que sera ╏ 005

805 113 12
                                    

Karena masih merasa tidak enak badan akhirnya Wonjin tidak masuk kuliah dan ia dijenguk oleh Minhee dan Dongyun, kedua teman nya itu tampak melongo melihat kamarnya dan juga Minkyu.

“Kamarmu sangat bagus!” puji Minhee kagum.

Dongyun berkacak pinggang, “bagaimana keadaanmu?”

“Aku masih mual. “ keluh Wonjin.

“Aku tidak kaget karena melihat cara kau makan di kafe kakak iparmu kemarin, hampir 8 potong kue?”

Benar juga, batin Wonjin. “aku tidak ceritakan itu pada Minkyu.”

“Kami bawakan buah.” ujar Minhee.

Wonjin bangun dari tidurnya, “terima kasih, aku sangat ingin sesuatu yang menyegarkan!” ucapnya, “apa ada nanas?”

Irene yang tidak sengaja lewat dan mendengar percakapan mereka pun terkejut, akibat Wonjin yang sedang ingin makan buah nanas. “kau mual kan? dan ingin sesuatu yang asam? Wonjin, kau hamil.” ucap Irene bersemangat.

“APA?!” teriak Wonjin beserta kedua teman nya bersamaan.

“Aku tidak tau, t-tapi...” Irene memotong ucapan Wonjin,

“Oh, tuhan! Aku sangat menanti hal ini, bayi kecil Minkyu dan Wonjin. Rasanya seperti mimpi yang akan menjadi kenyataan.”

“Tapi, Bu....” ia masih tidak yakin.

“Ibu punya 2 anak dan tau tentang hal ini!” balas Irene, “pergi kemana Kim Minkyu di saat-saat seperti ini?! Ibu harus beritahu Ayahmu!”

“Dan Ibu akan memberitahu dunia.” ucap wanita paruh baya itu selagi melangkah keluar kamar, “tapi jangan beritahu Minkyu, Ibu ingin dia mengetahui nya saat sudah pulang dari luar kota.”

“Ibu mertua-mu begitu gembira,” sahut Minhee setelah suara keras Irene terdengar hingga kamar Wonjin, “sulit dipercaya.”


〰〰〰〰〰


Wajar saja Minkyu pernah berkata jika ia tidak bisa mengalahkan sang Ibu, karena apapun yang Irene ucapkan dan beritahu kepada orang-orang, hal itu pasti dengan cepat langsung tersebar dalam waktu singkat.

Mahasiswa lain yang tidak ia kenal pun ikut memberi selamat saat Wonjin berjalan disekitar kampus, ia hanya membalas dengan senyuman kaku.

“Bahkan profesor pun memberiku ucapan selamat saat dikelas.” gumam nya, “aku tidak merasa sedang hamil dan tidak tau harus berkata apa.” Ibu akan memberitahu dunia, kata-kata tangguh itu membuat kepala nya pusing.

“Aku dengar kau hamil, selamat!” ucap Yunseong.

“Bagaimana kau bisa tau? s-siapa yang memberitahu?” tanya Wonjin bingung.

“Tentu saja Ibu Kim Minkyu yang mengatakannya, bahkan disemua tempat, sekarang kau punya hak untuk cuti dari kuliah.”

“WONJIN!” sang pemilik nama terkejut karena Guanlin berlari menghampiri nya dan Yunseong.

“Kurasa dia juga sudah dengar itu.” ujar Yunseong.

Nafas lelaki tampan itu terengah-engah dan mendesak untuk bertanya pada Wonjin, “apa itu benar? kau hamil anaknya?” Ia mengangguk patah-patah, “brengsek kau, Kim Minkyu. Dasar si otak kotor!”

“Kim Minkyu suaminya!” jawab Yunseong, “ini adalah hal wajar setelah kedua orang menikah, dasar bodoh!”


〰〰〰〰〰



Heejin pulang kerumah membawa banyak perlengkapan bayi dan ia membuka belanjaan itu dengan gembira.

“Wonjin, lihat! Aku membeli semua barang berwarna pink.” ucap sang kakak ipar, “karena aku ingin kalian punya anak perempuan!”

Tidak lama kemudian Suho juga pulang dengan membawa banyak mainan seperti yang anak perempuan nya lakukan.

“Sepertinya ini semua mainan anak laki-laki” ucap Heejin, “apa Ayah bercanda, huh?”

“Ini cucu pertama dan harus laki-laki.” balas Suho. Mereka terus beradu argumen bahwa Heejin tetap ingin keponakan perempuan dan Ayah ingin cucu laki-laki.

Ketukan pintu utama rumah menghentikan kedua nya, “biar Ibu saja yang menghampirinya.” Irene lalu bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju kedepan, seseorang yang menggunakan snelli datang memberikan sebuah amplop dokumen pada wanita itu selagi mengatakan, “untuk Kim Wonjin.” lalu membungkuk pelan dan pamit pergi.

Irene kembali duduk dan ketiga orang lain nya mendekati sang Ibu, “ini untuk-mu!” selagi menyerahkan amplop itu padanya.

“Aku ingin Ibu yang membacanya.” jawab Wonjin kembali memberi amplop nya kepada Irene. Sang Ibu mertua membuka amplop itu, menarik kertas yang ada didalam nya.

“Surat Keterangan Dokter?” ucap Heejin, matanya bergerak cepat membaca setiap ketikan yang tercetak di surat itu. “hm, begitu rupanya.”


“Jadi Wonjin tidak hamil?” tanya Suho.


Irene mengangguk.





Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil Plano Test (tes kehamilan) NEGATIF.






“Ibu, Ayah, kak Heejin. Aku minta m-maaf.” lirih Wonjin, “a-aku pergi memeriksa nya ke rumah sakit kampus, saat itu Dokter disana bilang jika aku hanya sakit perut biasa dan masuk angin.”

Wanita itu tersenyum dan mengusap pipi gembil Wonjin, “Ibu juga minta maaf karena melakukan kesalahan besar dan telah membuat-mu berharap banyak.”


〰〰〰〰〰



“Minkyu, cepatlah pulang!” sebelum tidur Wonjin menyempatkan untuk menghubungi Minkyu.

“Besok aku pulang, bersabarlah!” jawab suaminya diseberang sana, “pagi ini Heejin memberitahu jika kau hamil, benar?”

“Kau akan tau informasinya besok, bersabarlah!” Wonjin mengikuti ucapan Minkyu lalu tertawa, “aku ingin mengatakan sesuatu dan mungkin kau berpikir ini adalah ide bodoh,”

“Tapi apa yang sangat ingin aku lakukan adalah membantu pekerjaanmu dengan kata lain menjadi perawat.” lanjutnya, “setelah melihat Dokter dan Perawat hari ini, pekerjaan yang melibatkan hidup dan mati seseorang. sekarang aku sangat yakin dan percaya jika ingin menjadi perawat, bagaimana pendapatmu?” tanya Wonjin.

Minkyu terdiam sejenak lalu menjawabnya, “aku harap kau menyadari bahwa hidup seseorang akan ada di tanganmu, ini bukan seperti pekerjaan paruh waktu tetapi pekerjaan seumur hidup dan sebuah keputusan yang besar. Dokter serta Perawat harus mau menolong orang lain, apa kau benar-benar mau melakukan itu?” tanya Minkyu kembali.

“Aku ingin membantumu jika aku menjadi perawat dan membantu pasien. Aku dapat membantu pekerjaanmu, kan? Jadi aku akan lakukan apapun untuk membantu pasien.”

Senyuman Minkyu mengembang tanpa Wonjin ketahui, “kau luar biasa, walau aku berusaha untuk menghentikanmu, kau tidak akan mendengar. Jadi, cobalah.” jelas nya, “kau harus pindah ke jurusan Keperawatan dulu, jika lulus ujian kita akan bicarakan nanti.”

“Baiklah, aku akan melakukannya!”


〰〰〰〰〰

[✓] que sera ; wonkyuWhere stories live. Discover now