que sera ╏ 028

1.3K 114 13
                                    

Wonjin terus memandangi cincin pemberian Minkyu, Heejin yang memperhatikan sendaritadi dibuat bingung. “Kau membuat kutakut, kenapa senyum-senyum sendiri?” Wonjin pun menyengir.

“Aku tidak pernah bosan melihatnya.” jawab sang adik ipar sambil memandangi cincinnya.

“Tapikan itu sudah 2 bulan yang lalu.” sahut Heejin.

“Aku bisa memandangi ini selama yang aku mau, hehe.” Minkyu ikut duduk bersama mereka setelah selesai mandi.

Tiba-tiba Suho datang dari arah kamarnya sambil mengeluh sakit, Irene memeriksa suhunya yang ternyata sang suami demam. “Mungkin aku ketularan Sehun, dia sedang tidak sehat.”

Dan Wonjin pun memberikan sang Ayah obat, keesokan paginya, semua anggota keluarga demam. Minkyu memeriksa mereka satu per satu.

Begitu pula saat di rumah sakit, sangat sibuk karena sedang banyak pasien yang terjangkit flu. Wonjin yang berasal dari unit operasi pun dipindahkan sementara ke unit gawat darurat, begitu pula Minkyu juga.

“Kebetulan sekali, murasa mereka melihat kita sebagai dynamic duo.” ucap Wonjin.

“Kita?” tanya Minkyu.

Wonjin bersemangat, “kau sama dengan 100 dokter, kita bisa melakukannya!”

Mereka memulai pekerjaan masing-masing, ada banyak pasien yang mereka tangani. Wonjin pun menghubungi Irene di rumah untuk memberi tahu jika ia belum bisa pulang karena kondisi rumah sakit yang sangat sibuk.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Minkyu, ia bertemu Wonjin di pantry.

“Ya, aku baik-baik saja. Mungkin sedikit demam, tapi aku baik-baik saja.” jawab Wonjin namun Minkyu tampak ragu memandangi nya. “Ada apa?”

“Apa kau sudah makan?” tanya sang suami kembali.

Wonjin menggeleng, “aku tidak nafsu makan, lagipula kita sedang sibuk, aku baik-baik saja.” selagi tersenyum, “Minkyu, kau mencemaskanku? Apa kau khawatir bahwa istri tercintamu ini akan terkena flu?”

“Aku tau kau baik-baik saja.” balasnya, “jadi kau tidak bisa pulang hari ini?”

“Kau juga.”

“Iya, banyak yang harus dikerjakan.”

Perawat mengabarkan bahwa ada pasien lagi yang gawat darurat, yaitu seorang yang jatuh dari sepeda dan tangannya terluka terkena pecahan kaca. Minkyu dengan cepat mengobati lukanya, Ibu sang anak sangat khawatir dan panik.

Wonjin pun menenangkan wanita itu dan berkata, “Dokter Kim adalah dokter terbaik, jangan khawatir.” Akhirnya proses pengobatan oleh Minkyu pun berjalan lancar dan luka sang anak dapat diobati dengan baik.

“Ketika kau menyuruhku untuk tenang, aku menyadari kalau aku harus kuat untuk anak-ku.” ucap sang Ibu kepada Wonjin, “Terima kasih, saya senang kita memiliki dokter yang sangat hebat dan perawat baik sepertimu.” lanjutnya.

Minkyu datang menghampiri nya setelah Ibu dan anak itu pergi, “kau pasti senang. Seseorang akhirnya menyadari bakatmu sebagai perawat.”

“Bukan begitu..” jawab Wonjin malu-malu.

“Dokter terbaik, hm? Suatu kehormatan.” ucap Minkyu lalu tersenyum, Wonjin menceritakan bahwa ia kagum dengan insting kuat seorang Ibu yang sangat melindungi anaknya.

Tak lama kemudian, seorang perawat senior menghampiri mereka dan memberitahukan bahwa ia memiliki pasien lain. “Sibuk sekali malam ini.” ujar Minkyu, “pulanglah, Perawat yang lain sudah datang.”

“Benar, Perawat Lee akan segera datang.” ucap perawat tersebut.

“Tidak, aku masih bisa bekerja. Minkyu masih bekerja, jadi bolehkan jika akuㅡ” kemudian Wonjin menyetuh kepala nya yang terasa tiba-tiba pusing, “ini aneh, Minkyu....” Pandangan nya mengabur, tubuhnya mulai oleng dan akhirnya pingsan.

〰〰〰〰〰

Keesokan paginya, semua anggota keluarga menunggu Wonjin sadar, kedua mata nya perlahan terbuka dan Irene segera memanggil Minkyu. “Maaf aku sudah membuat semuanya khawatir.”

“Maaf, kau jadi ikut tertular flu karena kami.” ucap Heejin.

“Bukan begitu, kak. Jika aku minum obat pasti akan segera baikan.” Wonjin mendudukkan dirinya diatas kasur dan mengambil alih obat yang dipegang sang kakak.

“Ibu akan bawakan air.” Irene dengan cepat pergi keluar kamar sedangkan Minkyu masuk, ia merampas obat itu dari genggaman Wonjin.

“Jangan diminum.”

“Aku minta maaf sudah membuatmu khawatir, sekarang aku sudah baik-baik saja. Aku tidak tau kenapaㅡ”

Minkyu memotong ucapan Wonjin dam bertanya, “apa akhir ini perut mu terasa tidak enak? apa kau selalu kelelahan saat bekerja di rumah sakit? mual atau semacamnya?”

“Apa? Kenapa kau bertanya seperti itu?” jawab Wonjin.

“Apa yang kau katakan?” tanya Ibu yang datang membawa nampan berisi air minum.

“Mungkin,” gantung Minkyu, “kau hamil.”

Semua anggota keluarga menatap keduanya bergantian, antara senang dan terkejut. Ayah, Ibu dan Heejin sangat bersemangat membeli banyak perlengkapan bayi. Wonjin juga memberitahukan kabar bahagia itu kepada teman-temannya.

〰〰〰〰〰









akhirnya selesai juga book ini,dalam jangka waktu kurang dari 2 minggu nyelesain nya seneng banget ada yang baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

akhirnya selesai juga book ini,
dalam jangka waktu kurang dari 2 minggu nyelesain nya seneng banget ada yang baca. terima kasih banyak, chingu!

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now