31.Kegelapan tanpa cahaya

2.9K 219 7
                                    

Happy reading!!!

Bola mata Azka mengerjab beberapa kali,berusaha menyesuaikan dengan sinar matahari,lelaki itu membuka matanya,kepalanya mendadak pusing,kilas kejadian kemaren sore melintas hingga Azka meringis kesakitan,bayangan rubuh Khanza yang berlumur darah hal pertama yang menyita seluruh isi kepalanya.

"Ahhk" kepalanya berdenyut "khanza--"

"Azka Lo udah bangun" seno bersuara ia segera memencet tombol terdekat dengan brankar,lalu tidak lama dokter masuk.

Tubuh Azka kembali di baringkan,sang dokter memeriksa lalu tersenyum kecil

"Gimana dok?"

"Dia sudah baik-baik saja hanya mungkin sedikit pusing,kalau begitu saya permisi dulu"

Seno mengangguk,ia beralih pada Azka lelaki itu kembali memejamkan matanya "dimana Khanza dia nggak apa-apa kan?"

"Engga dia nggak apa-apa"

Perlahan mata itu kembali terbuka,kini pusing yang di alami Azka mulai menghilang "syukurlah gue nggak tahu gimana jadinya kalau dia terluka parah" ujar nya pelan.

"Iya"Seno tidak tahu apa  yang mesti ia katakan,kenzoe hanya memerintahkan jika Azka tidak boleh tahu keadaan Khanza,lelaki itu tidak ingin Azka merasa bersalah.

Suara engsel pintu yang terbuka,mengalihkan tatapan kedua pemuda itu,kenzoe masuk dengan nampan bubur di tangannya.

"Makan dulu,bisa kan? Nggak perlu di siapin kan?" Kenzoe sengaja bersikap menyebalkan terbukti dari dengusan Azka.

"Yang sakit kepala gue bukan tangan"sarkas Azka. Ia menyuap sesundok bubur yang rasanya aneh. "Ini nggak di kasih garam apa gimana sih hambar banget"

"Udahlah makan aja,jangan protes namanya juga makanan rumah sakit man aada yang enak"balas Seno santai,ia memilih kembali duduk di sofa. Sementara kenzoe ikut duduk di kursi terdekat dengan brankar Azka.

"Hem ngomong-ngomong kenapa Lo di sini bang? Nggak keruangan Khanza dia sama siapa?"

"Bunda Aan"

Azka mengangguk ngerti,meski rasanya aneh dia berusaha menandaskan bubur itu,lalu meminum obat yang sudah kenzoe berikan.

"Gue mau kesana bang"

Kenzoe serta Seno mendogak secara bersamaan "nggak perlu dia baik-baik aja"ujar kenzoe cepat.

"Makanya itu gue pengen mastiin langsung"Azka kekeuh ia berusaha bangkit meski kesusahan.

"Jangan keras kepala Azka,Lo masih belum sembuh"tutur kenzoe berusaha sabar.

"Ya gue mau mastiin bang"

"APA SUSAHNYA SIH LO DIEM DI SINI LO MASIH BELUM SEMBUH" kenzoe kelepasan ia berbicara dengan setengah berteriak.

Azka terkekeh "Lo aneh bang" Azka berdiri ia memegang infusnya "bantu gue no,kita ke ruangan Khanza"

"Kaa denger apa kata bang Zoe aja kenapa sih,Lo bisa liat dia besok"

Lelaki dengan pakaian rumah sakit itu mengerutkan keningnya, menatap kenzoe serta Seno bergantian.

"Sikap kalian bikin gue yakin kalau Khanza egga baik-baik aja" Azka jalan dengan tertatih,meski tangannya di cekal kenzoe ia menepis kasar.

"Awas gue mau lewat"

Dengan pelan Azka berjalan,langkahnya di susul Seno serta kenzoe,tepat di depan kamar rawat Azka, alisya muncul dengan wajah panik.

"Zoe Khanza ngedrop tubuh nya kejang-kejang"

Mendengar itu kenzoe berlari di susul alisya,Seno ingin berlari namun tangannya di cekal Azka.

KHANZA ✔Where stories live. Discover now