que sera ╏ 026

581 78 0
                                    

Wonjin bertugas jaga malam ini dan sedang berkeliling. Sesampainya di ruangan Minkyu, ia mengintip dan ternyata suaminya sudah tertidur.

“Tidur yang nyenyak, selamat malam.” ucap Wonjin selagi memandangi damainya Minkyu tidur, ia mendekatkan wajahnya.

Namun kedua mata Minkyu terbuka dan mengagetkan Wonjin, “kau membuatku kaget saja, kenapa bangun?”

“Aku mau tanya sesuatu, kenapa kau menumpahi kopi di ruangan dokter?” tanya Minkyu, “jangan sentuh meja dokter, itu bisa menjadi masalah hidup dan mati!”

“Maaf, aku tidak mengira itu akan terjadi.” jelas Wonjin, “aku malah membuatmu kelelahan bahkan terluka, aku pembawa sial untukmu. Aku gagal menjadi istrimu.” lanjutnya sambil tertunduk dan menangis.

Lalu Minkyu meraih tangan Wonjin lalu memeluknya, “bukan kau saja, aku juga.”

“Aku gagal menjadi suami,” lanjut nya, “saat aku disini, aku merasakan bagaimana perasaan pasien dan kerja kerasmu.” Minkyu sambil tersenyum kecil, ia mengecup Wonjin.

“Perawat dan pasien, entah kenapa ini rasanya romantis.” Wonjin terkekeh mendengarnya.


〰〰〰〰〰



Minkyu pulih dengan cepat dan keluar dari ruang perawatan, Wonjin menyiapkan buket bunga untuk menyambutnya bersama teman-teman. “Selamat untuk kesembuhanmu!” sambil memberikan bunga

“Ini artinya apa?” tanya Minkyu.

“Aku selalu ingin melakukannya, seolah kau artis.” jawab Minkyu.

“Syukurlah, Wonjin.” ucap Hyunbin.

Eunsang pun menyahuti, “sekarang kau bisa tenang”.

“Kekuatan cinta Wonjin menyembuhkannya,” lanjut Hyeongjun.

“Hehehe,” Wonjin menyengir malu.

“Terima kasih sambutan nya, pekerjaanku menumpuk dan sore ini harus memeriksa pasien.” ujar Minkyu, “maaf kalian jadi ikut-ikutan.” lanjutnya kepada teman-teman Wonjin.

“Tak apa.” jawab Hyeongjun dan Minkyu pun pergi.


〰〰〰〰〰



Dalam tidurnya, Wonjin bermimpi jika ia merayakan ulang tahun nya dan terus saja seolah-olah berusaha meniup lilin. Saat itu Minkyu yang sudah bangun, memandangi nya.

Dan Wonjin bangun dengan sendirinya, “Pagi.” ucap Minkyu.

Ia terkejut beberapa detik lalu membalas sapaan itu, “Oh, pagi juga.”

“Kau senam wajah di tidurmu?” tanya Minkyu, “pertama kau tersenyum lalu memajukan bibir seperti bebek, juga sambil meniup sesuatu.” lanjut nya sambil tertawa dan beranjak dari tempat tidur.

“Hanya mimpi.” Wonjin baru menyadari kalau itu hanya mimpi.

Dirumah sakit, ketika Wonjin sedang istirahat dengan teman-teman perawatnya yaitu Hyeongjun, Hyunbin, dan Eunsang. Ia terlihat melamun dan tidak bersemangat.

“Ada apa? Sejak tadi kau hanya melamun.” tanya Hyunbin.

“Aku tahu, kalian semua tau kalau tanggal 22 bulan ini adalah ulang tahunku.” ucap Wonjin.

“Kami tidak tahu.” balas Eunsang.

“Ohh, begitu juga Minkyu sepertinya.” ucap nya kecewa, mereka bertiga kaget.

“Apa? Kenapa?” tanya Hyunbin.

“Dia kan suamimu.” sahut Hyeongjun.

Wonjin menjawab, “dia punya IQ 200 tapi kalau ulang tahun….”

“Bahkan tidak sedikitpun di satu sudut otaknya yang cerdas itu?” celetuk Hyunbin.

“Tapi Ibu membuatkan pesta setiap tahun dan dia di paksa untuk datang, tapi aku ingin dia merayakan ulang tahunku sayangnya dia tidak tertarik.”

Eunsang memutar matanya malas, “itu bukan cinta, aku tidak akan tahan.”

Hyeongjun dan Hyunbin kemudian membahas mengenai kado, “kado yang diberikan tidak harus mahal, tapi tulus.” jelas Hyeongjun. Mereka pun penasaran kado apa yang pernah Minkyu berikan untuk Wonjin,

“Beritahu kami,” pinta Eunsang

Ia lalu berpikir, “hmm... tunggu dulu, dia tidak pernah memberiku kado!”

“Yaaa, Minkyu tidak pernah memberiku kado.” ucap Wonjin, ketiganya terkejut.

“Tidak mungkin? Sudah berapa tahun kalian menikah?!”

“Aku tidak percaya.”

“Kasihan, Wonjin.”

“Mintalah cerai! Dia tidak mencintaimu sama sekali!” ucap Eunsang.

“Itu tidak benar, dia hanya malu. Aku tahu dia mencintaiku.” balas Wonjin percaya diri. “Baiklah, tahun ini akan ada bunga mawar dan hadiah yang tulus. Aku akan mewujudkannya!”

Ketiga teman nya sampai bertaruh jajan kantin rumah sakit, jika hal tersebut tidak akan terjadi.


〰〰〰〰〰



“Tanggal 22?” tanya Minkyu, “aku punya jadwal operasi dan tugas malam, ada urusan apa lagi?” Wonjin menghampiri Minkyu di ruangan dokter.

“Dia tidak ingat…” batin nya, “tidak apa-apa.” jawab Wonjin.

Lalu Gichan datang menemui Minkyu, “aku kan mengambil shiftmu ditanggal 22.”

Minkyu menolak, “hah? aku tidak mau bertukar shift.”

“Kau harus tukaran shift denganku. Kalau tidak Wonjin, upsㅡ”

“Kenapa harus? Apa yang Wonjin katakan padamu.” tanya Minkyu.

“Bukan apa-apa.” Wonjin menatap horror lelaki Han itu, “Wonjin bilang dia akan mengatur kencanku dengan Hyunbin kalau aku bertukar shift denganmu tanggal 22.”

“Kencan?”

“Iya, tolong bertukar shift denganku!” ucap Gichan sebelum keluar ruangan.


〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now