Aksara Nata || 20. Takut

281 28 251
                                    

"Siklus berhenti tepat saat kamu memulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siklus berhenti tepat saat kamu memulai. Dan, dia menjadi orang ter-asing, yang paling kamu cintai."

-Aksara Nata.

· · • • • ✤ • • • · ·

"SELEKSI TIM BASKET INTI!"

Mata gadis itu mengerjap, mengeja perlahan poster yang tertera di mading sekolah. Kalau dikira-kira sudah hari ketiga semenjak gadis itu melihat poster merah orange tersebut.

Kemudian pikirannya melayang heran, memandang laki-laki di sebelahnya. Bukankah laki-laki itu suka sekali bermain basket? Tapi mengapa ia tidak mendaftarkan diri?

Kali ini, Nata memutuskan untuk tidak berlalu begitu saja. Dengar-dengar tim basket sekolah sering dibilang tidak hebat, Cuma ngabisin duit buat daftar tanding, padahal ujungnya kalah, begitulah kata mereka.

"Daniel, duluan aja," ucap Nata seraya tersenyum, mendapati tatap penuh terka dari Daniel, menuruti ucapan Nata, laki-laki itu pun melangkah menjauh.

Nata bergegas ke depan mading, memfoto poster tersebut, sebelum ia mencatat nomor kapten basket yang ada di bagian paling bawah.

Kali ini, Daniel tidak boleh bersembunyi! Dia handal bermain basket, bukankah seharusnya ia menyalurkan potensi yang ia miliki?

Lalu Daniel menghentikan langkahnya, menoleh sesaat ke arah gadis yang akan menariknya ke dalam hal merepotkan sebentar lagi. Sesungguhnya, Daniel sudah melihat poster itu sedari awal benda tersebut di tempel.

Nata-nata, mengapa kamu selalu menyalurkan potensi menyusahkan orang lain?

· · • • • ✤ • • • · ·

"Lo gila, Vin? Tim basket udah full, kenapa lo mau seleksi lagi?"

Kevin, melirik dalam waktu sekejap. Menerima protes dari wakil kapten ekskul basket dengan tawa kecil.

"Emang kenapa si? Takut nggak masuk inti?" sindir Kevin telak, membuat lawan bicaranya menggeram.

"Gua pasti masuk, gua cuma nggak mau si Anjing ikut daftar dan masuk tim."

"Elang... elang." Kevin menarik poster dari mading, tersenyum simpul ke arah laki-laki di sampingnya. "Takut kalah jago, ya?"

"Lo tau gua udah tanding berapa kali, kan?"

"Dan apa yang lu dapet? Medali? Piala? Selama gua kasih tanggung jawab tim ke lu, sekolah kita pengkor Lang, cacat."

Elang mengerenyitkan dahinya, tidak suka. "Setiap permainan emang ada menang kalahnya, Vin."

"Shut the fuck up," sarkas Kevin, memejamkan mata seraya mengangkat tangannya. "Yang lu ucap barusan adalah kata-kata mutiara dari orang yang kalah."

Aksara Nata [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang