Feel love for Jiyeon✔

250 48 7
                                    

Gadis itu hanya bisa pasrah berdiam diri tak melakukan apapun, sekarang hidup Jiyeon semakin hampa sudah tiga hari Taehyung mengurung nya di kamar dan selama itu juga dia tidak pernah melihat kondisi Jiyeon. Hanya para pelayan yang datang dengan membawa makanan juga kebutuhan untuk Jiyeon.

"Semakin rumit dan hancur."

Menangis? Jiyeon sudah lelah menangis setiap malam merenungi nasip, dirinya benar-benar sangat lemah tidak ada lagi Park Jiyeon yang angkuh tidak ada lagi Park Jiyeon yang di takuti oleh semua orang. Yang ada hanyalah seorang Park Jiyeon yang sebentar lagi akan lenyap dan menghilang untuk selamanya.

"Tidak ada celah untuk pergi dari sini kehadiranku adalah beban bagi mereka aku.... aku... tidak sanggup, mereka akan bahagia jika aku lenyap merekaa...."

JIyeon tidak bisa melanjutkan ucapanya tangan itu sudah bergetar pikiran Jiyeon kalut dia butuh obat-obatan penenang miliknya di saat kondisi buruk ini. Jiyeon tidak bisa mengendalikan diri bersamaan keadaan kacau Jiyeon berjalan tergesa-gesa kearah cermin besar yang ada di kamar yang ditempati oleh Jiyeon, mata coklat terang memandang lurus kearah pantulan dirinya pada cermin.

"Park Jiyeon lihatlah kau itu iblis pembawa kesialan menghancurkan kebahagiaan orang lain."

Suara-suara aneh terdengar di telinga Jiyeon suara itu terus menerus bergema menyalahkan dirinya.

PRANG!!

AARRGGHH.

"T-tae...."

Sedangkan di tempat lain Kim Taehyung sedari tadi tidak tenang, pikiranya terus tertuju kepada Jiyeon entalah rasanya wanita itu dalam bahaya atau dalam kondisi yang buruk. Taehyung Menggelengkan kepala nya agar bayangan Park Jiyeon menghilang dari kepalanya.

"Shit! Kau membuatku gila Jiyeon!"

Taehyung bukan tanpa alasan tidak memeriksa kondisi gadis itu, hanya saja hati Taehyug sakit melihat Jiyeon terluka karnanya. Ada setitik rasa penyesalan di dalam diri Taehyung karna sudah menembak lengan indah Jiyeom begitu juga dengan Myungsoo pria itu masih sangat marah dengan Taehyung karna melukai Jiyeon.

Tiga hari ini hanya kepala pelayan yang memberitau detail mengenai kondisi Jiyeon dan itu sudah lebih dari cukup.

"Apa dia baik-baik saja Jiyeon jangan melakukan hal bodoh aku akan sangat marah padamu."

Baru selesai Taehyung membatin suara dering ponsel miliknya menyadarkan Taehyung dari apa yang di pikirkan olehnya.

Melihat siapa yang menghubungi nya membuat lipatan muncul dari dahi Taehyung yang menghubungi Taehyung adalah kepala pelayan mansion utama, sangat jarang jika dia mendapat panggilan dari rumah.

"Kenapa?"

"T-ttuan nona Jiyeon d-ddia."

Jantung Taehyung berpacu dengan cepat rasa cemas menyapa rongga dada nya saat ini.

"BICARA DENGAN BENAR KENAPA JIYEON KU!"

"N-nnona bunuh diri dia melukai pergelangan tangan dengan kaca."

Rasa takut untuk pertama kalinya muncul dalam diri Taehyung. Wajah Taehyung berubah menjadi pias takut, dia takut kehilangan Jiyeon perasaanya mengatakan jika Taehyung tidak ingin kehilangan seorang Park Jiyeon.

"KENAPA KAU MENGHUBUNGI KU LANGSUNG BAWA DIA KE RUMAH SAKIT! INGAT! JIKA JIYEON TIDAK SELAMAT KEPALA KALIAN MENJADI TARUHAN!!"

Tut...

Taehyung bergegas merapikan pakaianya dan melesat pergi menuju Jiyeon dia tidak perduli dengan pekerjaan saat ini yang penting sekarang adalah Park Jiyeon.

[1] Me And All The Darkness✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang