Aksara Nata || 26. Genggaman Terakhir

187 19 139
                                    

"Lalu ia bertanya, siapa musuh yang paling kejam? Dia, adalah seorang malaikat dalam bola matamu."

-Aksara Nata

· · • • • ✤ • • • · ·

"DANIEL, ayo bangun."

Laki-laki itu mengerjapkan mata, tangannya yang terlipat, terlepas seketika. Sempurna, bola hitam pekat terlihat jelas. Daniel mengusap leher, tangannya yang berurat menggapai perlahan ponsel yang terbaring di sisinya.

"Hari ini turnamen! Ayo semangat!"

Matanya yang belum terbiasa, membuat ia menguap lebar-lebar. Dalam waktu cepat, Daniel bangkit dari sofa. Tatapannya berkeliling, pada akhirnya tertahan pada wanita tua yang terlelap.

Terucapkan sapa yang tak bersuara dari relung yang merindu.

"Kamu harus menang oke? Nata maunya kamu menang, harus menang!"

Daniel memijakkan kakinya untuk berjalan ke arah jendela, menyibak gorden hijau, menggeser benda tersebut dan membiarkan angin luar berhembus ke sela telinganya.

Menelaah apa saja yang berada di luar sana, tentang ayah yang mengantarkan anaknya pergi sekolah, atau mungkin anak kecil yang keasyikan main air bersama bundanya.

Daniel bertanya-tanya, bagaimana kah rasanya?

Hembusan napas dari oksigen yang terhela, terbuang juga. Laki-laki itu menoleh ke tempat dimana manusia yang paling dicintainya tertidur.

Mungkin bukan seorang Bunda yang melahirkan, atau seorang Ayah yang menggendong Daniel kemana pun laki-laki itu mau.

"Pas Daniel pulang nanti." Daniel memiliki seseorang, lebih dari bagaimana yang dia mau. "Oma harus bangun oke?"

· · • • • ✤ • • • · ·

"Dikit lagi Kak Nata tampil anjir!" Gadis dengan balutan kemeja dan jeans itu cemberut, merasa kesal karena temannya narsis sekali. Sudah hampir setengah jam temannya meminta untuk difoto.

Sampai sekarang, belum ada satu foto pun yang membuatnya puas.

"Udah jelek mah jelek aja lu ah."

"Sekali lagi ih."

Gadis yang diajak bicara terlihat pergi begitu saja. "Bodo, gua mau kumpul sama yang laen."

"IHHH YERAAA SATU FOTO LAGII."

Warna-warna pastel menghiasi lingkungan sekolah, begitu pula dengan dresscout, semua serasi mengikuti tema. Bisa dibilang pentas ini sangat ramai, dipenuhi oleh anak-anak yang bersekolah di tempat itu dan juga dari sekolah luar.

"Gua bagus nggak si pake baju ini?" desis suara orang-orang mengisi penuh acara. "Bagus udah daritadi nanya terus lu," sahut yang lain.

"Seriusan dih."

"Itu Kak Nata udah di panggung itu, lu jangan berisik gua mau ngerekam, ogah ya kalo suara lu yang malah kerekam."

"Dih songong lu."

Seorang gadis dengan dress biru muda dan balutan derai corak putih mulai memainkan peran, jari-jari lentiknya sudah siap untuk menari dengan dawai indah yang ia punya.

"Masih semangat nggak kalian?"

"MASIIIHHHH!"

Nata menggenggam mic, memusatkan perhatian kepada orang-orang yang berkumpul untuk melihatnya. Gadis itu tertawa kecil, manis sekali.

Aksara Nata [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now