(Trabble) Side A: Teman di Tengah Hujan

49 17 16
                                    

Hujan tiba-tiba turun deras. Aku mendorong gerobak, terpaksa berteduh di sebuah halte di dekat persimpangan jalan. Seorang gadis berjilbab sudah ada di sana sendirian. Duduk merapat dinding sambil menunduk dalam-dalam dengan sebuah buku tebal di pangkuan. Sepertinya buku pelajaran. Dia terlihat larut dalam bacaan, sebelum kusadari genggamannya pada buku makin melonggar.

Dia tertidur.

Beberapa detik kemudian bukunya tergelincir dari pangkuan, jatuh ke lantai dengan suara keras. Dia terlonjak bangun. Aku beralih pada ponsel, pura-pura tidak lihat.

Aku baru sadar mendapat pesan di platform baca-tulis yang biasa kupakai. Dikirim sembilan hari yang lalu. Dari λ.

"Halo Alpha! Euh, huruf 'α' itu alpha, kan? Maaf kalau aku salah baca namamu.

Aku gak mau pesan ini terlihat formal, tapi sebelumnya aku mau ngucapin... terima kasih banget banget banget udah baca dan komen ceritaku. Itu bener-bener jadi penyemangat buatku untuk nulis kelanjutannya—meskipun harus curi-curi waktu disela kegiatan dunia nyata :")

...

Btw, kamu baca serial Unfinished Story juga?"

λ untuk Lambda.

Pertama, aku senang kalau ternyata komentar sederhana dariku bisa jadi penyemangat untuknya. Syukurlah.

Kedua, sepertinya pemilik akun ini ramah dan asyik diajak ngobrol. Apalagi setelah ia menyinggung tentang serial novel favoritku itu. Tergolong novel underated dengan relatif sedikit pembaca.

Disapa teman 'seperbacaan', mana bisa begitu saja kuabaikan.

Diiringi suara hujan, aku mengetik balasan.

"Kang, ciloknya masih ada?"

Teralih dari layar ponsel, aku menoleh ke sumber suara. Gadis tadi, dengan mata sayu dan kantung mata tebal di bawahnya, bergeser mendekat.

Aku mengangguk. "Masih ada, Teh."

Gadis itu terlihat lega. "Beli 5000-an ya."

Setelah transaksi selesai, ia bergeser kembali ke tempat semula.

"Nunggu jemputan?" tanyaku, mengisi kekosongan.

"Dari tadi nunggu mobil elf, Kang. Tapi malah ketiduran." Gadis itu meringis. "Jam segini biasanya masih ada yang lewat, 'kan?"

"Masih ada kok. Tenang aja."

Gadis itu mengangguk. Kemudian mengunyah cilok dalam diam.

Semenit kemudian, gadis itu kembali tertidur.

Enter Your Ideas Here | RAWS FestivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang