjut dan mewakili daerah mereka di kejurnas. Chandra yang berada di lapangan sungguh berbeda dengan Chandra biasanya. Jika biasanya Chandra sering sekali terlihat tidak serius berbeda halnya jika sudah di lapangan. Anak itu berubah sangat serius. Matanya tajam menyorot ke papan target sedang tangannya kokoh memegang busur tanpa gentar. Chandra yang sedang serius ditambah sedang memegang busur dengan tas berisi anak panah yang tersandang di pinggul memang sangat keren. Rosé mengakui itu. Seperti karisma Chandra sangat terpancar sehingga tiap orang yang melihatnya pasti akan terpesona. Bagaimana berkarismanya Chandra ketika sedang menarik string sehingga membawa arrow melesat ke target panahan bagai peluru yang baru saja ditembakkan dari selongsong senapan dengan kecepatan luar biasa. Rosé sedang tidak berusaha menyangkal fakta itu. Jelas Rosé terpesona dan tanpa sadar telah mengambil banyak gambar tentunya dengan satu objek. Chandra.

"Ten point!"

Penonton bersorak tatkala mengetahui jika ujung anak panah tertancap sempurna di tengah target panahan.

"Woi ponakan gue itu! Ponakan gue! Keren 'kan? Lanjutkan Chan. Buat keluarga Bagaskara bangga!" Om Rendra berteriak tanpa malu pun sambil mengacungkan dua ibu jarinya bangga.

Farhan yang kebetulan duduk di sebelah Omnya dengan spontan merapat ke Rosé kemudian berbisik.

"Om emang suka gitu. Malu-maluin. Kak sembunyiin Farhan dong. Farhan malu duduk deket Om Rendra."

Rosé terkekeh.

***

"Jadi beneran dapet traktiran 'kan?" tanya Chandra menagih.

"Iya dapet, nggak percayaan banget," jawab Om Rendra.

Chandra membenarkan tas besarnya. Menutupi seragam bertandingnya dengan jaket, Chandra cuek saja walaupun rambutnya lepek. Tak sadar jika ia sedang jalan bersama gebetan.

"Biasanya 'kan cuma omong doang."

"Udah buruan mau makan di mana?" tanya Om Rendra.

"Yang deket-deket sini ajalah. Udah laper nih," jawab Chandra sambil menepuk perut.

"Di tempat Ibu mau nggak?"

Mereka berempat kompak menoleh dan terkejut mendapati seorang wanita cantik sekaligus anggun yang sekilas mirip Chandra berdiri tak jauh dari mereka.

"Lo cerita sama nyokap ya?" bisik Chandra pada Farhan dan bukan hanya Farhan yang menoleh tapi Rosé yang tak sengaja mendengar juga menoleh.

"Kan biar ada alesan buat pergi. Udah nggak apa. Abang pasti kangen sama Ibu juga. Jangan nyoba nyangkal lagi," balas Farhan.

Chandra berdecak, "Sok tahu lo anak kecil."

Panah Rasa (BangRosé) | ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt