16

360 86 10
                                    

Seterik mentari pagi ini, Jisu berwajah sumringah begitu ia sampai di dalam kelas. Sepasang mata menggaris bungah mendapati sebuah kotak kue di atas meja bersamaan dengan kotak bekal kosong miliknya. Kyungsoo telah mengembalikan kotak bekal tersebut sepagi ini meski ia tidak menyerahkannya secara langsung.

"Aku tidak tahu rasa apa yang kalian sukai, tetapi pemilik toko mengatakan jika lemon cupcake dengan vanila mint icing ini paling laris. Selamat berbagi dengan Yeji. Sekali lagi terima kasih untuk camilannya kemarin."
- Kyungsoo

Meletakkan note yang datang bersamanya di atas meja, Jisu pun perlahan membuka kotak tersebut. Semakin lebar senyum gadis itu menemui empat buah cupcake cantik di dalamnya. Tak kuasa untuk tidak mencicipi, jemari telunjuk bergerak mencolek sedikit vanila mint icing yang terlihat begitu menggoda.

"Manis sekali," gumanya, memandangi keempat kue berwarna segar seperti buah lemon dengan toping krim putih.

"Asyik, aku mendapatkan bagian!" girang Yeji begitu ia selesai membaca catatan kecil yang Jisu abaikan di atas meja tadi, jemari bergerak secepat kilat mengambil satu buah cupcake dari dalam kotak. "Kelihatannya enak," lanjutnya bersiap menggigit.

Jisu terkesiap, gerakan cepat Yeji membangunkannya dari lamunan kecil. Menoleh cepat ke arah sang sahabat, kedua tangan menahan lengan Yeji erat. "Tunggu, jangan dimakan dulu. Aku belum mengambil gambar!"

Yeji menghentikan niat, mulut menganga terpaksa menutup kembali. Menghela napas, ia pun mengembalikan cupcake tersebut ke dalam kotak. "Yah, kau benar-benar aneh," keluhnya.

"Ayolah, hanya sebentar. Kau boleh memakan dua buah," Jisu membujuk, tak ingin Yeji merasa kesal karena kekonyolannya itu. 

"Hanya beberapa buah cupcake, mengapa kau begitu serius mengabadikan momennya seperti seorang food vloger. Ah, pasti karena Kak Kyungsoo yang membelikannya, kan?" goda Yeji dari arah samping. Memperhatikan tingkah sahabatnya yang kini tengah sibuk menata dan mengambil beberapa gambar dari sudut yang berbeda, senyum kecil tak luput dari kedua ujung bibir.

"Ayo kita cicipi." Menyimpan ponselnya di bawah meja, Jisu membawa kotak kue tersebut ke atas meja milik yeji, mengambil satu buah untuk dirinya sendiri, pun Yeji melakukan hal yang sama, memungut satu dan langsung menggigitnya. "Hmm, cupcake-nya lembut dan segar, dipadukan dengan icing yang manis dan dingin membuat rasanya semakin enak," tutur Jisu menikmati, binar mata terlalu memuji tentang perpaduan rasa yang kini tengah menguasai lidah gadis itu.

Yeji menggeleng kecil, tak memungkiri rasa yang cukup enak dan menyegarkan. Namun, Jisu terdengar melebih-lebihkan sekali. "Dasar bucin!" ejeknya di tengah kunyahan.

"Yah, siapa yang bucin? Ini karena rasa cupcake-nya benar-benar lezat," balas Jisu tak terima. Kembali mengambil satu gigitan di tangannya, gadis itu benar-benar tak bisa berhenti tersenyum. "Ini cupcake terenak yang pernah aku nikmati," lirihnya, mengundang satu desahan sebal dari mulut sang sahabat.


***

Minggu ini bisa dikatakan sebagai pekan tersibuk di dunia, khususnya para siswa yang tengah bersiap menghadapi ujian semester. Hari demi hari tak luput dari menghapal materi, tak terkecuali murid-murid di Seoul Multi Art School. Beberapa murid bahkan memilih untuk tinggal di sekolah hingga larut malam, tetapi tak sedikit pula yang memilih pulang dan belajar di rumah.

Bagi Kyungsoo pilihan terakhir tak pernah menjadi opsi terbaik, mengulur waktu terdengar lebih bersahabat menurutnya. Dengan begitu ia tidak perlu mendengar sikap sok peduli Minho atau tuntutan akan nilai memuaskan dari Nyonya Do. Itu sebabnya pukul sembilan malam selalu menjadi tolok ukurnya menyudahi kegiatan menguras otak, selebihnya kini Kyungsoo memiliki kegiatan baru yang cukup menyenangkan.

Days of SunshineWhere stories live. Discover now