(Drabble) Side A: Pilih-Pilih #Hangus

32 12 0
                                    

"Gimana?" tanya ibunya Delta setelah aku mengangkat kepala dari brosur lowongan pekerjaan yang ia beri. Aku menggeleng.

Dia tertawa lirih. "Dasar. Pekerjaan aja kamu pilih-pilih. Apalagi jodoh." Kemudian mengisap rokoknya dalam-dalam dan mengepulkan asapnya, membuat racun itu bercampur dengan udara malam yang kami hirup di halaman rumah ibuku.

Kugunakan brosur itu untuk mengibas-ngibas asap, kemudian meraup sukro dan memasukannya ke mulutku. "Julid terus. Teteh sendiri gak enak, kan, kalau disinggung-singgung soal nikah?"

"Iya sih. Tapi julidin orang lain itu seru."

Gusti. Punya sepupu kok gini amat, ya.

"Kriteriamu yang kaya gimana?" desaknya. "Umur delapan belas tahun, 'kan? Kucariin, deh!"

"Gak! Gak usah!"

Dia tertawa renyah. Terlihat lebih rileks dibanding beberapa menit lalu.

Kadang-kadang ia datang setelah pulang kerja. Numpang merokok—karena tidak mau dilihat Delta—sambil mengobrol ringan denganku, menumpahkan semua kepenatannya, mengeluhkan tentang atasannya, atau menawariku lowongan pekerjaan seperti tadi.

Aku menghargainya, tapi kalau aku menerima lowongan tadi, sepertinya aku tidak akan semerdeka ini.

Enter Your Ideas Here | RAWS FestivalWhere stories live. Discover now