13

380 87 5
                                    

Dering ponsel menggema, menghentikan langkah keduanya menuju pintu. Kyungsoo merogoh saku celananya, mengambil ponsel miliknya untuk menjawab panggilan tersebut. Rupanya Sehun, sahabatnya itu menawarkan makan malam bersama setelah selesai berlatih. Tak ketinggalan suara rengekan Heyul terdengar sebagai background musik.

"Makan malam bersama teman-temanku, apa kau keberatan?" Menutup speaker ponsel, Kyungsoo menoleh ke arah Jieun untuk meminta pertimbangan.

Jieun mengangguk kecil. "Tak masalah, yang penting gratis." Menyengir gadis itu kemudian.

"Aku bersama seseorang," ujar Kyungsoo kembali menanggapi Sehun. Dari dalam telepon Sehun terdengar menggodanya, tetapi Kyungsoo tak ambil peduli, dan bergegas mengakhiri panggilan mereka.

"Jadi apa menu makan malam hari ini?" tanya Jieun begitu keduanya meninggalkan studio, berjalan ke arah tangga turun.

"Sehun dan Heyul ingin makan Shabu-shabu," jawab Kyungsoo singkat, tak menemui protes di wajah Jieun membuatnya berpikir jika gadis itu tidak akan keberatan. "Ayo, mereka sudah menunggu kita di depan gedung Departemen Tarian Praktik," ujarnya lagi mempercepat langkah.

Jieun justru tertegun mendengar hal itu. Menjeda langkahnya tiba-tiba seraya menarik lengan Kyungsoo untuk berhenti. "Mengapa harus di sana?" tanyanya canggung.

Kyungsoo menoleh ke arah Jieun, mengerut alisnya tiba-tiba. "Sehun dan Heyul, mereka mengambil jurusan tari," jelasnya, meminta Jieun untuk tak lagi menunda langkah. Gadis itu terlihat menghela napas sebelum menyetujui.

Semoga aku tidak berpapasan dengan Jisu, pikir Jieun dalam hati. Tak menghendaki kemarahan sang adik, jika saja ia tahu Jieun menghabiskan waktunya hampir seharian di sekolah ini. Padahal Jisu sudah memperingatinya untuk tidak melakukan hal itu.

"Hei, Sehun dan Heyul, mereka lebih ramah dan menyenangkan dariku. Kurasa kau akan baik-baik saja," cibir Kyungsoo mendapati perubahan ekspresi di wajah Jieun.

Jieun tersenyum canggung menanggapi, nyatanya bukan hal itu yang ia khawatirkan.

***

Ekspetasi tak selalu berbanding lurus dengan realita. Nyatanya Jieun menemui hal yang sebaliknya. Berharap untuk tidak berpapasan dengan sang adik, justru membawanya kepada tatapan dingin itu. Ketika ia dan Kyungsoo sampai di depan gedung Departemen Tarian Praktik, tidak hanya sahabat Kyungsoo yang menunggu kedatangan mereka, pun dua orang murid lainnya, dan Jisu adalah salah satu di antaranya.

"Aku berpapasan dengan Jisu dan Yeji di depan pintu studio, jadi mengajak mereka sekalian. Lebih ramai lebih menyenangkan bukan?" cetus Sehun begitu Kyungsoo dan Jieun menghampiri mereka. Senyum di wajah pemuda tinggi itu berubah menjadi sedikit licik ketika menyambut Jieun, seolah siap menggoda sahabatnya.

Kyungsoo mengangguk kecil, menyapa Jisu dan Yeji sebelum memperkenalkan Jieun kepada mereka.

"Namaku Lee Jieun, senang bertemu dengan kalian," sapa gadis itu sedikit canggung, senyum lebarnya bahkan tak mencapai ujung mata seperti biasanya, terlampau sibuk mengamati eksperesi sang adik. Jisu nampak diam, tersenyum kecil ketika Jieun menatapnya. Tak ingin bertingkah salah, Jieun berusaha untuk tidak gugup, dan menganggap ini baru pertama kalinya keduanya bertemu.

"Ah, jadi Kak Jieun yang memberikan kupon gratis itu kepada Kyungsoo?" celoteh Heyul begitu ia mendengar jika Jieun lebih tua dari mereka dan sekarang bekerja di sebuah restoran ayam goreng. Tak terdengar menghakimi sedikit pun gadis itu, justru melempar protesnya kepada sang sahabat. "Dan kau, kapan kau akan mengajakku ke sana?" rajuknya pada Kyungsoo.

Days of SunshineWhere stories live. Discover now