Seharian di kampus dengan segala matkulnya membuat pikiranku sumpek. Seperti kota padat dengan bermacam kendaraan yang mengepulkan polusi. Aku butuh ruang hijau, hutan kota, penyegar di tengah-tengah aktifitasku. Menulis adalah caranya.
Aku serasa berteleportasi dari kamar kost berukuran 3 X 3 meter ke tengah hutan kota. Duduk dengan laptop di hadapan sambil mengembara dalam dunia khayalan. Menghirup udara sejuk yang jauh dari energi negatif membuat pikiranku tenang...
...sebelum pikiran negatifku kembali menginterupsi. "Cie, mau nulis lagi, Lambda? Itu naskah 'kan udah stuck dari tahun lalu."
"Makanya sekarang mau kulanjutin. Mumpung lagi semangat."
"Oh, yaudah. Semangat nulisnya. Kalau udah bosen, jangan lupa kerjain tugas buat besok matkul. Merangkum buku teori penerjemahan yang tebalnya setengah rim."
Ah, aku lupa kalau masih punya tugas. Mampus aku.
![](https://img.wattpad.com/cover/204036737-288-k161763.jpg)
YOU ARE READING
Enter Your Ideas Here | RAWS Festival
Teen FictionSi Piyik menemukan sebuah buku tebal. Sampulnya bertuliskan 'Enter Your Ideas Here' Seseorang membisiki kepala kecilnya. "Masukkan ide-idemu di sini." Tapi Si Piyik bergeming menatap kertas yang kosong, seperti kepalanya. Apa yang harus ia tulis?