02

1.3K 164 9
                                    

Rasanya Kyungsoo tak ingin meneruskan latihan yang bahkan belum sempat dimulai. Mood seketika berubah setelah seseorang dengan lancang menginvasi ruang latihan miliknya. Coretan tangga nada yang berhasil ia torehkan satu baris pun enggan ia teruskan lagi. Pemuda itu menghela napas, kembali ke arah meja kayu tempatnya menulis tadi. Lebih baik ia mencari angin segar daripada bergumul dengan kesebalan.

Mengemasi buku musik dan memasukkannya ke dalam tas, pemuda bermata bulat itu pun membawa langkahnya meninggalkan ruang latihan. Namun, ketika ia sampai di ambang pintu, sebuah benda kecil terasa mengganjal di bawah sepatu. Kyungsoo memungut benda tersebut penasaran. Sebuah bolpoin rupanya. Menautkan alis, ia memeriksa benda bertinta tersebut. Semakin mengerut ekspresi wajahnya mendapati sebuah nama tertera di badan bolpoin.

Lee Jisu, Departemen Tarian Praktik

Kyungsoo memutuskan untuk menyimpannya. Sekarang ia tahu siapa gadis yang berhasil merusak acara latihannya tadi.

Sesampainya di luar gedung sekolah, Kyungsoo mengurungkan niatnya untuk menelepon supir. Bukankah ia berencana jalan-jalan sebentar sebelum kembali ke rumah? Yang dimaksud sebentar nyatanya tiga puluh menit ia habiskan meniti pinggiran kota sembari merenung. Embusan angin malam terasa hangat memasuki awal musim panas, membuatnya merasa sedikit kurang nyaman.

Langkahnya terhenti di depan sebuah minimarket. Tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat seorang pria dewasa tengah menghisap nikotin di area khusus merokok. Kyungsoo mengamati pria itu sebentar sebelum memutuskan untuk menghampirinya.

"Aku akan memberimu seratus ribu won jika kau membantuku membeli sebungkus rokok."

Pria tadi menoleh, terdengar tertarik dengan penawaran bocah lelaki berseragam di hadapannya. Ia menengok keadaan sekitar, mengangguk setuju saat mendapatinya cukup senggang.

"Marlboro mentol, jangan lupa korek apinya!" perintah Kyungsoo tanpa ragu, menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribu won dan satu lembar uang sepuluh ribu won kepada pria itu.

Satu bungkus rokok berhasil ia dapat. Tanpa mengucapkan terima kasih kepada pria yang sudah membantunya tadi, Kyungsoo langsung saja membukanya. Mengambil satu batang untuk ia selipkan di bibir. Tak terlihat kawanan orang melintas, jadi tidak masalah jika dirinya merokok di tempat ini. Korek api di tangannya menyala dengan satu petikan, bergegas Kyungsoo menyulut ujung rokok miliknya.

Asap mengepul keluar dari lubang hidung dan mulut. Hisapan demi hisapan rasanya seperti candu yang menenangkan. Kyungsoo menutup matanya sejenak, menikmati sensasi yang ia dapati. Tak menyadari jika seseorang tengah berjalan ke arahnya dengan wajah marah.

"Yah, murid sekolah sepertimu tidak seharusnya merokok!" teriak seorang gadis lantang, tanpa basa-basi menarik rokok dari tangan Kyungsoo dan membuangnya ke tanah. Menginjak ujungnya dengan sepatu agar tidak lagi menyala.

"Sial!" Kyungsoo membuka matanya cepat, terperanjak karena teriakan itu. Terlalu memekik suara si gadis asing hingga ia terpaksa menutup kedua telinganya. "Yah, beraninya kau mengambil rokokku!" teriaknya seraya menatap tajam.

"Ternyata dugaanku benar," gadis itu terdengar semakin geram seolah Kyungsoo telah mencuri sesuatu darinya. "Pria tadi sudah membeli sebungkus rokok sebelumnya, dan selang beberapa menit ia kembali untuk membeli satu bungkus lagi. Rupanya murid berandalan sepertimu yang menyuruhnya. Mana rokokmu? Ayo kembalikan atau aku akan melaporkanmu ke polisi!" Gadis itu bahkan tak peduli jika kini ia tengah merogoh kantong jaket yang Kyungsoo kenakan secara paksa.

Days of SunshineWhere stories live. Discover now