Aksara Nata || 21. Anak Nakal

197 29 127
                                    

"Berbangga lah, karena masih bisa mencintai mereka dengan menyentuh, memeluk, dan mengecup. Bukan hanya menitip doa ke angkasa, berharap akan sampai ke surga."

-Aksara Nata

· · • • • ✤ • • • · ·

"JANGAN LIBATIN NATA ANJING!"

Sebuah hantaman keras berhasil membuat salah satu penyerang terhuyung, pemandangan itu jelas menakut-nakuti teman-temannya. Tangan laki-laki bermasker itu gemetar, ia kerahkan seluruh tenaga untuk membantu temannya bangun.

Pundak Daniel naik-turun cepat, pertanda emosi mengiring bagaimana cara ia bernafas sekarang.

"Masih mau mati?" tanyanya, lebih dingin daripada rintik hujan yang tidak berhenti sedari tadi.

Sekumpulan pecundang itu kembali ke motornya masing-masing. Daniel tahu, di antara orang-orang itu, tidak ada yang membawa Nata.

Namun bara di dadanya memanas lagi, ia ingat jelas bagaimana rupa laki-laki yang menarik lengan Nata tadi. Dan orang itu, berada tepat lima langkah dari titik ia berdiri sekarang.

Daniel menghentakkan kakinya, mengetahui langkah gemercik, laki-laki itu pun bergegas mempercepat langkah. Sayangnya, Daniel lebih dulu mencengkeram bagian belakang jaket birunya.

Laki-laki bermata hitam pekat itu menarik kencang, hingga orang di depannya jatuh ke tanah.

Daniel menekuk lutut, membuka tudung yang menutupi wajah pengecut sialan itu.

"Elang?"

Elang memicingkan mata, tidak perduli dengan telapak tangannya yang terluka sebab menahan beban tubuhnya.

"Dimana Nata?"

Daniel mengerutkan keningnya, ketika laki-laki itu tertawa kecil.

"Lo jagoan, kan?" Elang menatap Daniel, tawa remehnya masih tersisa nyata. "Ya, cari lah."

Api dalam benak Daniel tidak kunjung mereda, laki-laki itu menggertakkan giginya geram. Ia cengkeram kuat jaket Elang lagi, menyeretnya.

Elang mencoba melepaskannya, namun ia tidak bisa, jika saja dirinya tidak memakai baju yang tebal, mungkin kulitnya sudah tergores dimana-mana.

"Kalo lu nggak mau kasih tau, nggak apa-apa," ujar Daniel. "Asal lu temenin gua nyari Nata sampe ketemu, dengan cara kayak gini."

Elang meringis ketika celananya mulai sobek, laki-laki itu memukul-mukul lengan Daniel sekenanya. "Gue emang nggak tau dia dimana, bangsat."

Daniel tidak bergeming.

"Cewek lo ditarik sama orang lain."

Mendengar itu, Daniel terdiam. Melepaskan cengkeraman tangannya, menoleh ke arah Elang dengan tatap penuh tanya.

Elang meringis, terlihat ia mengusap sikut dan bagian-bagian yang dirasa perih.

"Orang itu, pake hoodie hitam?" Daniel justru bertanya.

"Iya."

Tanpa memperdulikan lagi keadaan Elang, Daniel langsung berlari. Entah kenapa hatinya merasa bingung, apa urusannya laki-laki ber-hoodie itu dengan Nata dan dirinya?

Kalau tidak salah tebak dan bila orang itu benar-benar berada di pihaknya. Maka Nata pasti akan dibawa ke tempat yang aman.

Daniel mengehentikan langkah, matanya mendapati lambaian tangan dari seseorang.

Aksara Nata [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now