28(End)

992 102 31
                                    

Makan malam berakhir sedikit canggung, tetapi Jieun merasa lebih lega karena Jisu memutuskan untuk tidak membahasnya lagi. Meski agak kecewa dengan pilihan sang kakak pada awalnya, Jisu memilih untuk bersikap lebih dewasa dan mendengarkan. Belajar dan berlatih dengan giat adalah hal yang harus ia prioritaskan lebih, tak ingin mengecewakan kepercayaan dan kerja keras Jieun selama ini.

Membereskan meja makan dan membersihkan dapur, Jisu pun menawarkan diri untuk melakukan pekerjaan itu. Membiarkan Jieun beristirahat barang sebentar sebelum sang kakak berangkat shift malam di minimarket tempatnya bekerja. Sempat Jisu berpikir untuk melakukan hal yang sama, mencari pekerjaan paruh waktu setelah Festival Musim Panas nanti berakhir. Namun, gadis itu tidak yakin apakah Jieun akan mengizinkannya bekerja atau tidak.

"Hati-hati di jalan, Kak!" teriak Jisu begitu Jieun berpamitan.

***

Jieun kembali ke belakang meja kasir setelah menata beberapa barang. Menghela napas panjang mendapati suasana minimarket yang terlihat sepi. Satu dua pelanggan terlihat keluar masuk beberapa saat lalu, tetapi kali ini sama sekali tidak ada yang terlihat berkunjung.

"Mengapa sepi sekali?" lirihnya sedikit frustasi.

Apa hanya pikirannya saja, atau memang malam ini suasana terasa berbeda dari biasanya? Tak ingin berpikir lebih, gadis itu menyibukkan diri dengan menata rak kaca tempat rokok di belakangnya.

Suara bel pintu terdengar beberapa saat kemudian, Jisu membalik tubuhnya cepat untuk menyambut. Tersenyum lebar, gadis itu kembali mendapati pelanggan setianya datang berkunjung. Rasanya sudah lama sekali Kyungsoo tidak mampir semenjak ujian akhir semester bahkan setelah ia menyelesaikan audisi.

Mengerut simpul kegembiraan di sudut bibir, pun senyum di wajah gadis itu terjatuh. Jieun kembali memikirkan perkataan Jisu dan perkataan Kyungsoo sendiri. Keduanya terdengar sama dan begitu bersekongkol.

"Kyungsoo, apa yang kau lakukan di sini?" pertanyaan itu Jieun tak yakin kenapa ia mengutarakannya.

Kyungsoo tersenyum kecil, berjalan mendekat ke arah meja kasir untuk menyapa Jieun. Pemuda itu terlihat santai, berbeda sekali dengan ekspresi wajah Jieun yang nampak kaku. "Jika Lee Jisu begitu menyukai minuman yogurt stroberi, lalu minuman apa yang disukai Lee Jieun?" tanyanya.

"Huh?" Jieun tertegun.

"Ayolah, aku hanya ingin membeli minuman kesukaanmu saja dan berdamai," Kyungsoo menimpali.

Jieun tersadar, mencerna jawaban pemuda itu sebelum menjawab. "Aku tidak begitu menyukai dairy product, tetapi berbagai jenis teh aku sangat menyukainya, boricha, matcha, oolong cha, bermacam teh bunga, dan teh buah, apa pun itu aku pasti akan meminumnya."

"Ah, Lee Jieun terdengar seperti mamaku saja," cibir Kyungsoo sebelum melenggang pergi, menuju ke lemari pendingin seperti yang selalu ia lakukan ketika berkunjung.

Dua botol honey and lemon green tea Kyungsoo bawa ke meja kasir beberapa saat kemudian. Jieun terlihat menekuk alis saat menghitung dan menerima pembayaran. Kyungsoo benar-benar membelikannya minuman.

"Tidak saja ingin berdamai, tetapi aku ingin menagih janji padamu." Mengambil satu botol dan mulai membukanya, Kyungsoo menyodorkan botol satunya ke arah Jieun.

Masih heran dengan janji apa yang sebenarnya ingin Kyungsoo tagih, Jieun pun turut meraih botol minuman tersebut, membuka, dan mengambil sedotan minum untuk menikmatinya. Rasa asam buah lemon dan manisnya madu membalut tenggorokannya dengan sensasi dingin, pun aroma teh hijau yang sedikit menenangkan. Sembari menyesap minumannya sedikit demi sedikit, ia menunggu penjelasan pemuda di hadapannya ini.

Days of SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang