Bagian Dua: Itou Akira

52 13 30
                                    

Sepuluh menit kemudian, seluruh siswa dikumpulkan di gedung olahraga. Setelah pemberitahuan ini dan itu, mereka diberi hari libur sehari. Karena desas-desus yang beragam, respons siswa tidak terlalu kuat. Selain itu, mereka juga harus mempersiapkan diri untuk ujian tengah semester.

Kakak Rachaela bergabung dalam penyelidikan, jadi gadis itu pulang bersamanya. Yuki yang masih sedikit pucat diantar pulang oleh Kuroki yang merupakan tetangganya. Kai, Miwa, Natsuki, dan Sachi berjalan pulang bersama.

Beberapa orang di jalan sedikit melirik ke arah mereka karena bagaimanapun ini masihlah jam sekolah.

"Kau tidak meramalkan hari ini akan datang, Sachi-chan?" Natsuki bertanya.

"Ah? En, tidak."

Melihat ekspresi tak wajar gadis itu, Kai mengusap kepala Sachi dengan lembut. "Kau tidak benar-benar lepas dari fobia itu, ya?"

"Aku malah merasa semakin parah." Sachi tersenyum tak berdaya. "Padahal aku sudah berhati-hati untuk tidak menyentuh sesuatu pun yang berkaitan dengan kejadian seperti ini."

"Kau memerlukan makanan penutup." Miwa menyengir.

"Aku sedang ingin memakan sesuatu yang berkuah dan pedas."

Kai mengingatkan, "Ini masih terlalu pagi untuk hotpot."

"Aku tidak berkata menginginkannya pagi ini," ucap Sachi. "Nanti malam Allen akan datang ke rumahku untuk belajar bersama. Aku akan minta dibuatkan Allen saja."

"Saat di kelas kau hampir tidak pernah berbicara dengan Allen-kun, tetapi sebenarnya kalian cukup dekat saat di rumah." Miwa menguap malas. "Ingatkan Allen-kun untuk membuat tiga porsi, aku akan ikut."

Natsuki berucap lesu, "Aku juga ingin tinggal di dekat rumah Sachi-chan. Aku bisa diajari pelajaran dan bisa merasakan masakan Allen-san tidak hanya saat Sachi-chan membawa bekal darinya."

"Kenapa kau memanggil Allen dengan -san? Itu selalu membuatku merinding."

"Aku juga."

Sachi dan Miwa saling melempar kerutan dahi.

Di tengah keduanya, Kai diam di tempat. Hirearki aneh dalam keluarga Sachi memungkinkan Allen untuk mengawasi gadis itu bergaul dengan siapa. Sudah menjadi rahasia umum bahwa atas alasan yang belum diketahui, Allen sangat suka menyusahkan Kai.

Atas dasar rasa cintanya pada Sachi, Kai dengan terpaksa tunduk.

Untuk mengurangi dia kehilangan wajah di hadapan Sachi karena Allen, Kai harus menghindari pemuda itu sebanyak mungkin. Meski dia tidak bisa sering ke rumah Sachi untuk masa ini, setelah mereka menikah nanti dia akan berada di atas Allen dalam hirearki yang tidak pernah dia pahami hingga sekarang.

Yang dia perlukan hanyalah bersabar.

"Kai?"

Panggilan Sachi menyadarkannya dari lamunan. Kai mengulas senyum tipis yang sangat mahal bagi siapa pun kecuali Sachi.

"Sampai jumpa besok."

Di perempatan, Kai dan Natsuki berpisah dengan Sachi dan Miwa yang rumahnya searah.

"Ada tempat yang ingin kukunjungi," ujar Sachi.

"Aku yang membeli bunganya, ya?" balas Miwa. Tanpa gadis itu perlu mengatakan apa pun, dia sudah mengerti.

Setelah mampir untuk membeli dua bucket besar bunga mawar putih, Sachi dan Miwa mengunjungi makam Ritsu.

Tidak ada banyak orang di sana, membuat suasana penuh kesunyian.

ENDING [✔]Where stories live. Discover now