[27]

2.3K 289 15
                                    

Tangis Taehyung perlahan mereda setelah full selama hampir setengah jam ia menangis di pelukan Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangis Taehyung perlahan mereda setelah full selama hampir setengah jam ia menangis di pelukan Jungkook. Posisi mereka juga tidak berubah, terduduk di belakang pintu Apartemen yang tertutup dengan Jungkook yang setia mengelus bagian belakang sahabatnya itu. 

Maka dengan hati-hati Jungkook menggendong Taehyung ala koala. Tangan Taehyung pun refleks melingkar pada leher sahabatnya itu serta menyembunyikan wajah kelewat sembabnya pada ceruk leher Jungkook. Jungkooh sih tidak masalah. Sebab jika sudah menangis seperti ini, Taehyung akan menjadi sangat clingy padanya.

"Mau kemana, Kookie?" Bisik Taehyung pelan.

"Kamar mandi." Jawab Jungkook singkat. Lalu dengan pelan ia dudukkan Taehyung di sebelah westafel, membuat Jungkook kini berdiri di antara kaki Taehyung. "Cuci muka dulu, ya. Jelek banget kamu kalau abis nangis gini."

Taehyung cemberut sebab Jungkook mengejeknya. Walaupun, iya, sih, saat ia melirik kaca yang berada di belakangnya, ia persis seperti zombie dengan mata bengkak, hidung merah, serta rambut yang berantakan. "Tapi kamu masih suka sama aku 'kan?"

Jungkook terkekeh, "Kalau aku bilang enggak?"

Taehyung kini membolakan matanya. Tak bisa menebak apakah Jungkook serius atau bercanda, "Se—serius?"

Jungkook menggeleng pelan, kembali mencium dahi Taehyung kelewat dalam. Membuat keduanya memejamkan mata sejenak, "Mana mungkin, Taehyung. Kamu jelas tahu gimana aku selama ini." Wajah Jungkook mendekat, nyaris membuat hidung mereka bersentuhan. Taehyung saja sudah memejamkan mata. "Kamu selalu ada di hati." Lanjutnya lalu terkekeh melihat ekspresi Taehyung yang kelewat lucu.

Taehyung kembali cemberut, meremat kaos bagian depan yang Jungkook kenakan. "Jangan ngomong gitu. Aku malu, tahu!"

"Iya, ketahuan kok, pipinya langsung merah gini. Gemes." Dan jadilah Jungkook menguyel-uyel pipi gembil Taehyung dengan kedua tangannya. Taehyung memberontak, menggoyangkan kepalanya dengan keras berusaha melepaskan tangan Jungkook dari wajahnya. "Ayo, basuh dulu mukanya."

Taehyung pasrah. Membiarkan Jungkook membasuh keseluruhan wajahnya dengan telaten. Jantung Taehyung berdegub sebab posisi mereka yang terlihat ambigu. "Jungkook....."

"Hm?"

Taehyung kembali meremat baju Jungkook yang kemudian dia sadari jika kaos yang sahabatnya itu kenakan terasa lembab ditangannya. Loh, kenapa dia baru sadar?

"Kaos kamu lembab, Kook. Lepas dulu, nanti kamu masuk angin." Taehyung merengek kala Jungkook tak menghiraukan ucapannya. Sahabatnya itu masih fokus dengan wajah Taehyung yang sekarang tengah dikeringkan dengan handuk kecil. "Jungkook—kamu pasti hujan-hujanan, ya, tadi?" Nada Taehyung begitu sendu saat membayangkan jika Jungkook pontang-panting kala mengangkat telpon darinya.

Jungkook berdeham, "Kamu tahu, aku khawatir. Taehyung, kalau tadi sesuatu terjadi sama kamu, aku mungkin gak akan memafkan diriku. Takut. Aku ketakutan, Tae." Taehyung raih tubuh Jungkook. Ia dekap tubuh itu erat-erat. "Aku takut—kalau aku terlambat, sesuatu yang buruk akan terjadi."

𝐀 𝐃𝐈𝐅𝐅𝐄𝐑𝐄𝐍𝐓 𝐖𝐀𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang