Lima

932 47 0
                                    


"Jadi saat dulu waktu kamu masih kecil kamu itu sebenernya bukan anak ibu, melainkan anak majikan ibu" ibunya alana menghela nafas.

Alana terkesiap, namun dia pun menetralkan dirinya dan menyuruh ibunya melanjutkan ceritanya.

"Keluarga kalian itu sangat harmonis. Hingga suatu hari ada pertengkaran hebat yang terjadi di rumah itu, karena kelakuan tuan yang tiba tiba ketahuan selingkuh bahkan sudah mempunyai anak yang beda 1 tahun denganmu! Nyonya sangat marah hingga tuan pun pergi dari rumah, namun besoknya tuan kembali tapi dengan badan yang kacau dan bau alkohol"  ucapan ibunya alana terhenti karena dia tak tahan dengan tangisannya yang tiba tiba keluar.

"Lalu tuan tiba tiba ngamuk dan menyiksa nyonya yang saat itu sedang tertidur dengan kamu"

"Nyonya pun langsung memberikan alana kepada ibu, entah apa yang di bicarakan nyonya dan tuan saat itu tapi yang pasti ibu dengar nyonya berteriak minta ampun dan tiba tiba kamu lepas dari gendongan ibu dan langsung berlari ke arah mamah kamu dan tuan tidak sengaja menonjok kepala kamu hingga terbentur lemari dan pingsan"

"Tuan saat itu sedang kabut, dia sama sekali tidak peduli dengan teriakan ampun dari nyonya padahal tuan sangat sayang pada nyonya. Ibu tidak bisa membantu kalian dan yang lainnya pun tidak bisa membantu karena saat itu tuan tidak terkendali."

"Sampai akhirnya nyonya...."

Ibunya alana pun menangis sambil memeluk alana dan begitu pun alana.

"Apa bu? Mamah aku kenapa?" Ucap alana disela tangisnya.

Ibunya alana pun melepaskan dan menatap alana iba.

"Nyonya menghembuskan nafas terakhirnya dan..... begitu pun kamu yang hilang ingatan hingga saat ini karena benturan yang begitu keras. Makanya sampai saat ini kamu tidak ingat tentang masa lalu kamu nak" ucap ibunya alana langsung memeluk alana yang menangis semakin kuat.

"Jadi...papah pembunuh? Kenapa bu? Kenapa papah ngebunuh mamah?" Alana histeris.

Ibunya tak menjawab hanya menatap alana dengan dalam.

"Aku gaakan sudi punya papah pembunuh kaya dia bu!! Aku benci papah!! Karena dia, aku harus kehilangan mamah!!" alana terus menangis histeris.

"Sabar sayang, dia mungkin ga bermaksud ngelakuin itu"

"Mending ibu keluar sekarang! Aku mau sendiri" ucap alana dengan nada memelan sambil menatap ibunya dalam.

Ibunya alana pun mengerti dan keluar kamar.

***

Sudah satu minggu alana tidak masuk sekolah dan dia hanya melamun bahkan makan pun hanya sesuap atau tiga suap.

Bahkan sekarang keceriaan yang dulu dia perlihatkan sudah berganti dengan kemurungan yang begitu dalam.

Kata dokter pun alana bisa saja terkena gangguan mental jika terus terusan seperti ini. Bahkan Rico dan arina yang datang pun alana tetap diam tak bicara.

"Alana"  ibunya alana menghampiri alana yang kini menengok ke arah ibunya.

"Ibu mohon nak, kamu jangan begini terus. Ibu khawatir dan ibu gamau kamu kenapa napa nak, ibu mohon" ucap ibunya alana yang entah sejak kapan sudah menangis sambil menunduk.

Walaupun ibu yang Dihadapannya bukan ibu kandungnya namun dia sangat sayang pada ibunya karena bagaimana pun ibunya lah yang telah merawat dia sampai saat ini.

"Bu.... alana minta maaf.... udah buat ibu khawatir tapi alana masih syok bu"

"Ibu ngerti nak perasaan kamu gimana, tapi kamu ga boleh seperti ini terus. Masih banyak orang yang sayang sama kamu, bahkan mamah Kamu yang udah di surga pun sekarang masih memperhatikan kamu. Kalau dia melihat anaknya terus terusan begini yang ada malah dia sedih sayang, makanya kamu harus seneng lagi biar mamah juga ikutan seneng. Ibu udah anggap kamu sebagai anak ibu, karena ibu udah sayang banget sama kamu nak" ucap ibunya alana dengan tulus sambil meraih alana ke dalam pelukannya.

ALANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now