Love?✔

203 50 16
                                    

Sudah hampir sekitar satu minggu lebih Jiyeon berada di kediaman Taehyung. Jiyeon dilanda dalam keadaan emosional, karna dia di biarkan seorang diri disana tanpa sesuatu yang khusus untuk dilakukan.

Pada hari-hari Jiyeon merasa bahwa disetiap hari dalam satu minggu kebelakang sungguh membosankan hingga dirinya merasa kehilangan minat untuk hidup. Tidak ada orang yang bisa dia ajak untuk sekedar berbicara ringan.

Aktivitas Jiyeon hanyalah diam menonton tv, makan juga tidur. Terus saja hingga Jiyeon yakin bahwa berat nya akan bertambah jika kegiatan dia hanya itu saja. Untuk Taehyung sendiri tidak pernah menampakan satu jengkal siluet nya, tidak tau hilang atau memang sengaja tak ingin melihat Jiyeon.

"Argh! Apakah dia benar-benar ingin membunuhku dengan kebosanan ini?"

Tidak melakukan apapun selain bermalas-malasan merupakan sebuah rekor bagi nya pikir Jiyeon.

"Baiklah aku akan melakukan sesuatu agar kebosanan ini pergi." Membawa tubuh lemas Jiyeon melangkah pergi kearah dapur.

Kedatangan Jiyeon membuat para pelayan terkejut sekaligus langsung memundurkan beberapa langkah kebelakang menjauh.

"Wajahku tidak semenakutkan itu bukan? Jadi jangan menatap aku seperti kalian melihat hantu."

Jiyeon sedikit kesal karna tidak ada satu orang pun di sini yang mau diajak untuk mengobrol. Dari pada dia mati lemas lebih baik dia memasak sesuatu yang membuat suasana hati nya membaik.

"Aku sangat bosan asal kalian tau saja, saat aku berusaha mengajak kalian bicara tidak ada satu pun yang merespon ku–"

Jiyeon menjedakan kalimat menarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan emosi yang naik di dadanya.

"–jadi... untuk menghilangkan kebosanan ini aku akan memasak cemilan dan kalian bisa mengabaikanku."

Jiyeon tidak perduli mulai menyiapkan kebutuhan yang di perlukan untuk dirinya memasak. Benar saja jika tidak ada yang menjawab Jiyeon mereka hanya menunduk takut di pojok dapur sana.

Jiyeon sibuk bersama pelaratan masaknya hingga tidak menyadari jika satu persatu para pelayan menghilang dari sana, meninggalkan Jiyeon yang mulai berbicara panjang lebar.

"Kalian tau saat kecil aku suka membantu ibu memasak, ahh sebelum dia berubah menjadi seperti sekarang."

Lagi-lagi hening tidak ada yang menjawab perkataan Jiyeon membuat Jiyeon memutar matanya malas.

"Baiklah kalian hanya perlu mendengarkanku saja. Dulu aku mempunyai enam sahabat yang sangat menyayangiku mereka menjagaku saat orang tuaku pergi, mereka menenangkan aku saat ibu dan ayah bertengkar dan mereka ada di saat aku sakit–"

Jiyeon menarik nafas pelan berusaha untuk melanjutkan kalimat yang sempat terputus.

"-tapi karna ke bodohanku mereka menjauh, aku juga membuat dua di antara mereka menghilang tapi aku yakin Myungsoo dan Jiwon baik-baik saja, ahh Jiwon dia bukan sahabatku, aku membencinya tapi saat ini aku juga memikirkan nya karna dia orang yang di sayangi Jaehyun. Aku membiarkan mereka membenciku supaya mereka tidak terluka karna orang yang tidak di kenal selalu mengincar nyawaku ini dan jika aku membuat mereka benci padaku orang itu hanya akan berfokus pada ku saja. Karna tidak ada satu orang pun yang menjagaku."

Jiyeon terdiam entah sejak kapan mata bulat nya mulai berkaca-kaca.

"Sampai aku mempunyai tiga gangguan kejiwaan tapi aku harus kuat sampai semua alasan nya terungkap."

"Kau menyedihkan."

Deep voice seseorang membuat Jiyeon terkejut bahkan gelas yang di genggam nya terjatuh ke lantai. Wajah Jiyeon seketika memucat melihat sosok tegap yang selama ini tidak terlihat.

[1] Me And All The Darkness✔Where stories live. Discover now