TUJUH BELAS

18.2K 755 45
                                    

"What the fuck has gotten into you, man?" Ikram Karjadi memberikan tanggapan tidak setuju atas keputusan Calvi untuk menikahi adik Almer Guritnoko dan berencana untuk membawa perempuan itu ke pulau pribadi milik Ikram. "You're risking yourself in stupid way."

Salah satu senior Calvi di Stanford University, Ikram Karjadi, memiliki pulau terpencil berjarak lima belas kilo meter dari Labuan Bajo. Selama ini Calvi hanya tahu berdasarkan apa yang dia dengar dari beberapa kolega bisnisnya. Dia tidak pernah tahu apakah pulau itu benar-benar ada. Tapi jika pulau itu benar adanya, Calvi ingin menyewa pulau itu sampai Irina melahirkan bayi mereka.

"I am not risking anything," jawab Calvi datar.

Siang itu dia menemui Ikram di kantornya di Menara Karjadi. Selepas meeting mengenai proyek bersama mereka, Ikram biasa mengajaknya diskusi lebih dulu di lounge depan ruang kerjanya sambil menikmati vodka martini.

Hubungan keduanya tidak sekadar antara junior-senior dan rekan kerja. Sebelum Ikram menikah, dia sering meminta perempuan pada Calvi untuk menghangatkan ranjangnya. Begitu pun Calvi. Mereka saling berbagi kontak wanita untuk memenuhi kebutuhan badani masing-masing.

"You're out of your mind," kata Ikram. "Perempuan itu adik Almer Guritnoko. Kau tahu Sotomayor dan Danishwara mencarinya, kan, setelah apa yang dilakukan Almer pada bisnis mereka?"

"I do awknoledge that."

"So what the hell? Begitu mereka tahu kau menyembunyikan adik Almer, not only her will get killed."

Calvi tahu betul peringatan yang dikatakan Ikram akan betul terjadi. Orang-orang seperti Pavel Sotomayor dan Moreno Danishwara tidak keberatan mengotori tangan mereka sendiri untuk merampas nyawa dari seorang pengkhianat. Bagi mereka, Calvi adalah teman. Teman dalam kartel bisnis kotor yang sangat mendominasi dunia malam di Indonesia. Dan Almer adalah musuh mereka. Jika mereka tahu Calvi akan menikahi adik dari Almer, mereka takkan segan membunuhnya.

Tidak semudah itu.

Selama hidup Calvi selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia bekerja sangat keras. Jika suatu hari ada yang membunuhnya, dia tidak akan membiarkannya.

Pertanyaannya, kenapa dia mau menikah dengan Irina? Dan kenapa pula dia mau anaknya lahir dari rahim perempuan itu?

Calvi masih belum bisa menjawabnya.

Dia hanya ingin ada orang yang memberikannya keturunan.

Tok.

Tidak lebih.

Orang yang bisa dipercayanya di luar rumah adalah Ikram Karjadi. Dari luar Ikram sangat kaku dan tidak peduli dengan masalah orang lain. Pria itu tidak punya track record punya bisnis kotor sepertinya. Walaupun Calvi tahu Ikram punya beberapa klub malam di luar negeri, tapi tidak pernah sekali pun Calvi mendengar ada prostitusi dan narkoba di sana. Atau di sisi lain, Ikram sangat pandai menyembunyikan bisnis kotornya. Siapa yang tahu?

"Listen, I'll do whatever it takes until you give me the access to that island."

"Saya tidak akan membiarkanmu ke pulau itu. Bahkan saya belum pernah mengajak keluarga saya ke sana." Pria itu mempertimbangkannya sejenak. "There's a better place rather than my private island. Yaitu penthouse saya di SCBD."

"Saya akan menikah. Saya tidak mau menikah di penthouse."

Obsesi sang MafiaWhere stories live. Discover now