Aksara Nata || 27. Benci

277 15 69
                                    

"Kebohongan yang diucap berulang-ulang, akan menjadi sebuah Kebenaran."

-Aksara Nata

· · • • •✤ • • • · ·

"Rafa?"

"Iya, dia."

"Kapan?"

"Malam ini."

"Kenapa baru kasih kabar sekarang?"

"Aku baru dikasih tau hari ini. T-terus sekarang aku harus gimana?"

Terdengar hembusan napas berat di ujung sana.

"Dengerin baik-baik."

· · • • • ✤ • • • · ·

"HURUF Y nya miring nggak sih Mom?"

Vero bertolak pinggang, mengeja tiap balon huruf yang di tempel di dinding rumahnya. Sudah dua jam ia menghabiskan waktu untuk membuat ini semua. Aldo tidak turut membantunya pula, dasar teman kurang ajar!

Eh? Apa benar laki-laki itu temannya?

Memikirkannya saja, mampu membuat Vero menggerutu kesal.

"Siapa Daniel? Temen kamu?"

Wanita itu menaikan salah satu alisnya, sudah larut malam namun anak gadisnya tidak berhenti membetulkan tata letak alfabet tersebut.

"Iya Mom! Vero punya tiga sahabat di sekolah," jelas gadis itu seraya turun dari bangku.

Mommy yang tengah menyeruput kopi pun mengangguk-ngangguk, melihat-lihat baju yang tertera di majalah. Terduduk di sofa coklat tua, berdeham.

"Ada Nata, Aldo sama Daniel."

Bletuk!

Sebuah ponsel melesat turun ke lantai, spontan kedua orang di ruang tamu menganga.

"VERO, KEBIASAAN!"

Vero berjongkok, menatap benda tersebut nanar, penuh perasaan bersalah. Namun sorotnya berubah seketika, menyipit saat ia mendapati sebuah telpon.

"Do, lu kemana aja, katanya mau bantuin gue."

"Cek WA."

"Jawab anjir."

"Gue bilang, cek WA!"

Kalau boleh jujur, Vero tersentak dengan nada bicara Aldo. Bukannya melawak, kali ini suara laki-laki itu menegas, tidak seperti biasanya.

Gadis itu membuka kolom pesan, jemarinya sedikit gemetar.

Tercekat.

Bibirnya yang mengatup, membuka celah. Dengan cepat Vero menutup mulutnya, matanya yang berbinar, menerawang apa yang sebenarnya ia lihat. Memastikan apa itu benar adanya.

Ketidakpercayaan, meliputi seluruh pikir di dalam benaknya.

Hanya sebuah foto, dimana sepasang insan dalam mata terpejam, saling berpeluk. Dapat jelas terlihat kalau laki-laki di sana, bertelanjang dada. Tidak tahu, mereka berada dalam satu selimut.

Tidak, tidak.

Vero tidak ingin menerka lebih jauh.

Untuk apa? Apa tujuan laki-laki itu mengunggah foto ini ke sosial media? Tidak mungkin, ia tidak mungkin melakukan hal ini. Satu foto, dua foto, terhenti. Vero berhenti menggeser layar.

Aksara Nata [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now