que sera ╏ 025

552 75 0
                                    

Wonjin kalut, panik, sedih dan menangis menunggu diluar ruang perawatan. Minkyu sedang diperiksa oleh Yuvin dan ada Hyeongjun yang datang menemaninya.

“Ada apa dengan suami-mu? Aku mendengar kabar dari ruang perawat.” tanya lelaki menggemaskan itu.

“Dia jatuh dari tangga atas, kepalanya terbentur.” ujar Wonjin sambil menangis

“Tenanglah. Kau perawat kan? Kau tidak boleh panik dan harus kuat, kau istrinya! Tenang saja, Dokter Yuvin yang paling hebat disini.” jawab Hyeongjun.

Ia berdoa, agar Minkyu baik-baik saja.

〰〰〰〰〰


Di pagi harinya Minkyu baru sadar, Wonjin datang sebagai perawat untuk memeriksa suhu tubuh dan tekanan darahnya.

“Syukurlah, kau sudah sadar.” ucap Wonjin senang.

“Bagaimana diagnosanya?” tanya Minkyu dan Wonjin menceritakan bahwa ia mengalami patah tulang kaki ringan dan akan segera pulih.

Semalam Yuvin juga memberitahu jika penyebab Minkyu pingsan adalah bukan karena kepala nya yang terbentur tetapi karena terlalu lelah bekerja, anemia, kurang tidur dan telat makan.

Menyesal karena Wonjin merasa Minkyu kelelahan karena ulahnya, ia berjanji untuk menjadi perawat dan istri yang baik untuk Minkyu. “Ayo bilang aaa....” ujar Wonjin untuk menyuapi Minkyu makan.

Tapi lelaki itu menolak untuk disuapi, “yang patah kaki ku, bukan tanganku.”

“Pasien harus menurut dengan perawat.” Wonjin tetap memaksa untuk menyuapi nya dan Minkyu juga tetap menolak.

“Manisnya, anak-anak ku.” ujar Irene sambil memotret keduanya, kedua orangtua nya serta Heejin datang menjenguk sekaligus membawakan pakaian untuk Minkyu selama dirawat di rumah sakit.

“Kau lemah sekali setelah jatuh dari tangga,” ucap Heejin.

Wonjin kembali bertugas dan saatnya ia untuk mengambil sampel darah Minkyu. Irene ikut bersemangat pula, “mari kita lihat pekerjaanmu.”

“Kita mulai, baiklah. Tolong lenganmu.” ucap Wonjin setelah menyiapkan peralatan, ia nampak serius.

Namun Minkyu mengacau nya dengan bertanya, “bukannya ada perawat lain?”

“Aku yang berada disini, jadi biarkan aku melakukan nya.” jawab Wonjin dengan percaya diri. Kekhawatiran Minkyu pun terwujud, menjadi korban atas latihan menyuntik istrinya.

“Aduh, kumohon jangan menganiaya aku!” keluh Minkyu lalu Wonjin hanya bisa meminta maaf.

“Baiklah, selesai!” ujar Wonjin sambil mengusap bekas suntikan dilengan suaminya, syukurnya Wonjin berhasil mendapatkan sampel darah Minkyu dan Irene sontak bertepuk tangan heboh.

“Berapa lama kau mencobanya?” tanya Minkyu kesal.

“Soalnya aku gugup mengambil darahmu, bagaimana kalau aku gagal?” jawab Wonjin.

Heejin menyakinkan Wonjin, “jangan khawatir, kau berhasil melakukan nya.”

“Selanjutnya pasang infus.” lanjut Wonjin dan perawatan Minkyu sepenuhnya ditangani oleh Wonjin, “Aku akan kupaskan apel untukmu.”

“Tidak usah repot-repot.” jawab Minkyu.

Ia tetap melakukan itu dan malah tangannya tergores pisau, untung saja tidak sampai berdarah, “aduh..”

“Tak apa?” Minkyu langsung meraih jari Wonjin, “kau ini, ada-ada saja.”

Selama dirawat, Minkyu pun masih melakukan pekerjaannya sebagai dokter dengan menulis beberapa laporan dan dokumen. Ia meminta tolong Wonjin untuk menaruh dokumen tersebut di meja kerjanya, memenuhi permintaan suaminya, Wonjin segera ke ruang dokter untuk menaruh dokumen milik Minkyu.

“Beruntung sekali Dokter Kim mempunyai istri manis yang merawatnya.” ucap seorang dokter yang sedang ada disana.

“Benarkah?” Wonjin menanggapinya dengan malu-malu dan tidak sengaja menendang meja dokter itu sehingga cangkir kopi yang berada di atasnya tumpah.

“Aku akan membersihkan nya,” ujar Wonjin namun tindakan nya ditahan.

“Tenang saja, aku akan meminta clening servis membersihkan nya.” ucap dokter tersebut, “kau bisa kembali bertugas.”

“Terima kasih.”

〰〰〰〰〰


“Dokter Minkyu, selamat pagi. Ini sarapanmu.” ucap Eunsang yang membawakan sarapan untuk Minkyu.

“Terima kasih,” ujar Minkyu, wajah nya terlihat bingung. “mengapa kau yang mengantarnya?”

“Wonjin menghalangi semua perawat yang mau masuk ke kamarmu, tak ada yang bisa mendekatimu.” jawab Eunsang.

Minkyu hanya bisa tersenyum malu.

“Kenapa Wonjin belum datang juga ya?” ujar Eunsang, ia mengambil kesempatan untuk menyuapi Minkyu. Tetapi lelaki itu tidak mau.

Tak lama kemudian, sosok yang sebelumnya mereka bicarakan pun datang dengan membawakan makanan juga untuk Minkyu. “Tunggu! Akulah perawat pribadi nya! Aku membawakanmu makanan, jreng!!” Wonjin membuka makanannya.

“Aromanya bawang???” ucap Eunsang selagi menutup hidung nya dan Minkyu melakukan hal yang sama.

“Mulai sekarang aku akan membuatkan sarapan setiap pagi.” ucap lelaki itu bersemangat.

Ruang inap Minkyu di datangi perawat Choi, “Perawat Kim! Kau masih main-main disini?” Wonjin kembali dimarahi karena belum menyelesaikan tugasnya.

“Aku minta maaf.” ucap Wonjin singkat dan bergegas untuk melanjutkan tugasnya “sampai jumpa nanti, Minkyu.” pamitnya.

“Sangat mengagumkan.” sahut Eunsang.

〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now