21.Di bawah langit Jakarta

2.3K 209 1
                                    


Happy reading.

____

Langkah kecil itu melangkah maju menuju pembatas rooftop yang hanya semata kaki,hamparan kota dengan lampu-lampu kecil begitu memanjakan mata,dan yang paling mengagumkan adalah ketika jalanan ramai terlihat seperti semut- semut kecil yang berlalu-lalang dengan arah-arah jalan tanpa ujung.

Khanza memutar tubuhnya menatap sekitaran gedung yang terpasang lampu-lampu Tumblr warna-warni untuk memperindah ruang yang luas,ada banyak balon di sisi-sisinya dengan campuran hitam dan putih entah sejak kapan Khanza mempersiapakannya tapi ini sangat indah,yang membuat Khanza terpaku adalah sebuah karpet berbulu tebal berada di tengah-tengah dengan satu meja kecil dan mawar putih.

Sederhana tapi sangat niat itulah Azka dengan segala kesederhanaan ya.
Sekali lagi Khanza memutar tubuhnya yang kini menghadap ke arah Azka,lelaki itu tersenyum lebar menunggu kata pertama yang akan Khanza berikan. Dalam sekejap mata tau-tau kini tubuh Khanza menubruk tubuhnya memeluk Azka erat.

"Zaaa kamu nangis?" Suara Azka pelan,tangannya mengusap rambut panjang Khanza.

"Udah jangan nangis aku cape-cape siapin ini semua biar kamu senyum bahagia bukan nangis"

Perempuan itu merenggangkam pelukannya menatap Azka tepat di Manik matanya. Tanpa mengutarakannya pun Azka tahu tatapan Khanza ia sedang mengucap banyak terimakasih.

Azka hanya bisa mengangguk kecil "dah yuk duduk,aku udah siapin makanan buat kita" tangan Azka menuntun Khanza menuju karpet berbulu untuk duduk berdua di sana.

"Mana makanya?"

Dengan senyum sok misterius Azka meraih ransel yang sedari tadi ia gendong di pundaknya,membuka resleting tas dengan pelan.

"Sebelumnya maaf,ini terkesan ya kayak aku pelit banget ya? Bukannya nggak mau nyewa restoran mewah atau delevery makanan cuman ini biar berkesan aja di ingatkan kita"

"Nggak apa-apa ini udah lebih dari cukup"

Azka tersenyum,lalu mengeluarkan rantang Tupperware bewarna pink,dua gelas cantik yang biasa di gunakan orang-orang untuk minum aggur,juga dua buah piring dan yang terakhir Azka mengeluarkan sebotol penuh orange juice.

Khanza tahu jika Azka aneh dan out of the box tapi dia sama sekali tidak berfikir jika lelaki ini membawa rantang makanan bahkan sampai piring juga sendok dan garpu,ia kira tadi mungkin Azka akan membawanya makanan pinggir jalan yang ia beli,namun melihat rantang pink itu Khanza ingin tertawa rasanya,tidak habis fikir dengan isi kepala lelaki di depannya ini.

"Kamu bawa rantang?"

"Iya sayang,terus kalau bukan rantang mau naruh di mana lagi,sok atuh di coba nggak akan seenak restoran mewah mungkin  tapi aku bikin nya pakek cinta" ujar azka dengan wajah jenaka.

Azka dengan telaten menaruh nasi goreng ke dalam piring putih milik khanza,telur mata sapi dan kerepuk,
Menunya rumahan tapi rasanya berbeda,ini terasa jauh lebih nikmat entah karena Khanza memakannya sembari menikmati senyum Azka yang tidak pernah luntur sejak tadi atau memang nasi goreng nya yang memang enak.

"Kamu yang masak ka?" Khanza bertanya di tengah asik mengunyah.

"Aku bukan cowo keren idaman wanita yang bisa masak zaa,aku sama aja kayak cowo-cowo lain yang Mageran"

KHANZA ✔Where stories live. Discover now