15

365 82 8
                                    

Jarum jam berputar cepat, meneriakkan pukul empat lebih lima belas menit ketika ia sampai di lantai enam perpustakaan sekolah. Kyungsoo meletakkan tas ranselnya di atas meja, menarik salah satu kursi untuk ia duduki. Ruang diskusi sengaja ia gunakan untuk belajar kelompok bersama Sehun dan Heyul, pun Jongdae yang memaksa ikut bergabung. Namun, entah mengapa ketiganya bahkan belum juga datang. Mengeluarkan beberapa buku pelajaran dari dalam tas, ia memutuskan untuk memulainya dengan membaca.

"Terima kasih karena telah menyisakan kursi untukku, Kyungsoo."

Pintu ruangan terbuka dan suara Jongdae menyusul beberapa saat kemudian. Kyungsoo menoleh ke arah pintu, mengangguk kecil sebagai jawaban, pandangan mengikuti arah teman sebangkunya mengambil langkah. Tepat di depannya Jongdae mengambil duduk, tetapi pemuda itu tak terlihat berantusias untuk belajar. Justru merebahkan kepala di atas meja dengan santainya.

"Jangan bilang kau bergabung denganku hanya untuk tidur, Kim Jongdae!" Kyungsoo mengerutkan kedua alisnya kesal.

"Hmm, biarkan aku tidur untuk satu hingga dua jam ke depan. Petugas perpustakaan akan memarahiku jika aku duduk di luar dan tertidur. Kalau kau ada di sini, mereka tidak akan berani," timpal Jongdae malas, tak sedikit pun mengangkat wajahnya saat menjawab.

"Terserah padamu," dengus Kyungsoo, kembali mengalihkan fokusnya pada halaman buku di atas meja.

Pintu ruangan kembali terbuka beberapa saat kemudian, tak menarik perhatian Kyungsoo untuk mencari tahu siapa ketika suara langkah kedua sahabatnya begitu ia kenal.

"Jus apel kesukaanmu," seru Heyul begitu ia mengambil duduk di samping Kyungsoo, satu botol minuman dingin ia letakkan di hadapan sang sahabat.

"Thanks, Heyul-ah. Padahal aku lupa meminta kalian untuk membeli minuman."

"Tentu saja kami tidak akan lupa," cibir Sehun yang memilih untuk duduk berseberangan dari Heyul. Menoleh ke samping, pemuda tinggi itu mengerutkan hidung mendapati wajah terlelap Jongdae. "Aku heran mengapa Kim Jongdae tidak pernah belajar, tetapi selalu mendapatkan peringkat baik di departemen kalian?" protesnya ke arah Kyungsoo. Namun, Kyungsoo hanya mengedikkan bahu.

"Ayo kita mulai belajarnya!" seru Heyul begitu Sehun selesai meluapkan protes.

Sejarah Musik dan Teori Musik, Kyungsoo memusatkan perhatiannya pada dua mata pelajaran tersebut. Sementara Heyul berkutik dengan latihan soal Matematika, Sehun memusatkan perhatiannya pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Menggaruk kepalanya berkali-kali, pemuda berkulit pucat itu menjadi satu-satunya pengumbar keluh.

"Mengapa teksnya harus sepanjang ini jika mereka hanya menanyakan satu dua soal saja?" gumamnya frustasi. "Aku benci materi Reading seperti ini."

"Kau juga mengatakan hal yang sama untuk materi Writing dan juga Structure. Bilang saja kau tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris, Oh Sehun!" keluh Heyul menimpali.

Sehun menghela napas frustasi, mengalihkan pandangannya ke arah Kyungsoo yang terlihat tenang. "Soo, ayo ajari aku," pintanya menununtut perhatian.

Kyungsoo menghela napas, menandai halaman pada buku yang ia baca sebelum mengalihkan perhatiannya pada Sehun. "Mana yang tidak kau pahami?" tanyanya.

Sehun menyengir, menyodorkan bukunya untuk Kyungsoo periksa. "Semuanya. Banyak sekali kosa kata yang tidak kumengerti, bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan di bawahnya jika aku sama sekali tidak mengerti isi teks tersebut."

Kyungsoo memutar bola matanya malas. "Setidaknya kuasai lima puluh persen arti dari teks tersebut, sisanya kau bisa menebaknya."

Sehun mengerutkan hidung. "Lalu?"

Days of SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang