(Trabble) Side L: Renungan di Gang Sempit

101 44 81
                                    

Aku baru pulang dari kampus jam 10 malam setelah rapat UKM. Merapikan kerudung sebelum berjalan pelan melalui gang sempit yang panjang berkelok-kelok, diterangi beberapa lampu rumah yang masih menyala.

Keadaan hening berhasil membuatku kembali membuka keresahan dalam dada.

Berawal dari status alay yang kutulis di snap WA beberapa bulan lalu: "Merasa gagal jadi mahasiswi. Merasa tidak berguna."

Hal tidak terduga, Mamaku yang selama ini tidak pernah melihat snap WA siapapun, melihat status gaje itu dan langsung menelponku.

"Ada masalah apa, Lambda? Coba belajar curhat. Kalau dipendam terus bisa-bisa jadi depresi."

Aku suka dengan peringatan Mama yang makjleb. KALAU DIPENDAM TERUS BISA-BISA JADI DEPRESI.

"Gak betah kuliah, Ma... Pengen pindah jurusan."

Masa harus kujawab begitu? Lagipula aku sudah tingkat tiga. Kepalang tanggung. Jadi kujawab saja, "Hehehe, enggak, Ma. Lagi PMS. Biasa."

Awalnya, kuliah di jurusan yang dipilihkan orang tua memang tidak membuatku merasa salah jurusan. Yakin bahwa aku bisa mencintai apa yang aku jalani.

Dua tahun berlalu, dan aku mulai ragu.

Mengerjakan tugas sebagai formalitas, kuliah sekadar datang ke kelas, itupun nyaris selalu ketiduran, apa itu menandakan bahwa aku tidak punya minat di jurusanku sekarang?

Aku mengeluarkan HP, membuka kalkulator. Cahaya dari layar menerpa wajahku. Dengan cepat kumasukkan perhitungan sederhana yang memiliki arti rumit.

"Biaya UKT persemester, lima juta. Semester ini mengontrak 23 sks, jadi lima juta bagi dua puluh tiga sama dengan dua ratus tujuh belas ribu. Ada enam belas pertemuan tiap sks, jadi dua ratus tujuh belas ribu bagi enam belas... tiga belas ribu lima ratus."

Maka, untuk mengikuti satu pertemuan perkuliahan yang rata-rata bernilai 2 sks saja, orang tuaku membayar dua puluh tujuh ribu. Dan aku tidak memanfaatkannya dengan maksimal.

Suatu saat aku pasti dimintai pertanggungjawaban.

Tiba-tiba sekelilingku menjadi gelap. Mungkin pemadaman listrik.

Gang sempit di malam hari saja sudah segelap ini...

Apalagi nanti di alam kubur, ya

Enter Your Ideas Here | RAWS FestivalOnde histórias criam vida. Descubra agora