Empat puluh sembilan

517 19 3
                                    

Aidan tidak bisa tidur malam itu, dia terus memikirkan alana. Perasaannya kepada alana pun sangat tidak enak saat ini.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Berbeda dengan aidan, setelah pulang dari mencari alana, Doni langsung tertidur lelap di kasurnya.

Aidan pun berjalan menuju kamar mandi. Dia akan mandi sekarang dan setelah itu dia akan melaksanakan sholat subuh.

"Doni! Dodol bangun!" Aidan menepak Nepak tangan Doni dengan cukup keras.

Doni menggeliat. "Apaan sih ah?! Ganggu mulu lu!"

"Ayo cari alana Don!"

Doni bangun dan menatap horror kepada aidan. "Lu mau gua bacok Heh? INI MASIH JAM SET 6 AIDAANN!"

Doni kembali tertidur. Aidan pun tak tinggal diam, dia mengambil air segayung dan dengan tak teganya langsung menyiram tubuh Doni yang masih meringkuk di kasurnya.

"AAIDAANNNN!"

***
Alana mulai mengembalikan kesadarannya. Semalam Helena menampakkan sifat aslinya yang membuat alana sangat takut.

Rambut Alana di Jambak dan pipinya di tampar hingga pingsan dan baru tersadar sekarang.

"hiks..mau pulang.." ujar alana disela isak tangisnya.

"Apa lu bilang? Ga segampang itu cantik"

Alana bergidik ngeri mendengar suara Helena yang semakin mendekat ke arahnya.

"CUKUP LEN! GUA SALAH APA SAMA LU?!"

"jangan teriakin gue!" ujar Helena dengan nada ancamannya.

"TAPI KENAPA LU NGELAKUIN INI SAMA GUA LEN?!"

Helena menghampiri alana dan menjambak rambut alana dengan kencang membuat sang empunya meringis kesakitan. "GUA BILANG JANGAN TERIAKIN GUA!"

Helena menghempaskan kepala alana dengan kasar dan menatap alana seperti tatapan ingin membunuhnya.

Kepala alana kembali pusing. Dia belum makan dari semalam karena Memang tidak sempat dan di tambah lagi siksaan yang diberikan oleh Helena padanya.

"Tolong Len jangan gini, kalo ada masalah kita bisa bicarain baik baik" nada bicara alana melemah, memang saat ini dia sangat sangat lemas.

"Baik baik?!" Helena tersenyum sinis.

"Lu tau gimana rasanya ditinggal orang yang lu sayang lan?! Dan lebih parahnya, orang yang disayang nya meninggal gara gara sahabatnya sendiri"

"Helena, gua juga kehilangan pas papah meninggal. Dia juga papah gua"

"Kehilangan? KEHILANGAN LU BILANG?! lu jadian dan lu jalan bareng ketawa ketawa sama pacar baru lo itu, lu bilang lu kehilangan?! Bahkan lu ga pantes disebut anaknya!"

alana hanya menunduk dan menangis. "LU GATAU GIMANA HANCURNYA GUA LAN!" Helena teriak tepat di depan wajah alana.

Alana yang selama ini tidak pernah  di bentak pun kaget dan tangisannya semakin menjadi.

"Berhenti! Gausah jadi orang yang sok lemah di hadapan gua!"

Alana berusaha ingin menghentikanl tangisannya, tapi tak bisa. Entah kenapa hatinya sakit sekali.

Aidan... di hatinya, harapannya sekarang adalah aidan. Dia berharap aidan datang dan menolongnya sekarang.

"GUA BILANG BERHENTI!" Helena sudah akan memukul alana, namun tiba tiba Helena langsung berteriak histeris.

Alana pun kaget dengan tingkah Helena sekarang.

Helena terus berteriak sambil terus  memanggil papahnya.

ALANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now