02.Ucapan Terimakasih

8.2K 531 3
                                    


A/N Semua kata yang bergaris miring  itu bahasa isyarat khanza.

Happy reading.!!

***

Jika di tanya apa hal yang berkerja begitu cepat di dunia ini maka orang-orang pasti akan menjawab "waktu".

Dari malam ke pagi lalu berputar lagi menuju siang hingga senja yang menguning,setiap hari seperti itu tanpa banyak mengeluh apa lagi untuk sekedar lelah.

Perputaran jam memang begitu cepat,seakan baru kemarin bunda dan kenzoe menemukan bayi khanza,kini bayi itu telah tumbuh dengan begitu cantik,sangat cantik,rambut nya sepunggung hitam sama seperti bola mata nya.

Kulit yang putih bersih dengan dihadiahi sebuah senyuman yang begitu manis,lengkap dengan dua lesung pipi.

Jika tidak mengingat khanza adalah adik nya mungkin kenzoe akan jatuh cinta pada sosok khanza dewasa,sayang nya kenzoe menyayangi khanza seperti dia menyayangi alm orang tuanya.

Jalanan sore cukup sibuk dengan suara bising kenderaan bermotor

Yang begitu  memekakkan telinga, asap-asap tebal yang di hasil kan knalpot kenderaaan ikut memuhi polusi udara jalanan di sore ini.

Senjaa sudah ingin tenggelam namun khanza masih belum kembali ke panti lantaran terlambat,kini ia sedang duduk di halte menunggu bis yang akan membawa nya ke daerah panti berada.

Khanza cukup cemas lantaran hari semakin larut,jam putih di pergelangan tangan nya bahkan sudah menunjukkan pukul 7 malam,khanza tau bunda aan pasti akan mengkhawatirkan dirinya.

Tidak hanya itu kenzoe dengan suara cerewet dan cempreng pasti akan menghebohkan jika tepat pukul setengah delepan khanza tidak sampai ke panti.

Kecemasan khanzaa berangsur hilang ketika bus yang sedari tadi ia tunggu berhenti,dengan cepat khanzaa langsung masuk namun naas kursi penumpang penuh tak ada satupun yang kosong mau tidak mau khanza harus berdiri memegang kuat pada gagangan bus yang menggantung.

Detak jantung nya berdegub kencang ketika bus semakin sesak oleh penumpang bahkan tubuh kecil khanza di himpit badan-badan kekar, khanza ingin protes namun tidak bisa orang-orang tidak akan mengerti keadaan dirinya.

Sepasang mata cukup lama memerhatikan gerak gerik khanza sebelum ia bangun dari kursi tempat nya duduk.

"Mbak duduk di sini" ujar nya ramah sambil tersenyum.

Khanza diam sebentar memikirkan cukup lama,beberapa menit kemudian barulah khanza duduk,sesekali ia melirik lelaki yang kini berdiri di samping khanza,dalam diam khanza menelisik penampilan lelaki itu.

Tinggi dengan kira-kira 180 cm berkulit putih,sederhana dengan kemeja flanel tanpa di kancing yang memperlihatkan kaos bewarna putih.

Tepat di halte yang akan mengantar khanza pada panti asuhan,khanza turun tidak lupa ia menepuk pelan pundak lelaki yang sudah menolong nya.

Pelan khanza menggerakkan jemari nya sebelum benar-benar turun dari bis.

"Terima kasih" khanza tersenyum manis.

****

Setelah membersihkan tubuhnya khanza duduk di tepian kasur single bed,entah kenapa kejadian satu jam yang lalu berputar pada ingatan khanza.

Di jaman sekarang sulit sekali menemukan orang yang peduli dengan keadaan sekitar,di saat semua orang sibuk lelaki itu dengan sukarela memberikan kursi milik nya untuk khanza duduki,khanza bukan perempuan yang mudah baper,ia hanya kagum dengan sifat kepedulian lelaki itu.

Ketika malam semakin larut dan mata khanza yang enggan terpejam perempuan itu memilih kembali duduk,membuka sebuah buku sketsa yang baru saja kenzoe belikan.

Perlahan namun pasti khanza memainkan jemari nya di atas kanvas putih,hanya sebuah sketsa sederhana berisi coretan abu-abu bergambar wajah seseorang dengan masker hitam.

Jemari khanza berhenti ia mulai berfikir "siapapun,semoga semesta kembali mempertemukan kita,terimakasih untuk hari ini" tulis khanza di sudut paling bawah dengan tulisan tangan yang kecil dan rapi.

Derit pintu yang di dorong buka menyuruh khanza untuk segera menyimpan buku sketsa,ia segera menoleh mendapati adel berdiri di sana.

"Kak zaaa"

Khanza berdiri ia segera menghampiri adel,anak panti yang berumur 8 tahun.

"Ada apa del? Kenapa kamu belum tidur di jam segini?"

Adel cemberut ia memilih memeluk khanza erat "adel ngak mau pergi kemana-mana,adel mau di sini sama kakak,sama adek-adek,sama abang,sama bunda Aan juga" isak adel pelan..

Khanza mengerti sekarang ia paham,dengan segera ia menyuruh adel masuk ke kamar nya,menuntun adel untuk duduk du pinggiran kasur khanza,dan khanza duduk di kursi meja belajar.

"Kenapa? Kata bunda Aan mereka keluarga yang baik"

"Tapi adel nyamannya di sini"

Khanza tersenyum,mengusap pelan rambut panjang adel yang hanya sebahu "adel,setiap manusia hanya punya dua pilihan datang lalu pergi".

"Ketika adel di lahirkan,itu artinya adel datang ke bumi,dengan membawa banyak cerita,lalu suatu saat akan tiba waktu nya untuk adel pergi,bersyukur nya adel hanya pergi untuk pindah,bukan pergi untuk di kenang" Khanza diam menerawang banyak hal pandangannya tiba-tiba kosong.

"Adel hanya pindah,kapanpun adel mau,adel bisa ke sini,pintu rumah panti akan selalu terbuka untuk adel,adel harus bersyukur nanti di sana kehidupan adel bisa tercukupi,ngak kayak di sini yang makan satu bungkus mie harus di bagi-bagi"

Adel mengusap kasar air mata yang mengalir di kedua pipi nya "adel boleh main ke sini?"

Khanza mengangguk pasti "ini rumah adel sampai kapanpun begitu".

"Makasih kk za,makasih untuk semuanya,adel sayang kaka adel juga sayang bang zoe" adel kembali memeluk khanza erat

"Eh kok pada pelukan,kenapa belum tidurrr" suara bunda aan mengagetkan dua perempuan berbeda generasi itu bukannya takut mereka hanya tertawa kecil.

"Adel curhat katanya ngak mau kemana-mana"

Bunda mengerutkan kening nya lantas mencubit pelan hidung adel "benar gitu del?"

Dengan lemas adel mengangguk "iya bunda"

"Sudah ngak usah takut,adel cuman pindah rumah,kalau kangen tinggal main,mereka keluarga yang baik kok del"

"Iya bunda,kaka juga ngomong gitu tadi" akuh adel.

"Yasudah kalau begitu,kembali kekamar adel sudah malam" tatapan bunda Aan kini berganti pad khanza "kamu juga zaa tidur sudah malam".

Khanza mengangguk,ia lantas segera berbaring,ketika bunda menoleh sebelum menutup pintu kamar,khanza kembali menggerakkan tangannya

"Makasih bunda" yang di balas bunda dengan senyuman tulus.

To be continue

Publis:Aceh/17/03/20
Revisi04/09/21


KHANZA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang