Aksara Nata || 19. Surat

253 33 201
                                    

"Dan percayalah, senyuman yang berkuasa dalam sunyi, adalah peran yang paling ia cintai."

-Aksara Nata

· · • • • ✤ • • • · ·

"ALDOO, TI TATADI KUOTA EMAK KASEDOT BAEE!"

"Aduh sakit mak!" Aldo memonyongkan bibirnya, mengelus-ngelus kepalanya yang malang. Walaupun sudah terbiasa, namun tetap saja pukulan Emak itu sakit baginya.

"Emak koret pisan gening."

"Koret naon! Kamu teh nyusu ge masih sama Emak! Masih bae dibilang koret," omel Emak.

"Ini Makk, Aldo lagi daftarin yutup Emak," sahut Aldo seraya menunjukkan lambang merah yang muncul dari ponsel ibunya.

Wanita itu memiliki tahi lalat di atas bibir, gunung kecil hitam itu terlihat seperti bergoyang-goyang ketika pemiliknya mengomel. Apalagi saat Emak bertolak pinggang dengan sapu di tangannya, sungguh menambah kesan ibu-ibu yang kental.

"Hah tuyup naon?"

"Ini mau subret si Nata nyanyi pake gitar." Aldo menjelaskan. "Yutup, Mak, bukan tuyup."

"LAH ETA SI GEULIS? MANA EMAK MAU LIAT." Emak memegang pundak Aldo, memperhatikan gambar yang bergerak di layar ponselnya. "Wah, alus pisan suarana."

"Ya emang Mak."

"Kamu kalo nyari pacar tuh yang kayak dia harusna, Aldo. Ieu mah anak tetangga yang ditaksir, mana orangnya hideng, bulukan, idup lag-"

Aldo menggaruk kasar rambutnya, depresi ringan. "Buset dah, bawel pisan Mak."

Berbanding terbalik dengan rumah sederhana Aldo, rumah Vero jauh lebih besar dan mewah. Nuansa putih, bersih dipandang. Suasana komplek memang memiliki sifat individualisme yang tinggi, jarang terlihat ibu-ibu mengobrol disana, tidak ada anak-anak kecil yang bermain seraya disuapi.

"How beautiful she is."

Pria tua dengan rambut memutih itu mengangguk-angguk, terlihat ia menaikkan kacamata bulatnya, membenarkan pandangan kepada layar tab ukuran 7 inci.

"Jadi dia teman kamu?" tanya pria itu dengan logat yang kurang fasih.

"Yap, Daddy." Vero menarik sudut bibirnya, mengangguk pasti. "Namanya Nata, dia mau cari uang dari channel itu Dad, belum lama ini Ayahnya baru kecelakaan, jadi nggak bisa lanjut kerja lagi."

"An accident?"

"Iya, sedih kan Daddy." Vero melipat tangannya, menatap ke atas, seolah-olah memohon."Seandainya ada orang baik yang mau bantu promosi videonya.."

Daddy menaikan satu alisnya, tersenyum penuh makna. Sebetulnya ia sangat memahami apa arti dari ucapan anaknya barusan.

"VERO, EDITIN FOTO MAMI BUAT PROFIL WHATSAPP."

Teriakan itu sukses membuat dua insan di ruang tamu terkejut. Hembusan demi hembusan terbuang percuma dari mulut Daddy, apalagi ketika istrinya menghampiri Vero.

Vero menyatukan kedua alisnya, memperhatikan foto yang ditunjukkan oleh Mamanya. Kemudian gadis itu mengambil ponsel tersebut, menaikkan tingkat kecerahan pada layar.

"Mom, kalo foto jangan gini, liat deh idungnya jadi gede banget, kan?" Vero membelalakan matanya saat ia menyadari sesuatu yang aneh. "MOM? MOMMY DIPONI?"

Aksara Nata [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang