(Drabble) Side A: Toxic Positivity #Hangus

43 17 7
                                    

Tiba-tiba aku jadi teringat perkataan temanku waktu SMA.

"Alpha, kamu itu cuma menang tampang doang. Selain itu, gak ada yang bisa dibanggain."

Dulu, aku tidak mengacuhkan komentar itu.

Tapi sekarang setelah kupikir-pikir, ucapannya benar juga.

Ah ya. Coret kalimat pertama karena segala sesuatu yang diturunkan dari Bapak sama sekali bukan suatu kebanggaan.

Dari akademik, aku tertinggal. Baik saat masih sekolah maupun sesudah lulus. Selalu ada rasa iri saat mendapat kabar jika ada teman yang berhasil mendapat gelar sarjana atau magister. Satu-satunya yang berhasil meredamkan rasa iriku adalah kenyataan bahwa aku beruntung masih bisa mengenyam pendidikan sampai SMA.

Soal keluarga, meskipun tidak lengkap, tidak bisa juga dibilang broken home. Bapak hanya meninggalkan kami dengan setumpuk utang membuat napasku sesak, tapi tidak sampai mencekik. Setidaknya aku dan Ibu tidak menjadi korban kekerasan fisik, dan aku mensyukurinya.

Begitupun dalam hal lain. Pekerjaan, keuangan, semuanya metok di 'rasa syukur'. Sama sekali tidak membanggakan.

Ah, apa yang kupikirkan. Banyak orang yang punya hidup yang lebih susah dari aku. Dibanding mereka, permasalahanku tidak ada apa-apanya. Harusnya aku bersyukur.

...

"Gak usah dengerin apa kata orang... Ibu bangga punya anak seperti Alpha," kata Ibu suatu hari.

Tapi aku gak bangga sama diri sendiri. Gimana dong, Bu?

Enter Your Ideas Here | RAWS FestivalWhere stories live. Discover now