ALE #1

4.2K 111 3
                                    

-Asing menjadi dekat, dekat
menjadi asing, semua
hanya soal waktu-

°°°°

'brum brum' suara deruman sepedah motor memenuhi parkiran SMA Taruna. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka terutama para cewek.

Terlihat tiga orang cowok turun dari sepedah nya. Mereka berjalan bersampingan sambil menenteng tas di salah satu bahunya. Mereka adalah Ale, Bisma, dan Rizan.

Alister Aldebaran atau sering disapa Ale, remaja dengan penampilan urakan yang namanya sangat famous di area balap. Gaya nya yang keren dan juga sikapnya yang penuh kharisma layaknya khas anak muda, membuatnya banyak disukai oleh gadis-gadis seusianya. Tak hanya di area balap, disekolah pun Ale juga menjadi idola, sikapnya yang suka bikin ulah, ramah dan juga lumayan pintar membuatnya selalu menjadi pusat perhatian.

Ale berjalan sambil mengunyah permen karet kesukaannya dan diikuti oleh kedua sohibnya. Mereka berjalan menuju kelas dan juga beberapa kali membalas sapaan dari orang-orang sekitarnya.

Mereka sudah berada di kelas nya lalu duduk di bangku pojok belakang. Ale yang duduk bersama Rizan sedangkan Bisma duduk bersama Dimas si ketua kelas.

Sudah sekitar 15 menit yang lalu bel berbunyi, namun guru belum juga datang. Dimas si ketua kelas masuk sambil membawa selembar kertas.

"Woh temen-temen dengerin, Bu Intan nggak bisa ngajar, tapi kita dikasih tugas suruh ngerjain buku paket halaman 96, nggak dikumpulin tapi besok dibahas" ucap Dimas.

Suasana kelas mendadak ramai. Ada yang benar-benar mengerjakan, ada yang malah ngerumpi, ada yang tidur, ada yang mabar, ada juga yang malah make up. Semua sibuk sama aktifitasnya sendiri-sendiri.

"Kemana Bu intan?" Tanya Ale.

"Nggak tau sih, tapi tadi gue denger-denger lagi ngrusin anak baru gitu" jawab Dimas.

"Cewek apa cowok?" Tanya Bisma.

"Mana gue tau" jawab Dimas berlalu.

"Mau kemana Lo?" Tanya Bisma ketika Dimas hendak berdiri.

"Ruang OSIS" jawab Dimas. Selain menjadi ketua kelas di kelas nya, Dimas juga menjabat sebagai ketua OSIS tahun ini.

"Kantin yok" ajak Ale.

Bisma dan Rizan mengangguk lalu mengikuti Ale menuju kantin.

Suasana kantin sangat sepi karena saat ini memang masih jam pelajaran.

Ketika lagi enak-enak nya makan tiba-tiba Pak Satriyo si Waka kesiswaan yang terkenal killer datang.

"Heh kalian!" Panggil Pak Satriyo.

"Eh bapak, ada apa pak?" Tanya Ale cengengesan.

"Kenapa kalian ada dikantin saat jam pelajaran?" Tanya Pak Satriyo.

"Kita cuma makan kok pak, lagian Bu Intan juga nggak ngajar pak" jawab Ale.

"Banyak alasan saja kamu, sekarang kalian ke lapangan terus lari keliling lapangan 20 kali" suruh Pak Satriyo.

"Yah pak, tadi yang ngajakin ke kantin tuh Ale pak, jadi hukum aja Ale, saya ikhlas kok pak" ucap Rizan.

"Iya pak, Ale aja" timpal Bisma.

"Bangke lo berdua" ucap Ale.

"Sudah! Sekarang kalian bertiga ke lapangan! Apa mau saya tambahin hukumanya?" Ucap Pak Satriyo.

"Enggak pak enggak pak" jawab Bisma.

Mereka bertiga menuju lapangan untuk menjalankan hukumanya.

Terik matahari membuat keringan bercucuran. Ini sudah putaran ke 19 kali dan mereka masih berlari mengelilingi lapangan. Suasana semakin ramai karena bel istirahat sudah berbunyi. Banyak yang dengan terang-terangan memperhatikan Ale dkk dan yang menjadi objek utama adalah Ale. Keringat yang terus keluar dari pelipisnya membuat Ale semakin terlihat tampan.

Setelah putaran ke 20, Ale dkk duduk dipinggir lapangan.

"Capek juga ya" ucap Bisma.

"Lo sih ngajakin ke kantin, udah tau jam pelajaran" ucap Rizan.

"Lo sendiri juga mau aja diajak ke kantin" jawab Ale.

"Ya gimana lagi" ucap Rizan.

"Ke loker yuk ganti baju" ajak Ale.

Mereka pun pergi ke tempat loker untuk mengambil baju ganti karena baju yang mereka pakai saat ini sudah basah oleh air keringat.

Suasana di tempat loker sangat sepi, hanya ada mereka bertiga.

"Nggak ganti baju lo?" Tanya Rizan.

"Bentar, masih gerah" jawab Ale.

Bisma dan Rizan sudah berganti baju, namun Ale masih leha-leha dengan telanjang dada.

"Lo berdua cari minum gih, haus gue" suruh Ale.

"Duit?" Tanya Bisma.

"Bangke lo, utang lo ke gue berapa anjir?" Tanya Ale balik.

Bisma hanya nyengir "Gitu amat sih sama temen" ucap Bisma.

"Udah buruan" suruh Ale.

"Iye iye" jawab Rizan.

Bisma dan Rizan pun pergi ke kantin.

Ale masih duduk di kursi dekat loker sambil mengibas-ibaskan bajunya sebagai kipas dengan keadaan masih telanjang dada.

"Aaaaaaaa" jerit seorang cewek.

Ale yang kaget pun langsung berdiri "Eh, kenapa?" Tanya Ale sedikit panik.

"Kenapa lo nggak pake baju?" Tanya cewek itu dengan menutup matanya.

Ale melihat badanya yang tak memakai baju "Emang kenapa?" Tanya Ale bingung.

"Iiih, lo nggak punya malu apa? Cepet peke baju lo!" Ucap cewek itu.

Ale langsung mengambil bajunya di loker lalu memakainya dengan perasaan bingung.

"Udah" ucap Ale.

Cewek itu membuka tangannya.

"Dasar nggak punya malu! Lepas baju sembarangan!" Maki cewek itu.

"Suka-suka gue lah" ucap Ale tak terima.

"Nggak punya malu!" Maki cewek itu lagi.

"Dih, bilang aja kalo Lo pengen liat badan gue yang sixpack ini" ucap Ale dengan bangga nya.

"Pede banget sih jadi cowok" ucap cewek itu.

"Biarin lah, gue pede ada yang dibanggakan, gue ganteng, gue keren, gu-" ucap Ale terpotong.

"Bodo amat!!" Ucap cewek itu memotong perkataan Ale.

Cewek itu berlalu meninggalkan Ale dan menuju ke lokernya untuk menaruh buku. Setelah itu, cewek itu pergi meninggalkan Ale tanpa menoleh sedikitpun.

Ale melihat punggung cewek itu yang semakin menjauh hingga tak terlihat. Setelah perginya cewek itu, Ale berjalan menuju loker tepat dimana cewek itu menaruh buku tadi.

'ADISTA CAROLINE XI IPA 2'
Nama yang tertera pada loker tersebut.

"Adista Caroline XI IPA 2?" Ucap Ale membaca nama tersebut. Ia sedikit bingung, pasalnya ia tak pernah mendengar nama tersebut dan ia juga tak pernah melihat cewek itu sebelumnya.

"Woy, ngapain sih lo?" Tanya Bisma.

Ale kaget.

"Lah, Lo kaget? Ngapain sih lo?" Tanya Bisma lagi.

"Nggak papa, lama amat sih lo" ucap Ale sambil menyambar minuman ditangan Bisma.

"Dasar nggak tau terima kasih! Udah dibeliin juga" ucap Bisma.

"Hmm, maksih" ucap Ale yang pasti dengan raut wajah tak ikhlas.

"Kelas yok udah masuk, nanti keburu Pak Satriyo liat" ucap Rizan.

Keduanya mengangguk lalu pergi menuju kelas.

Thank you for reading:)
Jangan lupa vote ya

ALEWhere stories live. Discover now