que sera ╏ 003

1.1K 153 7
                                    

“Apa yang dia pikirkan?” kali ini Wonjin menghampiri kafe kecil milik kakak ipar, Heejin ikut dibuat bingung dengan sikap Minkyu. “mungkinkah karena orang lain?”

Guanlin yang bekerja part time disana pun ikut menghampiri mereka dan mendengar apa yang diceritakan oleh Wonjin beberapa menit lalu. “apa dia membuatmu menderita? apa kau main-main? baiklah, aku akan menghajarnya!”

Lelaki taipei itu marah lalu bergegas pergi menuju kantor Minkyu dan membuat keributan, “kau,”

“Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau belum mendaftarkan pernikahan mu dengan Wonjin? Kenapa kau tidak pulang kerumah? Kenapa kau terus menghindarinya? Apa kau bersiap untuk berpisah dengannya?” tanya Guanlin dengan suara lantang, wajar saja jika ia semarah itu pada Minkyu karena semasa SMA dulu Guanlin sangat menyukai Wonjin namun Wonjin justru suka pada Minkyu dan ia hanya dianggap sebagai sahabat.

“Aku menutup mulutku selama Wonjin bahagia, aku mempercayakan Wonjin padamu. Lakukan apa yang kau mau, tapi jangan permainkan hatinya!” dan mengarahkan tangannya untuk menghajar lelaki Kim itu.

Tetapi Minkyu berhasil menahannya dan berkata, “Ini antara Wonjin dan aku.”

Setelah itu dua orang satpam datang untuk membawa Guanlin keluar, Wonjin yang sendaritadi berdiri diam menyaksikan perkelahian itu akhirnya muncul. “Tunggu! Tunggu! Ini bukan salahnya. Kau yang salah, Kim Minkyu!” ucap Wonjin.

“Kau tidak memikirkan ku sebagai istrimu. Hanya aku yang merasa menyukaimu. Hanya aku yang merasa galau. Ini bukan pernikahan!” lanjut nya.

Minkyu memijat pelipis nya pelan dan berkata dingin pada Wonjin, “pergilah sekarang, lagipula ini semua belum terlambat.”


〰〰〰〰〰



Dan kali ini Wonjin menenangkan diri nya dibutik milik Irene, sang Ibu mertua yang juga mengkhawatirkan Wonjin pun berusaha membujuknya. “Ibu ingin kalian tidak bertengkar. Tapi, tempat kerja seorang suami adalah medan perang.”

“Kau pergi ke kantornya dan mengajak bertengkar hanya karena dia bekerja keras dan tidak bisa pulang ke rumah? Untuk seorang istri yang meragukan suaminya, itu sangatlah menyedihkan.” jelas Irene selagi menghapus airmata Wonjin yang masih mengalir.

Heejin langsung menyahuti untuk membela Wonjin dihadapan Ibu nya namun Irene segera memotong, “Minkyu pasti punya alasan dan kau harus percaya padanya. Kalau bukan kau, siapa lagi?”


〰〰〰〰〰



Wonjin mengikuti sebuah organisasi dikampus nya dan hari ini adalah jadwal mereka berkumpul. Mahasiswa lain yang mengetahui kabar jika dirinya belum mendaftarkan pernikahan, mulai berbicara macam-macam.

“Ham Wonjin, katakan sesuatu!” ucap sang pelatih karena ia mengamati dan mencoba memanggil Wonjin yang sedang melamun, tidak mendengarkan nya.

Kepalanya hanya terisi tentang Kim Minkyu saja, “Wonjin, kita harus pergi. Cepatlah!”

“Aku pasti sedang berkhayal mendengar suara Minkyu.” ucap Wonjin sambil memukul pelan ubun-ubun nya menggunakan buku catatan.

“Hei! Jangan terus bicara sendiri, aku memerlukan mu saat ini juga.” dan Wonjin tergelonjak kaget, ia tidak sedang berhalusinasi. Minkyu memang datang menemuinya.

“Tapi aku harus mengganti baju dahulu.”

Minkyu menggeleng, “tidak apa-apa, seperti itu saja. ayo!” lelaki itu pun membawa Wonjin ke suatu tempat yang sudah terdapat banyak wartawan datang.

“Tunggu disini.” ucap Minkyu pada Wonjin yang sedang kebingungan dan suami nya pun melangkah naik keatas panggung.

Suho lalu menghampiri nya, “Ayah senang kau tepat waktu.”

“Ayah, ada apa? Apa maksud semua ini?” tanya Wonjin.

“Minkyu tidak memberitahumu? Astaga, dasar anak itu.” keluh sang Ayah, “ini adalah anggota pers dan media.” mereka menyaksikan beberapa kata sambutan yang Minkyu diucapkan, “dia merancang sebuah game online dan biasanya perlu waktu satu bulan, tidak,”

Koreksi Suho, “hampir satu tahun agar bisa selesai tetapi sebuah tim kecil nya bekerja sama dalam waktu singkat dan ini cukup membanggakan.” Wonjin ikut tersenyum memandangi Minkyu dengan bangga, “Minkyu tidak tidur setiap malam untuk menyelesaikan ini, bahkan Ayah terkejut dia masih bisa berdiri dan Minkyu tidak ingin terburu-buru.”

“Ayah bilang padanya untuk menghubungi dan mengundangmu kesini tetapi dia bersikeras untuk menjemputmu.” lanjut nya.

Ia terharu, sangat. “benarkah?” Suho mengangguk.

Sang pembawa acara pun memanggil Wonjin sebagai inspirasi dari game tersebut untuk naik keatas panggung, “aku ingin memperkenalkan istriku, Kim Wonjin..” ucap Minkyu dihadapan banyak wartawan, “katakan sesuatu.” selagi menyerahkan microphone pada Wonjin.

“Hm, aku bangga menjadi istri dari lelaki jenius sepertinya. Terima kasih banyak.” ucap Wonjin dengan gugup lalu berbisik pada Minkyu, “apa itu terdengar aneh?”

Minkyu menggoda Wonjin dan mengangguk, “Wonjin, lama tidak bertemu.” ujarnya dengan senyuman hangat.


〰〰〰〰〰



Minkyu yang baru selesai mandi dan ia menanyakan tentang kemeja yang sudah Wonjin siapkan untuk ia pakai. “apa ini baru?”

“Maaf, aku belikan kemeja baru.” balas Wonjin, “kemeja lama mu, aku gunakan untuk membuat ini.” selagi menunjukkan boneka flanel yang ia buat.

Lelaki Kim itu terkekeh, ia mengusap kepala sang istri dengan lembut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki Kim itu terkekeh, ia mengusap kepala sang istri dengan lembut. “untuk apa kau membuat ini?”

“Karena kau tidak pulang ke rumah dan aku kesepian.” bibirnya mengerucut, “aku menganggap ini adalah kau, melihatnya saja sudah membuatku sangat bersemangat.” jelas Wonjin.

“Aku minta maaf saat itu Ayah sangat membutuhkan bantuan, kau tenang saja, aku akan kembali kuliah bulan depan.”

Kedua matanya melebar akibat terkejut sekaligus merasa senang dengan ucapan sang suami, “benarkah? wah! syukurlah.”


〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now