Delapan belas

666 37 2
                                    


"Aidan...sayang...buka nak pintunya, ayo kita sarapan dulu sayang"

Aidan tidak menghiraukan panggilan di luar kamarnya.

"Aidan...kamu masih marah sama mamah nak?"

Aidan tetap diam.

"Aidaaannn...mamah mohon nak Maafin...."

Cklek!

Pintu terbuka dan menampakkan wajah datar serta aura dingin dari aidan.

"Aidan sayang...mamah minta maa.." mamanya aidan hendak memegang bahu aidan namun dia langsung pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah mamahnya.

"Aidan... mamah udah masakin sarapan buat kamu nak. Aidan.."

Aidan terus berjalan hingga keluar rumah. Dia tidak memperdulikan teriakan mamahnya.

"Mah.. udahlah biarin aja, nanti juga balik lagi." Ujar papahnya Aidan yang menghampiri istrinya.

"Ini semua gara gara papah tau ga!"

"Kok salah papah?!"

"Ya iyalah! Papah tuh selalu memaksakan kehendak anak tau ga! Terus mamah lagi, yang disuruh maksa dianya."

"Loh? Papah seperti ini kan untuk kebaikan kalian!"

"Terserah papah! Yang papah pikiran tuh duit terus gapernah mikirin keluarga!" Mamahnya aidan langsung berlalu meninggalkan suaminya yang terus memanggil namanya.

***
"Ssshh...aaawww"

"Alana? Sayang? Kamu udah sadar nak?" Ibunya alana langsung menghampiri anaknya.

"Bu, kepala aku sakit banget"

"Sebentar ya sayang, ibu panggilin dokter dulu."

Setelah beberapa menit dokter beserta beberapa suster pun datang untuk memeriksa alana.

"Alana tidak apa apa. Dia hanya butuh mengistirahatkan pikirannya."

"Saya sudah memberikannya obat pereda sakit kepala supaya tidak terlalu sakit kepalanya."

"Terima kasih dok"

"Baik, saya permisi"

Setelah dokter keluar ibunya alana tadinya ingin meminta penjelasan kepada anaknya. Namun dia ingat dengan perkataan dokter tadi, jadi dia mengurungkan niatnya.

"Sayang, udah mendingan?" Ibunya alana mengelus rambut alana dengan sayang.

Alana mengangguk lemah sambil tersenyum.

"Jangan terlalu mikirin apa apa ya sayang"

Alana hanya membalas dengan senyum simpul.

"Maafin aku bu, aku ga bisa berhenti mikirin semua masalah aku" batin alana.

Alana mengalihkan pandangannya.

***

Aidan berjalan dengan tergesa gesa hingga beberapa kali menabrak orang.

Aidan sudah sampai di depan kelas alana dan mencari gadis itu namun nihil.

Di kelas hanya ada temannya alana dan orang yang dia benci yaitu Helena.

"Arina?"

Arina yang merasa di panggil langsung mendongak.

"Ngapain lo kesini?" Ujar arina dengan nada sinisnya. Biasanya arina yang gagap bertemu dengan aidan kini dia berani menyinisi aidan.

"Kok Nada lu kaya ga suka gitu sama gua?" Aidan tidak peduli dengan tatapan Helena.

"Cih! Ngapain gua ngehormatin orang yang udah bikin sahabat gua sakit!"

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang