que sera ╏ 015

566 88 12
                                    

Setelah menginap beberapa hari di mansion, akhirnya Wonjin kembali kerumah walau disaat dirinya akan pergi berangkat kuliah. Eunsang terus mengomel karena baru mengetahui jika Wonjim kabur dari rumah dan mabuk semalam sehingga tubuhnya menjadi kurang sehat sekarang.

Dan Jungmo ikut bergabung dengan membawa minuman penambah tenaga untuk Wonjin. Di kafetaria kampus saat itu juga terdapat Yunseong serta Guanlin yang sempat sekilas melirim kelompok mereka dan berusaha menguping.

“Apa kau benar-benar kabur? Kau bertengkar dengan Minkyu, kan?” tanya Jungmo kepada Wonjin.

Lelaki manis itu tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya dengan wajah yang muram.

“Mau tinggal denganku? Di apartemen kecil.” lanjut Jungmo.

“Tunggu dulu, kau pasti bercanda.” ujar Wonjin.

“Aku sudah bilang aku serius, aku mencintaimu.” nada bicara lelaki Goo itu berubah seolah meyakinkan nya.

Guanlin sudah menggulung lengan kemeja nya dan bersiap untuk menghajar Jungmo, “si bodoh itu! apa yangㅡ”

“Kau yang bodoh!” tahan Yunseong, “lebih baik kau cari Minkyu sekarang daripada ikut campur urusan mereka.”

Jungmo masih meyakinkan Wonjin, “aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.”

“Tapi a-aku istri Kim Minkyu...” balas Wonjin gugup.

“Sudah kubilang tinggalkan dia, apa dia mencari mu? Dia bahkan tidak cemburu, apa yang sudah dia lakukan untukmu? Itu bukan pernikahan. Pasangan menikah membutuhkan satu sama lain, kau membutuhkan aku.”

Seisi kantin menoleh karena mendengar suara tegas Kim Minkyu disana, “itu salah, sangat salah.” dan berhadapan langsung dengan Jungmo.

“Kau sangat terlambat, kau hanya membuat Wonjin menderita. Kau tidak bisa membuatnya bahagia, kau tidak punya hak untuk menikahinya.”

Lalu para mahasiswa yang berada disana mulai membicarakan tentang hubungan Jungmo dan Wonjin, bahkan ada yang mengatakan jika Wonjin selingkuh dari seseorang yang hampir mendekati kata sempurna seperti Minkyu.

“Itu mungkin benar.” sambung Jungmo.

“Aku cemburu padamu.” ucap Minkyu, “aku tidak pernah merasa cemburu atau iri, aku tidak pernah ditolak atau mengalami sebuah kekesalan serta emosi yang kacau sebelumnya. tapi itu semua berubah ketika Wonjin datang di hidupku.”

Lelaki itu kemudian berjalan ke arah Wonjin, “semua emosi tersembunyi itu membuatku kehilangan kendali, aku tidak tau cara mengendalikannya. Mereka memuncak dan membuatku kesal.”

“Jadi apa?” tanya Jungmo.

“Goo Jungmo, kau lebih bisa menahan emosi mu yang berantakan serta kekesalanmu dan aku memberikanmu pujian. Walaupun aku tidak iri padamu, maka dari itu kau tidak membutuhkan Wonjin.” jelas nya, “dia untukku dan aku membutuhkannya, aku dapat menjadi diriku yang sebenarnya ketika aku bersama Wonjin.”

Jujur saja, Wonjin sangat terharu mendengar ucapan suaminya. Ia pum kemudian menangis, “benarkah itu, Kim Minkyu?”

“Aku tidak menyadarinya sampai kakak dan Guanlin mengatakannya padaku.” jawab Minkyu selagi menarik senyum, “dia berlari dan datang untuk memberi tau-ku, aku tidak percaya dia merasakan hal ini selama 6 tahun. dia luar biasa.”

“Aku memang manusia yang baik.” ujar Guanlin, memuji dirinya sendiri.

Dengan ragu Wonjin bertanya, “Minkyu, apa benar tidak apa-apa untuk aku tetap tinggal?”

“Aku sudah bilang padamu jawabnya adalah iya.” Wonjin yang merasa lega dan bahagia, ia langsung memeluk sang suami.

“Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sampai aku mati!”

“Aku menantikannya.” Minkyu terkekeh sambil memeluk erat istrinya.

Jungmo melihat itu semua dan langsung pergi keluar kantin karena kecewa, Hyeongjun datang untuk menghiburnya.

“Apa yang kau lakukan? Kau hanya memperkuat cinta diantara mereka. Kau ingin menyelamatkan Wonjin, kan? Akan ada banyak pasien yang perlu kau selamatkan. Jangan hanya fokus kepada satu saja.” ucap lelaki Song itu dan pergi meninggalkannya sendiri.


〰〰〰〰〰



“Maaf sudah membuat ibu khawatir.” Wonjin meminta maaf kepada Irene saat sampai di rumah bersama Minkyu.

“Ibu sangat bersyukur.” jawab wanita itu sambil memeluk keduanya dan Wonjim pun menceritakan bagaimana Minkyu mengatakan cinta padanya didepan banyak orang.

“Dia melakukannya?” tanya Heejin histeris dan tidak percaya sang adik melakukan hal itu. Kembali lagi dengan Wonjin yang mengulang kejadian di kafetaria, kali ini sangat dilebih-lebihkan. Sehingga membuat Minkyu malu sampai kesal dan berakhir masuk kamar lebih dulu.

“Sekarang kalian berbaikan, kalian sudah menjadi suami-istri yang sebenarnya! Terima kasih, Wonjin. Minkyu sudah semakin dewasa sejak dia bersama denganmu.” ucap Heejin.

“Ya, dia merasakan bagaimana perasaan orang lain. Kurasa cintamu mencairkan hatinya yang dingin, jangan pernah menyerah terhadapnya.” sambung Irene.

“Tentu saja.” jawab Wonjin kepada Ibu dan kakak sambil tersenyum.


〰〰〰〰〰



Wonjin kembali kerutinitas nya, melanjutkan pelajaran sebagai Perawat dan belum ada kemajuan sedikit pun karena dirinya masih belum bisa melakukan apa-apa.

“Katakan sesuatu, Jungmo.” pinta Hyunbin.

“Dia akan berteriak padaku, lagi.” Wonjin memejamkan matanya, khawatir jika Jungmo akan kembali memarahi nya.

“Berhati-hatilah untuk selanjutnya.” ujar Jungmo pelan. Baik, Wonjin dan teman yang lain kaget dengan sikap Jungmo yang seperti itu. Wonjin bergumam jika ia belum berbicara dengan Jungmo sejak berbaikan dengan Minkyu dan berusaha untuk tidak canggung. Mungkinkah mereka bisa jadi seperti dulu lagi.

Kemudian Perawat pembimbing memanggil nya perihal kegagalan dalam beberapa tugas, “pelatihan di rumah sakit akan dimulai bulan depan. Kalau kau tidak berhasil kali ini, kau akan mengulang tahun depan.”

〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora