09:Bukan saingan

4.3K 367 0
                                    

Happy reading!!

***

Mobil hitam yang azka kendarai terparkir sempurna di halaman luas kediaman rahadi,azka turun terlebih dahulu,berlari kecil untuk membuka pintu mobil khanza. Hal kecil yang azka lakukan berhasil membuat khanza mengembangkan senyum nya,khanza menerima uluran tangan azka,lalu keduanya berjalan ke pintu utama.

"Mungkin akan sedikit ramai,ada temen gue juga yang lain,tapi nggak apa-apa mereka semua baik" azka mengulum senyum nya,matanya sesekali melirik ke arah genggaman tangan khanza yang semakin erat. "Jangan jauh-jauh dari gue,gue tau lo pasti nggak akan nyaman"

Khanza tersenyum kecil,menandakan kata ucapan terimakasih melalui tatapannya.

Azka mendorong pelan pintu utama itu,memaparkan ruang tamu yang begitu luas dengan dinding dominan bewarna putih gading,ada beberapa guci pajangan yang turut memperindah rumah,khanza di buat kagum dengan arsitektur rumah yang sangat cantik.

"Hay" seseorang muncul dengan kaus kebesaran dan celana hot pants,tersenyum cantik ke arah khanza.

"Alisya,kaka tercantik nya azka" lanjut perempuan itu mengulurkan tangannya,Khanza tersenyum,ia menoleh ke arah azka berharap azka paham apa yang ingin khanza utaraka.

"Khanza,nama dia khanza kak" ujar azka menjawab segala kegelisahan khanza.

Alisya yang sudah tau kembali tersenyum,semalam ibunya sudah bercerita tentang khanza, dan ibunya berpesan jangan membedakan khanza,jangan biarkan khanza merasa tersisihkan..

"Lo cantik bangetttt" alisya berujar sungguh-sungguh,

"Kaka jauh lebih cantik" alisya mengerutkan kening nya ia tidak mengerti bahasa isyarat.

"Dia bilang lo lebih cantik"

Tawa alisya menggema "ahh bisa ajaa,gue emang cantik,azka aja kalah".

Azka memutar bola matanya "iyalah kalah,gue ganteng bukan cantik" cibir nya.

"Ya intinya gue lebih cantik"

"Terserah"

"Hey kok berisik sih,kasian khanza cape dengerin kalian ribut" bunda dewi datang menegahi percekcokan mulut kaka beradik.

Khanza tersenyum ia  melangkah maju menyalim tangan bunda. "Wahhh sopannya mantu bundaa" bunda dewi mengusap rambut panjang khanza ketika wanita itu menunduk untuk mencium tangan bunda rima.

Teman-teman khanza yang baru datang di buat tertegun,pasalnya mereka mana pernah melakukan itu,biasanya hanya bertukar sapa ramah,perbuatan khanza mengundang mereka semua untuk melakukan hal yang sama,bunda rima sampai tertawa kecil.

"Tertamparkan kalian semuaaa" ujar bunda dewi dengan tatapan menggoda.

Mereka hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,azka mendekat "itu yang pakek kaus putih,arief,yang pakek hoodie kuning seno,dan yang pakek sweeter hitam itu raka" azka memeperkenalkan teman-temannya.

"Hay khanzaaaaa" mereka semua berseru bersamaan seperti anak TK.

Khanza membalasnya dengan senyum ramah di sertai anggukan kecil.

"HAY HAYY SORRY GUE TERLAMBAT" teriakan seseorang mengalihkan atensi mereka semua,marissa datang dengan paper bag di tangannya. Matanya langsung tertuju pada khanza,ia merasa asing dengan perempuan cantik yang berdiri di dekat azka dan di apit oleh bunda rima.

"Itu marrisa,anak dari sahabat papa,sekaligus temen satu kampus gue,adek kelas sih" ujar azka kembali membisikkan di telinga khanza.

"Marissa terlambat ya tante?" Marrisa langsung menuju ke arah bunda dewi menyerahkan paper bag berisi kue yang ia beli

KHANZA ✔Where stories live. Discover now