34.Mulut dan hati

3.5K 240 3
                                    

*****

Happy Reading!!

"Tanyakan pada hati kamu,semua jawabannya ada di sana"

Ucapan Azka beberapa jam yang lalu masih terngiang-ngiang di kepala Khanza,ia menghela nafasnya,tubuhnya belum pulih dengan sempurna namun  hal yang harus menguras emosi serta tubuhnya justru datang secara tiba-tiba.

Dalam kurun waktu seminggu di mulai sejak Khanza terbaring koma hingga kini masih tuhan kasih kesempatan bernafas,perempuan itu sudah mengalami banyak hal yang mengubah hidupnya,kedatangan om Zikry benar-benar tidak ada dalam daftar keinginan Khanza.

Ia memang pernah bermimpi memiliki keluarga yang lengkap,namun perempuan itu justru tidak siap ketika di hadapkan pada titik seperti sekarang. Dalam keterdiaman itu tanpa Khanza sadari Azka sudah kembali dari musholla,lelaki itu kini duduk menatap Khanza.

"Udah ngelamunnya?"

Khanza menoleh ke Azka,ia tersenyum kecil "kapan kamu di sini."

Bola mata Azka memutar seakan-akan lelaki itu sedang berfikir "tiga puluh menit yang lalu mungkin"

Khanza mengangguk ia menoleh ke arah Azka "aku nggak menemukan jawabannya,menurut kamu apa yang mesti aku lakukan?"

Bukannya menjawab Azka justru diam,ia menatap dalam wajah Khanza yang tirus,bibir nya pucat tubuhnya semakin kurus, "kamu tahu,kamu itu perempuan paling spesial,tuhan sengaja nggak menghadirkan suara untuk kamu agar kamu tetap menjadi manusia paling jujur karena kamu cuman punya hati sama mata yang sama sekali nggak bisa kamu ajak berbohong"

Lelaki itu tersenyum,ia meraih jemari Khanza yang terpasang infus, mengusapnya begitu pelan "mata dan hati adalah organ paling jujur za,mau sekuat apapun kamu menyangkal mereka tetap akan jujur,berbeda dengan mulut yang bisa dengan mudah berkata 'enggak' padahal hati sangat ingin berkata 'iya',mulut itu ladang nya kebohongan jika kamu menempatkan dia pada titik negatif,tapi mulut juga bisa menjadi ladang nya fahala jika kamu menempatkan dia pada posisi positif,namun tuhan cuman ngasih kamu hati yang hanya ada kejujuran di dalamnya"

"Itulah kenapa aku bilang kamu spesial dan istimewa"

"Aku nggak maksa kamu untuk menerima kehadiran om zikry,karena aku tahu apa yang om zikry lakukan bukan kesalahan kecil,tapi setiap manusia punya kesempatan kedua zaa,mau kesalahan seberat apapun yang pernah ia lakuiin mereka berhak mendapat kesempatan sekali lagi,tuhan aja memaafkan masa iya kamu sebagai hambanya engga?"

"Sebenarnya kamu beruntung bisa dititipin di panti,coba kalau engga kamu nggak akan bisa ketemu bunda Aan, Abang, adek-adek atau justru kita nggak akan ketemu kalau kamu nggak berasal dari panti,setiap kejadian yang udah terjadi ada hikmah yang bisa di petik zaa,dan kalau kamu mau menerima mereka,orang-orang yang sayang kamu akan bertambah,kamu jadi punya saudara,ibu sambung dan ayah,kamu punya satu keluarga yang lengkap persis seperti lukisan kamu dulu"

"Jadi aku harus menerima mereka?"

"Kalau dari yang aku lihat,jawabannya ya iya"Azka diam sejenak sebelum ia kembali berujar "karena jauh di lubuk hati kamu,kamu sangat ingin menerima mereka,mungkin saat ini kamu hanya kecewa pada diri kamu sendiri atau pada keadaan,aku paham aku ngerti,karena aku juga tahu kalau kamu nggak menyimpan dendam apapun untuk mereka"

Khanza bungkam,apa yang baru saja Azka katakan sama sekali tidak bisa ia bantah,semuanya benar. Mata sendu nya kembali menoleh ke arah Azka "kaa,Tante Samira itu ibu sambung aku? Lalu dimana ibu kandung aku?",

"Kalau itu cuman om zikry yang bisa jawab,karena om zikry nggak cerita apapun soal itu"

"Hubungi mereka ka,aku mau ketemu mereka,kamu benar,nggak seharusnya  bersikap bodoh seperti ini" tangis Khanza pecah,ia menutup matanya dengan tangan,namun azka justru menariknya dalam pelukan.

KHANZA ✔Where stories live. Discover now