que sera ╏ 004

995 128 9
                                    

Beberapa bulan setelah perilisan resmi game online yang dibuat Minkyu bersama teman-teman nya itu menjadi sangat terkenal. Dan Minkyu telah kembali kuliah, ia sering berangkat bersama Wonjin.

“Aku perlu mampir ke suatu tempat dulu.” ujar Minkyu, “kau harus ikut.”

“Kemana?” tanya Wonjin bingung. Kedua nya pergi menuju kantor administrasi untuk mendaftarkan pernikahan mereka.

Wonjin mengisi dokumen yang sudah disiapkan oleh Irene sebelumnya.

“Aku harusnya mengerti mengapa Ibu sudah mempersiapkan ini.” ucap Minkyu yang mengambil alih untuk mengisi kertas-kertas tersebut.

“Sekarang aku sudah resmi menjadi istrimu.” ucap Wonjin, senyum cerah menghiasi wajah nya. Minkyu ikut tersenyum pula.

“Aku tau kau khawatir, tapi sebagai suami, aku ingin fokus lebih dulu dengan perusahaan Ayah, bahkan sebelum kita menikah.” jelas Minkyu, “tetapi Ibu tidak mengerti dan dengan cepat merencanakan tentang pernikahan kita, membuatku harus menyelesaikan pekerjaan Ayah dalam waktu yang lama.”

“Tidak apa-apa, aku percaya padamu.” ujar Wonjin.

“Dan kau datang ke kantor membuat keributan bersama Lai Guanlin.” Wonjin dibuat terdiam karna kejadian memalukan itu, “aku hanya bercanda, sayang.”

“Huh! Kau seolah memojokkan ku karna kejadian itu.”

“Aku hanya bercanda, tersenyumlah!” kedua telunjuk Minkyu menarik sisi bibir Wonjin agar membentuk senyum.

Setelah semua itu selesai diurus, mereka pergi menuju kampus. “ini sudah akhir tahun, kau harus lulus.” ucap Minkyu.

“Iya tau, aku gagal 4 mata kuliah, lalu bagaimana dengan desertasi mu?”

“Aku hampir selesai.”

Wonjin bersorak ria, “kau sangat hebat karena sudah menjadi unggulan di kelas, kurasa menjadi dokter adalah hal yang mudah bagimu.”

“Aku tidak yakin dengan itu, banyak pekerjaan menanti. Dan tujuannya bukan hanya menjadi dokter.” balas Minkyu, “lagipula untukku, menjadi dokter mungkin lebih mudah daripada berurusan dengan mu, Heejin ataupun Ibu.” lanjut nya.

“Apa kami seburuk itu?” tanya Wonjin lesu dan membuat Minkyu tertawa pelan yang mendengar pertanyaan itu.

“Baiklah, aku pergi sampai jumpa nanti.” dan Minkyu masuk kedalam gedung fakultas.


〰〰〰〰〰



Wonjin bertemu Guanlin saat ia keluar dari dalam kelas, sangat kebetulan sekali karena Wonjin sedang ingin sedikit bercerita.

“Kau kenapa? Apa Minkyu membuatmu sedih?” tanya Guanlin khawatir, ia yang melihat Wonjin sedang murung.

“Aku hanya berfikir tentang masa depan dan ingin tau apa yang aku bisa lakukan.” jawab nya.

“Jangan menyerah! Ini bukan yang terbaik dariku tapi kau memiliki Kim Minkyu yang telah menikahimu!” balas Guanlin selagi tersenyum, “aku akan mendukung apapun yang kau lakukan. Jadilah dirimu!”

Wonjin lalu pergi untuk melihat suaminya dan ia bertemu seseorang yang akan masuk kedalam laboratorium, “apa kau tau Minkyu, senior disini?” tanya nya.

“Kim Minkyu?” Wonjin mengangguk membenarkan ucapan lelaki itu lalu kembali bertanya, “dan kau siapa?”

“Hm, temannya..” jawab Wonjin dengan ragu, “a-atau haruskah aku mengatakan jika aku istrinya!”

“Kau?” tanya orang itu heran, “awalnya aku penasaran sosok seperti apa yang bisa mengisi hari-hari Kim Minkyu dan kau tidak seperti yang ku bayangkan,” lalu tertawa, “perkenalkan aku Han Gichan.” lanjut nya.

“Huft! Memang tidak semudah itu menikah dengan lelaki luar biasa.” keluh Wonjin.

Kebetulan Yunseong yang juga berada disana datang antara perkenalan Wonjin dan Gichan. “apa yang kau lakukan disini, Wonjin?”

Gichan menatap Yunseong, “kau mengenalnya?” ia menunjuk Wonjin, lelaki Hwang itu mengangguk.

Wonjin ditarik Yunseong menjauh darisana, meninggalkan Gichan sendiri. Lalu menceritakan kepada nya bahwa Gichan selalu berada peringkat ke-2, dibawah Minkyu. “dia benar-benar kompetitif.”

“Apa kau tau tentang satu-satunya mahasiswa yang akan dipilih mempresentasikan makalahnya pada konferensi ilmiah?” tanya Yunseong.

Dengan raut wajah bingung Wonjin menggeleng, artinya ia tidak mengetahui hal itu. “kurasa obrolan ini diluar kemampuan kepala mu.” ejek Yunseong selagi terkekeh pelan.

Dan lelaki gembil itu baru menyadari apa yang dibicarakan Yunseong siang itu, kini Minkyu mengambil tas ransel ukuran besar dari dalam lemari nya lalu membereskan beberapa pakaian. “aku akan pergi konferensi di luar kota.”

“Apa itu artinya makalahmu dipilih untuk dipresentasikan?” tanya Wonjin dan Minkyu mengangguk pelan, “wah! bagus sekali, kau sungguh luar biasa.” ia ikut merasa senang.

“Bukanlah hal yang bagus.” jawab sang suami.

“Tapi memang begitu!” ujar Wonjin, “kau luar biasa, kau ada di level yang berbeda” pujinya, “ngomong-ngomong soal itu, bagaimana dengan Gichan?”

“Oh, kau mengenal dia?”

“Kami bertemu dan Yunseong yang menjelaskan situasi antara kau dan dia.” Minkyu mengangguk lalu menceritakan bahwa Gichan benar-benar tidak menerima kekalahannya, dia terus protes karena Minkyu yang terpilih.

“Padahal dia akan menjadi dokter bedah yang hebat.” sambung Minkyu.

“Apa dia sebagus itu?”

“Tidak ada yang bisa menggunakan pisau bedah sepertinya, kalau saja kepribdiannya tidak seperti itu.” Minkyu kembali mengemasi keperluan nya untuk beberapa hari kedepan.

“Dan aku akan kesepian lagi tanpamu selama 3 hari.” keluh Wonjin sambil meraih boneka flanel nya, “hanya kau dan aku lagi.” Perutnya terasa mual secara tiba-tiba, “aku merasa aneh sejak sarapan pagi ini.”

Minkyu menghampirinya, “kau mungkin kebanyakan makan lagi.” lalu meminta Wonjin membuka mulut agar ia dapat memeriksanya. “berbaringlah dan buka sedikit baju mu.”

Semburan merah menghias pipi Wonjin, “k-kyu..”

“Aku hanya akan memeriksa mu.” ucap Minkyu, “jangan merasa malu, aku adalah suami mu bukan orang lain.” tanpa disadari wajah Minkyu juga memerah setelah mengucapkan itu, “lagipula aku kan sudah pernah melihatnya.”

“MINKYUUUUUUUUU!”


〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now