#35 - Late-Night Date

317 62 32
                                    

Angkutan umum itu berhenti tak jauh dari gerbang sekolah. Satu hal yang paling Chandra hindari hari ini adalah

"Pasangan baru sekolah kita berangkat sekolahnya naik angkot! CIAAA. Merakyat banget!"

Mulut besar Ibrahim.

Males banget.

Apalagi dengan tengilnya membunyikan klakson motor metik kesayangan milik anak itu beberapa kali. Seolah pengiring langkah Chandra dan Roseanne.

"Udah. Nggak usah ditanggepin. Biasa ngelenong tuh bocah."

Chandra berjalan di sisi Rosé walau agak sedikit ke belakang. Menjaga sedikit jarak nyaman satu sama lain serta menghindari kecanggungan. Dari gerbang sekolah seharusnya Chandra yang lebih dulu sampai ke kelas karena kelas anak lelaki itu jauh lebih dekat dari gerbang ketimbang kelas Roseanne, tetapi layaknya tokoh utama dalam novel kebanyakan. Chandra akan mengantar kekasihnya iya kekasih. Chandra sampai menggumam kata itu sejak semalam sampai tidak bisa tidur. Intinya hari ini Chandra akan bersikap layaknya kekasih yang manis.

"Udah sampai." Roseanne berucap kepada Chandra yang berdiri tepat di belakangnya.

"Ya udah masuk sana."

Rosé mengangguk, "Aku masuk kalau gitu."

"Oh ya, hari ini 'kan hari terakhir UAS. Nanti mau 'kan diajak ngerefresh pikiran?" ajak Chandra.

Karena keduanya yang berdiri menghalangi pintu. Kehadiran mereka tentu saja menarik perhatian. Ibam yang sedari tadi menjadi pengikut setia tentu saja bertindak layaknya penjaga keduanya.

"Heh. Heh. Ngapain lihat-lihat? Belum pernah lihat orang pacaran ya? Udah sana pada masuk kelas. Belajar yang bener jangan cuma bisanya ngandelin besel." Ibam datang layaknya penyelamat. Mengusir beberapa orang yang masih bandel mengintip.

Rosé berdiri malu karena menjadi pusat perhatian, "Harus banget dijawab sekarang?"

Chandra mengangguk, "I wait at 1.30 a.m, okey?"

"Hah? Semalem itu? Mau ngapain?"

"Ada deh pokoknya. Sebelum jalan tapi kamu harus tidur dulu," jawab Chandra, "Tapi kali ini kita rebel dulu ya, kamu jangan minta izin ayah sama bunda ya."

"Kalau ketahuan?"

"Ya jangan sampai dong. Tapi kalau ketahuan biar aku yang tanggung jawab. Tenang aja." Chandra menepuk dada penuh kesungguhan.

Rosé menganggukkan kepala, "Okey."

"Ya udah sana gih masuk. Siapin apa aja yang perlu buat ujian."

Kepala Rosé kembali terangguk lalu tanpa berpamitan, anak itu melangkah masuk menuju kelas walau langkah kakinya harus rela terhenti ketika Chandra menahan tasnya pun sambil diiringi senyum malu-malu.

"Oh ya. Ada yang kelupaan."

"Apa?"

"Kata-kata penyemangat," jawab anak itu, "Semangat buat hari ini ya, Rosie." Chandra kembali merajut senyum yang dibalas senyum tak kalah manis dari Rosé.

"Semangat juga buat kamu, Mr. Archer. You're doing best."

Pasangan baru yang sedang dimabuk kasmaran itu seolah lupa akan sekitar. Tak sadar jika aksi mereka masih menghalangi jalan masuk satu-satunya menuju kelas. Hingga suara deheman berhasil mengintrupsi mereka.

"Jayden?" kejut Rosé, Chandra spontan menatap Jayden.

"Bentar lagi bel ya pasangan baru, mesra-mesraannya dilanjut nanti aja, okeh?"

Panah Rasa (BangRosé) | ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora