She look me✔

531 80 2
                                    

Pria dengan sorot pandangan kosong menatap kearah foto seorang gadis dengan wajah kaku yang sangat sulit di artikan. Tidak ada senyuman yang di tampakan oleh gadis yang ada di foto itu, yang ada hanya ekspresi dingin nya. Perlahan seringai terukir di bibir sang pria tatapan nya tidak lepas dari objek yang sedari tadi dia pandang.

"Jangan salah kan aku jika kau tidak bisa keluar dari permainan mu sendiri baby girl "

. . .


"Nona nyonya besar memanggil untuk sarapan bersama."

Suara pelayan itu membuat lamunan ku hilang. Sialan aku lupa jika ibu pulang hari ini, dan itu akan semakin membuat suasana hatiku memburuk. Seperti biasa aku menatap tajam pelayan itu dan menyusirnya dengan kasar, yah karna itu lah diriku. Aku tidak perduli dengan perasaan mereka. Aku cukup mengerti jika mereka hanya menjalan kan tugasnya, tapi aku tidak suka itu.

Ibu? Biar ku perkenal kan ibuku adalah seorang pengusaha yang sangat terkenal dan sukses saat ini. Setelah tiga tahun lalu masa kelam yang terus menjebak ku. Ibu menganggap diriku seperti boneka yang biasa di atur semaunya. Ayah sudah meninggal karna keserakahan wanita itu, siapa lagi jika bukan ibuku sendiri tapi aku tidak bisa membencinya, entalah karna apa dan ingin rasanya pergi dan menghilang dari kungkungan ibu, tapi untuk mati saja wanita itu tidak mengijinkan nya apa lagi membiarkan ku untuk pergi menjauh.

Hubunganku dengan ibu sangat tidak baik, bahkan bisa di bilang tidak baik setelah kejadiaan buruk yang merenggut banyak nyawa orang yang begitu ku sayangi.

"Nona ayo." suara yang membuat ku terkejut, juga menghancurkan semua lamunan ku entah yang ke sekian kali, pelayan memanggilku lagi untuk turun. Aku sedikit iba melihat wajah lesu nya karna aku bisa menebak jika pelayan itu mendapat amukan dari nyonya besar di sini. segera mungkin aku berdiri dan menyambar tasku turun untuk bertemu ibu yang sudah dua bulan tak ku lihat karna pergi untuk bisnis, bahkan dia tidak memberi kabar sama sekali, menyebalkan. Apakah itu dapat di sebut seorang ibu? Jelas tidak bagiku.

Begitu aku sampai aku bisa melihat dia—ibuku yang sedang menyantap sarapan nya dengan begitu tenang.

Tidak ada sambutan saat aku datang ataupun memulai kegiatan makanku. Sampai roti yang ada di piring ini menghilang, wanita itu masi diam. Karna aku sudah selesai dengan urusanku, aku akan pergi untuk sekolah, tidak mungkin aku terus menunggu nya untuk berbicara satu patahpun. Bukan?

"Jika tidak ingin mengatakan apapun aku pergi." Aku ingin pergi tapi aku tau ibu pasti ingin membicarakan sesuatu hal yang penting, yang mungkin akan menguntungkan satu pihak. mungkin?

"Ibu akan mengadakan pesta untuk merayakan kesuksesan bisnis ibu yang di Amerika kemarin—"

Ibu mulai membuka mulut untuk berbicara padaku, ucapan pertama yang di ucapkan nya tidak masalah sama sekali bagi ku, tapi.

"Ibu harap kau mengundang beberapa teman mu termasuk Jeon Jungkook kau satu sekolah dengan nya bukan? Dan ibu harap kau masi berteman baik dengan Jungkook."

Fuck! Untuk apa eomma ingin aku mengundang mereka aku yakin ada sesuatu hal. Dan Jeon jungkook dia itu musuh ku saat ini bagaimana bisa eomma tidak tau padahal kejadian itu jelas di depan nya.

"Apa lagi yang akan ibu perbuat."

Aku diam sejenak mengambil jeda untuk mengucapkan beberapa kalimat untuk ibuku itu.

"Dan aku mohon untuk jangan membuat apapun yang dapat merugikan kehidupan ku di masa depan karna masa lalu ku telah menjadi masa paling suram dan menjadi bayangan paling menyakiti ku"

[1] Me And All The Darkness✔Where stories live. Discover now