que sera ╏ 017

533 82 5
                                    

“Selamat atas pertunangan-mu!” ucap Wonjin senang.

Minhee mengangguk, “terima kasih.”

“Jadi kau benar tidak hamil?” tanya Dongyun penasaran, Minhee menggeleng.

“Aku terlalu banyak makan, hehe.” benar seperti ucapan Wonjin saat itu lalu Minhee menggenggam jari-jari Wonjin dengan erat, “cepatlah punya bayi bersama Minkyu.”

Wonjin menggeleng berkali-kali. “A! Tidak, kami akan segera sibuk. Sebenarnya pelatihan di rumah sakit akan dimulai minggu depan.”

“Apa kau siap untuk itu? Kerja di rumah sakit dan bertemu pasien yang benar-benar sakit?” tanya lelaki Kang itu.

Dan Dongyun menyahut, “kau kan terkenal sebagai Perawat yang tidak bisa menyuntik.”

“Jangan khawatir, para Perawat pelatihan tidak akan menyuntik. Aku akan belajar satu tahun penuh untuk menjadi Perawat sungguhan dan bekerja bersama Minkyu.”


〰〰〰〰〰



Wonjin dan teman-teman pun mendapat pembagian pasien selama pelatihan di rumah sakit, dengan senang ia membayangkan akan menjadi perawat yang baik dan disenangi oleh seluruh pasien. Ia pun menghampiri Minkyu dan menunjukkan kertas pembagian pasien untuknya.

“Aku ditugaskan di bagian ortopedis, pasien nya adalah seorang nenek berusia 70 tahun. Aku akan melakukan yang terbaik untuk membantunya.” ucap Wonjin bersemangat.

Minkyu menoleh, “Nenek Jung?”

“Iya, Nenek Jung Seojin.” Wonjin kembali memeriksa kertasnya kembali, “kau mengenalnya? Oh iya, kau sudah lama di rumah sakit ini. Seperti apa dia?”

“Kalian akan cocok.” jawab Minkyu lalu tersenyum.

Ia refleks menarik senyuman pula, “benarkah?” Minkyu mengangguk yakin.

“Pastikan kau pelajari kondisinya untuk senin nanti dan jangan perlihatkan kertas ini pada yang lain.” peringat sang suami, Wonjin pun merasa senang dengan hal itu.

“Apa kau yakin akan memberitahunya?” tanya Yunseong yang datang menghampiri Minkyu setelah Wonjin berlari pergi.

“Ini akan jadi latihan yang bagus untuknya, bagian ortopedis.” ujar Minkyu, “dia sangat tidak beruntung.”

Hari pertama pelatihan bagi Wonjin dan teman-temannya di rumah sakit telah di mulai, masing-masing diperkenalkan dengan pasien yang akan mereka rawat selama beberapa hari. Wonjin yang pertama kali bertemu nenek Jung merasa bahwa beliau tampak tidak menyukainya.

“Dia luar biasa.” keluh Wonjin yang tiba-tiba datang ikut bergabung makan siang di kantin dengan tubuh lemas.

“Dia memanggilku hampir 8 kali pagi ini, bayangkan baru pagi ini saja!”

“8 KALI?????!” teriak Hyeongjun, Hyunbin, Eunsang dan Jungmo bersamaan.

Para perawat senior yang datang untuk makan siang pun mendengarnya, “Perawat Kim, kerja bagus pagi ini.”

Awalnya seolah memberi semangat namun ternyata, “Nenek Jung mulai berulah lagi, dia kembali membuli perawat magang. Maaf kau harus menerima semua panggilannya sendiri dan kau harus tau, perawat sebelumnya sampai dibuat hilang percaya diri dan akhirnya mengundurkan diri.”

“Hah? Mengundurkan diri?” ulang Wonjin.

Fokus para Perawat senior itu tertuju pada Minkyu dan teman-teman Dokter-nya yang baru memasuki kantin rumah sakit untuk makan siang, Minkyu ternyata sudah sangat terkenal disini.

“Kalian lihat dia?” selagi menunjuk Minkyu, “Dokter magang bernama Kim Minkyu, dia tampan kan?”

“Benar, dia idola kami. Dan kalian jangan pernah berusaha untuk mendapat perhatiannya, jika kalian melangkahi kami, kalian akan tau akibatnya.” lanjut Perawat senior lainnya seperri memberi peringatan kepada Wonjin dan teman-temannya.

Tanpa disangka Minkyu malah menghampiri dirinya dan membuat Wonjin gugup bukan main, “Hei, bagaimana pelatihanmu? Apa kau sudah bertemu nenek Jung?” tanya nya.

“Hm, i-iya.” jawab Wonjin ragu.

“Ku pikir kalian akan menjadi pasangan yang luar biasa. Baiklah, semoga beruntung.” ia kemudian mengusap bahu Wonjin pelan lalu pergi.

Para perawat senior yang melihatnya kaget dan bingung kenapa Wonjin bisa mengobrol dengan Minkyu. “Kenapa dokter Kim bicara padamu? Bahkan sebelum aku! Kau baru disini, kau siapanya?” tanya para perawat senior.

Wonjin bingung dan tidak bisa bicara apa-apa, “Wonjin adalah istri dokter Kim.” jawab Eunsang dengan polos.

Para perawat senior terkejut dan tidak percaya, mereka tertawa remeh setelah itu. “Apa kau bercanda? Aku dengar dia sudah menikah,” tahan nya, “tapi mengapa dengan orang biasa seperti dirimu?”

“Aku tidak mengerti, aku yakin istri Dokter Kim adalah perawat yang luar biasa. Dia tidak akan perlu bantuan kita.” sambung salah satu perawat senior berusaha menyindir Wonjin.

Lelaki gembil itu sangat pasrah dan tidak tau apa yang harus ia lakukan.

“Jangan dengarkan mereka, kau pasti beruntung kali ini!” Hyeongjun menyemangati Wonjin.

Dan siang ini, sudah ke-12 kalinya Wonjin berlari kesana-kemari setelah mendapat panggilan dari pasien nya, sang nenek justru mengeluh karena Wonjin tidak datang dengan cepat dan mengadu kepada Kepala Perawat sehingga membuat nya di marahi habis-habisan.


〰〰〰〰〰



Setelah pulang ke rumah, Wonjin segera memeluk Irene sambil menangis. Sang Ibu pun berusaha keras untuk menenangkannya.

“Bagaimana ia bisa membuli orang yang manis seperti ini? Haruskah Ibu memberi komplain ke rumah sakit?”

“Pasien perlu melepas stresnya dan para perawat adalah target yang tepat.” ujar Minkyu.

“Apa kau juga di buli?” tanya Wonjin.

“Mana mungkin, jika ada yang membuli ku. Akan aku balas ratusan kali lipat.” balas nya.

Wonjin masih sangat penasaran tentang sosok Nenek Jung, “ngomong-ngomong kalau kau tau banyak tentang nenek Jung, kenapa tidak memperingatkan aku lebih dulu?”

“Dia sangat menurut padaku.” ujar Minkyu, “mendapat pasien yang tangguh di awal akan meningkatkan percaya dirimu.”

“Tapi perawat lain keterlaluan padaku karena mu.”

“Itu bukan urusanku. Aku tidak akan melakukan apa-apa, jadi jangan merengek padaku. Kalau kau tidak bisa mengatasinya. Kau bisa mengundurkan diri.”

Irene memukul Minkyu dengan kuat, “dasar tidak punya hati, jangan begitu.”


〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now