05.Candu

5.3K 427 6
                                    


A/Nsemua kalimat yang bercetak miring itu adalah bahasa isyarat khanza.

Happy reading!!!


Azka kembali duduk lesehan di atas rumput dengan tatapan heran dari teman-temannya,tanpa peduli azka melanjutkan makan sesekali mencuri pandang ke arah dimana khanza berada,apa lagi ketika seseorang laki-laki datang dan duduk di dekat khanza,azka sungguh penasaran siapa lelaki itu.

"Lo habis ngajak ngobrol siapa ka?" Tanya seno mewakili teman-temannya yang lain.

"Hah? Azka pura-pura tidak mengerti,ia kembali menatap teman-temannya dengan tatapan bingung.

"Ngak usah sok bego barusan kita liat lo ngobrol sama tuh cewek,dia siapa? Lo kenal?" Raka yang tidak suka basa basi langsung bertanya to the point.

"Ooohh,gue ngak kenal cuman pernah ketemu beberapa kali,dan barusan gue ajak kenalan" sahut azka enteng,kini lelaki itu malah asik menyerumput sisa es jeruk.

"Kenapa lagi sih?" Azka bertanya heran pasalnya teman-temannya masih menatap azka tak percaya.

"Ok ok,jujur gue baru kenalan sama dia,coba deh lo perhatiin dia" suruh azka,dan ketiga teman-temannya melirik ke arah khanza yang tengah tersenyum bahagia.

"Apa yang bisa lo nilai dari dia dengan sekali lihat?".

"Cantik,sumpah cantik banget" ujar raka dengan decak kagum.

"Manis kalau lagi senyum,perpaduan yang sempurna" seno ikut berkomentar.

"Lo tau lagu nya feby putri?" Tanya arief random yang mendapat tatapan tanda tanya mereka.

🎶Senyuman mu yang indah bagaikan candu,ingin terus ku lihat walau dari jauhhh🎶"

"Yeeeeeeeeee" mereka serempak melempari arief dengan tisu bekas. Sementara sang tersangka hanya tertawaa lepas.

"She is perfect" ujar arief serius.

Tatapan azka menoleh ke arah arief ia tersenyum kecil "no, she is not perfect"

"Dia difabel" lanjut azka pelan.

****
D

i atas kasur king size milik seno, azka berbaring matanya menatap lekat langit-langit kamar seno yang putih bersih tanpa jejak apapun.

Ingatannya kembali berputar ketika ia menjabat tangan lembut khanza,senyum manis yang khanza berikan sebagai salam dan harap semoga semesta kembali mempertemukan mereka kembali,membuat azka terpana sekaligus terpesona.

Sebuah senyum mengembang di bibir azka,yang mencuri tatapan heran dari ketiga temannya.

"Dia kenapa sih?" Seno menyenggol bahu arief bertanya ada apa lagi dengan azka.

"Kesambet setan taman kali" sahut arief malas.

"Jatuh cinta sama gila kadang emang beda tipis" ungkap raka dengan suara yang sengaja di besarkan.

"Gue ngak gila ya" sanggah azka tidak terima

"Iya lo ngak gila cuman lagi jatuh cinta aja" akuh raka lagi malas berdebat dengan bocah mabuk cinta macam azka.

"Lo jatuh cinta sama khanza ka?" Tanya seno kini tatapannya serius.

Azka mengendikkan bahu nya "entahlah,gue merasa suka aja sama senyum nya yang tulus,tatapan matanya yang teduh,sama cara dia memainkan jemarinya" azka berbicara seolah dia bisa melihat khanza saat itu juga.

Ketiga nya saling melempar pandang bergedik ngeri,azka memang gila sepertinya.

"Terus apa rencana lo?" Seno kembali membuka suara,namun kini fokus nya pada stict ps,sementara raka dan arief mereka memojok ke balkon untuk mengisap sebatang rokok.

Mendengar pertanyaan seno,azka buru-buru bangkit "nah itu gue ngak minta no hp nya,gue ngak tau dia tinggal di mana,terus cara gue pdkt gimana dong?" Suara azka terdengar frustasi.

Seno terkekeh "ya lo banyak-banyak berdoa semoga ketemu lagi sama dia"

"Lo kan anak baik-baik tuhan pasti ngabulin doa lo"

Azka kembali berdecak ia merebahkan tubuh nya ke atas kasur "ternyata bener kata arief,senyum khanza itu bikin candu kayak lagu nya febby putri".

Seno menggeleng-gelengkan kepalanya,separah itu effect dari kata jatuh cinta,seno sendiri sudah memilih kemana hatinya akan berlabuh,ia hanya butuh waktu untuk mengungkapkan semuanya semoga semesta mendukung keputusan seno.

Tentang bagaimana reaksi mereka soal khanza yang difabel mereka tidak banyak berkomentar,semua orang sempurna di mata tuhan,ngak ada yang membeda-bedakan,azka sudah memilih mereka tidak berhak untuk melarang,lagi pula mereka yakin khanza bisa menjadi orang yang tepat untuk azka.

****

Jam sudah menunjukkan pukul nol nol lebih,namun azka masih belum juga tidur,lebih tepat nya azka belum  mengantuk matanya masih seger untuk diajak melek hingga pagi.

Langkahnya pelan menuju balkon,menatap langit yang gelap dengan taburan bintang,bulan bersinar terang di atas sana,lagi-lagi azka terpesona,langit malam memang seindah itu.

Azka adalah tipe manusia yang sangat menyukai langit malam,katanya langit gelap itu seperti memiliki daya tarik nya sendiri,dan azka betah berjam-jam hanya diam dan menatap langit.

Seulas senyum kembali terukir di bibir azka ketika ingatan nya kembali berputar-putar pada wajah khanza..

"Bener kata raka,jatuh cinta sama bodo kadang beda tipis,ini gue ngak salah,khanza yang salah dia muncul mulu di kepala gue"

"Arrrraaaaghhhh bodoh azka bodoh,harusnya lo minta no wa diaa bukan cuman bisa nga nga doang depan dia,sok cool lo" umpat azka lagi untuk dirinya.

Dia sedang merutuki kebodohan nya yang lupa  menanyakan  alamat rumah khanza,hanya dua tempat yang mungkin akan sering azka kunjungi berharap jika takdir kembali mempertemukan mereka.

Dan semoga semesta mendukung harapan azka.

****
Di lain tempat,pada teras panti yang sepi,khanza sedang duduk manis di depannya ada kanvas yang sedang ia warnai,gambar bentangan langit malam dengan bintang-bintang yang terlihat kecil sudah sebagian khanza ukir.

Senyum nya mengembang,ia selalu bangga dengan semua karya yang sudah pernah ia selesaikan.

Untuk sekedar informasi karya khanza pernah beberapa kali di pajang pada acara-acara besar di sebuah pagelaran seni. Lukisan khanza sangat menarik perhatian pengunjung,mereka seakan bisa membaca sebuah kisah hanya melalui arsiran yang abu-abu,khanza sengaja tidak mewarnai lukisannya karena menurut dia abu-abu adalah sebuah lambang ketidak pastian.

Bukan hitam bukan juga putih,abu-abu adalah satu gradasi warna yang memiliki sirat makna kesedihan itu menurut khanza.

"Tidur,udah larut"

Khanza menoleh ia hanya melemparkan senyumnya "bentar,nanggung banget kalau nggak di selesaiin"

Jawaban khanza mendapat decak halus dari kenzoe "tidurr atau kanvas kamu besok abang jual abis"

Khanza mencebik ia segera bangkit menyimpat alat lukis nya sebelum pergi khanza memainkan jemari "ngancem nya itu mulu,lama-lama aku kebal sama anceman abang,kreatif dikit kek"

Kenzoe lagi-lagi mendelik tidak terima "awas ya kamu nggak abang beliin kanvas lagi tau rasaa"

Khanza tidak peduli ia menjulurkan lidahnya meledek kenzoe,sebelum lari masuk ke dalam,setelah itu kenzoe terkekeh "bahagia selalu zaa,seperti abang yang bahagia setelah kehadiran kamu,semoga kamu pun sebahagia abang,terimakasih telah hadir di kehidupan abang"

To be continue

Aceh30/03/20
R

evisi11/09/21

KHANZA ✔Where stories live. Discover now