[17]

2.6K 290 15
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Setelah percakapan mereka di ruang televisi tadi, Taehyung memutuskan untuk tidur di kamarnya sendiri walau Jungkook dengan raut wajah tak terima ikut masuk ke dalam kamarnya juga. Dan Taehyung justru menyesali keputusannya yang terlalu percaya diri untuk tidur sendiri. Ia masih terjaga. Sedangkan Jungkook di kamar sebelah sudah masuk ke alam mimpinya.

Pikiran Taehyung kembali berkelana. Suatu hal yang tak ia sukai saat tak tidur bersama dengan Jungkook. Taehyung itu overthinking. Ada saja yang ia pikirkan saat pikirannya melayang sebelum tidur, alhasil rasa kantuk yang ia miliki menguap entah kemana. Perihal Jungkook, Amma dan Appa yang kini berlalu lalang di pikirannya.

Sungguh, jauh dalam lubuk hati Taehyung—ia ingin sekali—ingin sekali mengiyakan ajakan Jungkook untuk menjalin komitmen. Taehyung juga tak dapat memungkiri, ia memiliki rasa yang sama terhadap sahabatnya itu. Degup jantung dan perasaan berbunga-bunga pada dadanya tentu menjelaskan semua perasaannya. Semua yang ia rasakan hanya pada Jungkook.

Kemudian kilasan masa lalu mengenai keluarganya kembali menghantui. Tentang bagaimana sang Amma yang mencintai Appa nya setengah mati dan bagaimana sikap sang Appa yang tampak begitu mencintai Ammanya. Semua masih terekam jelas pada benak Taehyung, bagaimana cinta sepihak itu terjadi pada orang tuanya. 

Semua menjadi pelajaran. Jelas, kejadian tragis pada keluarganya itu menjadi pelajaran buruk pada kehidupannya. Belajar bagaimana mencintai seseorang sewajarnya. Belajar bagaimana perasaan seorang bisa berubah kapan saja. Belajar—bahwa tak selamanya hidup itu akan bahagia.

Taehyung melirik jam di atas nakasnya. Tiga pagi. Dan ia belum tertidur sama sekali. Padahal sebelum masuk kamar tadi, kantuk sudah menyerang kedua matanya. Mungkin karena tidak ada hangat peluk Jungkook, atau kecupan selamat malam yang biasa ia dapatkan. 

Maka dengan menekan segala gengsi yang ia miliki, Taehyung bangkit dari ranjangnya menuju kamar sang sahabat. Kamar Jungkook yang entah mengapa terasa seperti kamar bersama sebab nyaris hampir tiap malam ia akan tidur bersama sahabatnya itu.

"Kookie?" Taehyung mengintip dari balik pintu. Dapat ia lihat bagaimana tubuh bagian atas sahabatnya yang tak memakai balutan apapun dengan celana boxer selutut. Kasurnya juga tampak berantakan dengan selimut yang terjatuh di lantai. Begitulah kebiasaan tidur Jungkook yang tak pernah diam.

𝐀 𝐃𝐈𝐅𝐅𝐄𝐑𝐄𝐍𝐓 𝐖𝐀𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang